Rabu, 8 Mei 2024

Budi Santosa, Kolektor Mobil Kuno yang Kesengsem Nilai Historis

- Minggu, 8 November 2020 | 15:39 WIB
Budi Santoso bergaya di Austin Seven 1937. (Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos)
Budi Santoso bergaya di Austin Seven 1937. (Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos)

Deretan mobil-mobil kuno terpajang di pabrik Agrindo, Gresik, sore itu (4/11). Kebanyakan mobil-mobil tersebut berwarna hitam, cokelat, atau warna klasik lainnya seperti putih. Namun, ada satu mobil yang lebih mencolok, yakni Austin Seven (1937) open kap hijau tua.

---

Mobil itu dulunya berwarna biru, saat Budi Santosa membeli mobil tersebut dari pool taksi bekas di Surabaya. Dia membeli mobil itu pada 1980. Sejak mendirikan Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) pada 1979, pendiri Grup Rutan dan Grup Agrindo itu semakin keranjingan koleksi mobil-mobil antik. ”Mobil ini pernah dipakai Bung Tomo (Sutomo) pada saat peristiwa 19 September 1945,” sebut BS, sapaan akrab Budi.

Pria yang tahun ini bakal berusia 72 tahun itu lantas menceritakan sejarah mobil mungil tersebut. Bung Tomo pernah menggunakan mobil itu pada 19 September 1945 di sekitar Hotel Oranje/Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) untuk persiapan orasi. Saat itu suasana Surabaya tegang karena Belanda mengibarkan bendera merah-putih-biru di hotel tersebut. Bung Tomo menaiki taksi itu untuk transportasinya di sekitar Surabaya dalam menyiarkan orasi melalui radio.

BS ingat, pada saat dia membeli mobil Austin Seven (1937) itu, si pemilik pool taksi bekas tidak tahu kalau mobil itu adalah saksi bisu peristiwa Hari Pahlawan. Sebelum mobil tersebut pindah ke tangan BS, Austin Seven (1937) itu pernah dipakai menjadi taksi pada 1938–1949.

BS membeli tiga mobil Austin Seven dari pool taksi. Satu di antaranya berjenis open kap. Mobil itu lantas ditelitinya. BS membuka data-data dari Arsip Nasional RI dan Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Dia mencocokkan tipe dan nomor seri mobil. Diekspor dari mana, tahun berapa, berapa unit yang dikirim ke Indonesia. Dari riset itu, dia tahu bahwa bekas taksi yang dibelinya adalah mobil bersejarah.

Riset seperti ini juga dia lakukan ketika membeli mobil-mobil lainnya. Misalnya, mobil Chevrolet (1948) yang dibelinya dari kerabat temannya di Surabaya. Mobil itu dia beli seharga Rp 100 ribu pada 1979. Murah karena mobilnya sudah tua dan mesinnya rusak. BS pun membeli mobil rongsokan itu dan mengganti mesinnya dengan mesin yang baru.

Riset mandiri juga dilakukannya pada mobil tersebut. Rupanya, mobil Chevrolet lawas itu pernah dipakai untuk menjemput Jenderal Sudirman yang sedang gerilya di sekitar kawasan Gunung Lawu. Mobil itu pernah menjadi kendaraan operasional Otoritas Eksekutif Sementara Perserikatan Bangsa Bangsa atau United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) di Indonesia.

Mobil produksi Amerika Serikat (AS) itu didatangkan sekutu dalam rangka peralihan kekuasaan dan dikirim menuju Keraton Jogjakarta Pakualaman. ”Saya mengompilasi latar belakang mobil-mobil ini dari banyak literatur,” ucap BS.

Kakek empat cucu itu selalu membeli mobil yang mempunyai ciri khas. Ciri khas itu bukan saja diukur dari kekunoan, kelangkaan, jenis, dan tipe mobil, atau bentuk fisik mobil. Lebih dari itu, kisah di balik mobil-mobil itulah yang membuatnya kesengsem pada mobil kuno. Aktivitas itu semakin digandrunginya sejak dia tak lagi memimpin perusahaan agribisnis miliknya. “Banyak nganggur. Jadi, saya semakin ada waktu untuk hobi,” imbuh suami Jane Santoso itu.

Latar belakang BS memang lekat dengan sejarah. Dia merupakan dewan pakar Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) serta masih mempunyai garis keturunan dari Keraton Sumenep. Ayah BS, Om Tan, adalah imigran dari Tiongkok pada masa perang dunia II yang mengungsi ke Indonesia. Lantas, ayah BS menikah dengan warga Indonesia, Sri Indrayani. Saat masih kecil, BS yang lahir dan tinggal di Malang sering melihat sang ayah menjalin relasi dekat dengan tokoh-tokoh sejarah di Malang.

Dari 25 mobil kuno koleksi BS, tak semuanya sekadar menjadi pajangan atau dibawa mengaspal sesekali. Ada mobil yang dia permak, lantas disewakan untuk umum. Di antaranya, Dodge Limousine (1938) yang pernah digunakan eks Gubernur Jatim Ario Soerjo pada 1945. Mobil itu dulunya berwarna biru, dipoles jadi warna cokelat keemasan. “Disewakan untuk manten. Ya, lumayan buat tambahan (pemasukan, Red), hehe,” guraunya.

Saksikan video menarik berikut ini:

https://www.youtube.com/watch?v=fdVDk9B72FM

Editor: Dhimas Ginanjar

Tags

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.

Terkini

Top Up Genshin Murah? Lapakgaming Solusinya

Kamis, 18 April 2024 | 17:45 WIB