Saat tiba harus memilih sewa atau beli hunian, pertimbangan faktor keuangan menjadi yang utama. Properti bisa menjadi aset dan investasi. Kemampuan membeli, khususnya skema kredit, harus diperhatikan.
---
CERTIFIED financial planner (CFP) Rizqi Syam menjelaskan, dari jenis income saja, setiap orang punya pola yang berbeda. Ada yang memiliki pendapatan stabil seperti karyawan. Ada juga yang fluktuatif seperti pengusaha.
”Rumusannya, kita akan lihat dari tiga hal, yaitu harga properti, gaji, dan kemampuan kredit ideal. Sederhananya, jika cicilan masih di bawah angka 25 persen dari income bulanan tanpa cicilan lainnya, opsi membeli bisa dibilang aman,” ujar Rizqi di Jakarta Jumat (30/6).
Baca Juga: BMKG Catat 53 Gempa Susulan Setelah Gempa di Bantul
Rizqi membeberkan, rasio utang yang ideal adalah 35 persen dari pendapatan. Pembagiannya, 20–25 persen untuk kredit produktif. Misalnya, tempat tinggal. Sisanya adalah konsumtif seperti untuk pembelian barang-barang lain.
Menurut dia, seseorang harus memiliki proyeksi yang matang tentang pekerjaan yang dijalani atau bisnis yang sedang ditekuni. Setidaknya, sebelum mencicil atau membeli rumah, ada gambaran tentang cara melunasi.
”Karena income tidak hanya digunakan untuk mencicil rumah pastinya. Ada kebutuhan untuk menyisihkan yang lain seperti tabungan dana darurat, asuransi, kesehatan, dan investasi,” urainya.
Rizqi menuturkan, jika rasio cicilan dibanding income di atas 25 persen, opsi sewa lebih aman dan rasional. ”Lebih baik kita tunda untuk membeli hunian. Sambil menyewa, kita memupuk DP yang lebih besar agar cicilan bisa kita tekan,” tuturnya.
Berbicara mengenai dilema sewa atau beli rumah, CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengakui bahwa generasi milenial dianggap sulit membeli rumah pertama. Biaya hidup yang tidak seimbang dengan pendapatan membuat sulit membeli rumah.
Imbasnya, mereka frustrasi dan mengalihkan prioritas pada leasure seperti traveling atau kuliner dibanding menabung untuk membeli rumah.
”Prioritas tersebut merupakan bentuk frustrasi generasi milenial lantaran harga properti yang terlalu tinggi. Bukan mereka tidak mau beli,” ujarnya.
Menurut Ali, pemerintah juga berupaya meningkatkan rasio kepemilikan rumah. Misalnya, program terobosan rent to own sehingga memungkinkan nasabah menyewa rumah lebih dulu untuk kemudian diubah menjadi hak milik.
Artikel Terkait
Kepmen PUPR soal Batas Rumah Subsidi Bebas PPN yang Baru Dipastikan Terbit Tahun ini
Jumlah Kontingen Naik Dua Kali Lipat, Jawa Timur Siap Jadi Tuan Rumah Fornas IX
Kapolres Metro Tetapkan 2 Tersangka Baru Rumah Aborsi di Kemayoran, Satu Pacar Pasien
Dititipi Kakak Ipar Beli Rumah, Diam-Diam Sertifikat Diagunkan ke Bank oleh Hartini
Cristiano Ronaldo Bangun Properti Senilai Rp 534,5 Miliar, Tetangga: Itu Rumah Apa Rumah Sakit?