Selasa, 7 Mei 2024

Diorama Alam pada Bonsai Penjing: Komposisi dan Perspektif Harus Pas

- Minggu, 15 Januari 2023 | 11:01 WIB
PILIH YANG TEPAT: Pot yang digunakan harus menyesuaikan jenis bonsai. Penggunaan pot datar untuk bonsai berjenis shansui. Sementara itu, pot tinggi untuk tema shumu. (PUGUH SUJATMIKO/JAWA POS)
PILIH YANG TEPAT: Pot yang digunakan harus menyesuaikan jenis bonsai. Penggunaan pot datar untuk bonsai berjenis shansui. Sementara itu, pot tinggi untuk tema shumu. (PUGUH SUJATMIKO/JAWA POS)

Teknik penjing bisa diterapkan di berbagai jenis bonsai. Teknik yang menonjolkan nuansa alam itu terbilang cukup kompleks. Pasalnya, perlu pengalaman dan jam terbang tinggi.

---

PULUHAN bonsai terlihat di lahan milik Alifiman Eratama, penghobi tanaman asal Surabaya. Pria 30 tahun itu memiliki bonsai dari berbagai jenis maupun ukuran. Saat Jawa Pos berkunjung Kamis (12/1) lalu, bonsai bernuansa alam atau lebih dikenal sebagai bonsai penjing sangat menarik perhatian.

Sujud, sapaan akrabnya, menggeluti dunia perbonsaian sejak 2014 secara otodidak. Secara umum, ada dua aliran bonsai penjing, yaitu Tiongkok dan Jepang. Perbedaan keduanya terbilang mencolok. Bonsai penjing asal Tiongkok lebih mengedepankan unsur artistik dan asimetris. Sementara itu, teknik Jepang menonjolkan kerapian, baik ukuran, ketinggian, maupun jarak percabangan. ’’Bergantung selera masing-masing. Saya pribadi lebih condong ke Tiongkok karena lebih natural dan artistik. Sementara, Jepang lebih ke arah disiplin,’’ terangnya.

Sujud memaparkan, teknik penjing asal Tiongkok terbagi lagi menjadi tiga, yaitu shumu, shanshui, dan shuihan. Pada penjing shumu, pohon merupakan elemen yang paling dominan, baik dengan kuantitas satu maupun lebih. Penjing shanshui menggunakan beragam komposisi seperti batu yang dipadukan dengan pohon hingga menampilkan lanskap alam. Terakhir, penjing shuihan adalah paduan air dan daratan. ’’Masing-masing teknik atau pembuat punya ciri khas tertentu. Tidak ada yang paling bagus atau jelek,’’ tegasnya.

-
JAGA PERAWATAN: Sujud memangkas salah satu koleksi bonsainya. Pemangkasan rutin dilakukan ketika muncul tunas daun baru. Jika terlalu lebat, mengganggu penampilan dan memengaruhi akar. (PUGUH SUJATMIKO/JAWA POS)

Pria asli Surabaya itu menjelaskan, pembuatan bonsai penjing cukup kompleks, terutama pada aspek perspektif. Sebab, bonsai itu adalah diorama yang merepresentasikan pemandangan alam asli sehingga tetap tampak indah dan nyata ketika dipandang dari berbagai sisi. Tentu berbeda dengan bonsai bergaya ’’formal’’ yang hanya memprioritaskan satu sisi. ’’Ada perhitungannya tersendiri, pengalaman dan jam terbang yang menentukan. Bagi saya, teori hanya sekitar 10 persen,’’ ujarnya.

Sujud mencontohkan, jika nuansa alam merupakan pegunungan dan air terjun, cabang pohon harus mengarah ke bawah. Serta, penggunaan batu tebing yang telah diukir untuk menonjolkan panorama alam lebih terlihat. Selain itu, pot yang digunakan harus tinggi untuk menopang ukuran pohon. Ukiran-ukiran Tiongkok pada pot pun semakin menambah nuansa. ’’Komposisinya bisa dibuat secara tematik. Misalnya, pas momen Imlek, ditambah lampion. Sejarahnya sendiri kan juga berasal dari Tiongkok,’’ ungkapnya.

Atau, jika nuansa perbukitan dengan aliran sungai di tengah, batu yang digunakan tak terlalu tinggi dan bisa diganti menggunakan media tanam moss. Selain itu, pemilihan pot harus memakai yang datar agar pandangan tak terhalang apa pun. Penambahan ornamen patung kecil juga bisa dilakukan agar lebih hidup. ’’Kebanyakan orang lebih suka penjing alam dengan tambahan patung kecil sedang minum teh karena bikin perasaan lebih tenang,’’ tuturnya.

-
PILIH YANG TEPAT: Pot yang digunakan harus menyesuaikan jenis bonsai. Penggunaan pot datar untuk bonsai berjenis shansui. Sementara itu, pot tinggi untuk tema shumu. (PUGUH SUJATMIKO/JAWA POS)

Semua jenis bonsai bisa di-penjing, mulai santigi, serut, sancang, hingga beringin iprik. Yang perlu diperhatikan, cabang harus diikat menggunakan kawat sejak masih seukuran pensil. Fungsinya, mengarahkan cabang sesuai keinginan. Rata-rata membutuhkan waktu selama tiga bulan. Jika kawat hampir tenggelam karena pertumbuhan batang, perlu diulang lagi. ’’Eksekusi pembentukan tergolong cepat. Yang lama itu cari ide dan bahannya. Bahkan, ada patung yang harus impor karena di sini jarang. Batu pun di-custom sendiri pakai semen dengan rangka besi supaya desainnya sesuai,’’ papar bapak dua anak itu.

Bonsai sebaiknya diletakkan di outdoor karena merupakan tanaman tipe ’’full sun’’. Meski begitu, bisa juga di indoor asalkan dijemur setiap hari selama tiga hingga lima jam. Bonsai harus dirawat dengan baik, salah-salah malah bikin mati. Bonsai bisa disiram dua kali sehari dan diberi pupuk organik sekali sepekan.

-
Bonsai. (PUGUH SUJATMIKO/JAWA POS)

Editor: Ilham Safutra

Tags

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.

Terkini

Top Up Genshin Murah? Lapakgaming Solusinya

Kamis, 18 April 2024 | 17:45 WIB