Selasa, 7 Mei 2024

Kisah Abah Selem, Kolektor Sepeda Kuno Sepeda Onthel Puluhan Juta

- Senin, 3 Juli 2017 | 20:31 WIB
MENURUN KE ANAK: Abah Selem (kiri) dan anaknya, Ahmad Sahudah, menunjukkan beberapa sepeda lawas yang jadi koleksinya.
MENURUN KE ANAK: Abah Selem (kiri) dan anaknya, Ahmad Sahudah, menunjukkan beberapa sepeda lawas yang jadi koleksinya.


Kecintaan Muslim pada sepeda kuno tidak hanya hobi mengayuhnya. Pria yang akrab disapa Abah Selem itu memiliki misi. Yakni, turut ambil bagian dalam pelestarian budaya.





NURUL KOMARIYAH, Gresik





TIGA sepeda kuno menggantung di dinding sebuah resto bebek di kawasan Jalan Gubernur Suryo. Empat lainnya berjajar di lantai. Salah satunya, merek Fendt buatan Prancis. Sepeda itu dilengkapi wadah air mirip kendi dari material besi yang kerap digunakan para serdadu ketika masa perang melawan penjajah. Pompa sepeda dari batangan besi terselip di dekat roda belakang sepeda.



Sepeda itu merupakan satu di antara tujuh koleksi milik Abah Selem. Dia membelinya pada 2014 dari salah seorang teman seharga Rp 40 juta. Menurut dia, sepeda merek Magnet merupakan paling kuno di antara semua koleksinya. Sepeda produksi Belanda tersebut dibeli pada 2011 dengan banderol Rp 48 juta.



Abah Selem menyatakan, sepeda itu merupakan hasil rampasan perang. Jika dilihat, Magnet memang punya aksesori paling lengkap. Ada borgol dan lampu minyak di bagian depan. Kanan dan kiri roda belakang diapit tas besi. ’’Empat tahun lalu pernah saya pakai untuk ikut menjamu tamu se-Asia Tenggara yang datang ke Gresik buat belajar budaya,’’ katanya.

Halaman:

Editor: Suryo Eko Prasetyo

Tags

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.

Terkini