img_title
Foto : Pinterest

IntipSeleb Gaya Hidup –Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta adalah istana resmi Kesultanan yang kini berlokasi di Yogyakarta. Keraton ini pecahan dari Keraton Surakarta Hadiningrat dari Mataram Islam Surakarta (Kerajaan Surakarta).

Sehingga dinasti Mataram diteruskan oleh 2 Kerajaan yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. Selain itu, luas dari Kesultanan Yogya ini mencapai 184 hektar yang meliputi area di dalam benteng Baluwarti, alun-alun Lor, alun-alun Kidul, gapura Gladak, dan kompleks Masjid Gedhe Yogyakarta.

Kemudian, untuk luas kedhaton (inti keraton) ini mencapai 13 hektar. Walaupun Kesultanan Yogyakarta ini diresmikan Republik Indonesia sejak tahun 1945 silam, kini keraton tersebut masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan juga dibuka sebagai tempat wisata untuk masyarakat umum.

Diketahui, bahwa sebagian kompleks keraton itu adalah museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini adalah salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik yang memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.

Keraton Yogyakarta

Pinterest
Foto : Pinterest

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang kerap kali kita kenal dengan Keraton Yogyakarta. Keraton ini adalah istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keraton yogyakarta ini berada di pusat Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas Keraton Yogyakarta ini seluas 14.000 meter persegi. Dalam Keratonnya terdapat banyak bangunan-bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal sultan dan keluarganya serta abdi dalem keraton.

Keraton Yogyakarta ini berdiri sejak 1755 sebagai hasil dari Perjanjian Giyanti. Usut punya usut ternyata Keraton Yogyakarta ini sebagai cikal bakal dari keberadaan pemukiman yang meninggalkan jejak-jejak sejarah dan masih bisa kita jumpai hingga saat ini.

Hal itu pun dibuktikan dengan ditetapkannya Kawasan keraton yang sebagai salah satu kawasan cagar budaya di Yogyakarta sesuai dalam SK Gubernur No. 186/201. SK itu meliputi wilayah dalam benteng Baluwarti (Njeron Benteng), dan sebagian wilayah di Mantrijeron, Mergangsan, Gondomanan, dan Ngampilan.

Selanjutnya, pada tahun 2017 terbit Peraturan Gubernur nomor 75/2017 yang menggabungkan kawasan cagar budaya Malioboro dan dalam benteng Kraton (Baluwarti). Kemudian menjadi satu kawasan yaitu Kawasan Cagar Budaya Keraton, yang membujur dari Tugu sampai Panggung Krapyak.

Keraton ini sebagai komplek kegiatan budaya dan tempat tinggal Sri Sultan Hamengkubuwono dan keluarganya. Sehingga tidak semua terbuka untuk umum.

Untuk bentuk bangunan dari keraton ini memiliki model dari Eropa (Portugis, Belanda) dan China. Selain itu, arsitektur keraton ini dirancang oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I sekaligus pendiri Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Bahkan bangunan pokok dari Keraton Yogyakarta ini di desain dengan dasar tata ruang dari keraton dan desain dasar lasnkap kota tua Yogyakarta yang diselesaikan antara tahun 1755-1756.

Sehingga keberadaan dari Malioboro tidak dapat dilepaskan dari berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai unsur integral dalam tata ruang ibukota kerajaan.

Kemudian di jalan Malioboro ini terdapat Kepatihan sebagai pusat pemerintahan sehari-hari dan Pasar Gedhe sebagai pusat perekonomian warga. Diketahui, keduanya merupakan bagian dari kesatuan tata ruang yang disebut catur gatra tunggal atau catur sagotra.

Keratonan Yogyakarta ini ternyata memiliki empat elemen penting, yaitu politik (Kraton dan Kepatihan), keagamaan (Masjid Gedhe), ekonomi (Pasar Gedhe), dan sosial (Alun-alun). Selain itu terdiri juga tiga bagian yang terdiri dari komplek depan keraton.

Komplek depan dari keraton ini terdiri dari Gladhjak-Pangurakan (Gerbang Utama), Alun-alun Ler, dan Masjid Gedhe . Kawasan komplek inti di Keraton Yogyakarta ini juga tersusun dari tujuh rangkaian plataran mulai dari Alun-Alun Utara hingga Alun-Alun Selatan, yaitu Pagelaran dan Sitihinggil Lor, Kamandungan Lor, Srimanganti, Kedhaton, Kemagangan, Kamandungan Kidul, dan Sitihinggil Kidul.

Sedangkan kompleks belakang kraton terdiri dari alun-alun kidul dan plengkung nirbaya. Sehingga, Keraton Yogyakarta cocok untuk kamu yang ingin berwisata edukasi dan kebudayaan.

Harga Tiket Masuk Keraton Yogyakarta

Jika kamu ingin ke Keraton Yogyakarta ini memiliki harga tiket masuknya. Untuk harga tiket masuk Keraton ini dikenakan biaya tiket masuk yang cukup murah.

Harga tiket masuk baik untuk kunjungan hari biasa maupun akhir pekan ini tetap sama. Untuk wisatawan dosmetik dikenakan harga tiket Rp8000 dan untuk wisatawan mancanegara dikenakan harga Rp15.000

Jam Buka Keraton Yogyakarta

Jika kamu ingin ke Keraton Yogyakarta, maka perlu mengetahui jam operasional bukanya. Diketahui, ternyata sejak Keraton Yogyakarta ini telah dibuka untuk umum, maka banyak wisatawan yang berkunjung.

Mulai dari wisatawan domestik hingga mancanegara pun datang untuk mengetahui isi seluruh Keraton Yogyakarta. Sehingga Keraton Yogyakarta ini dibuka setiap hari dari pagi hingga siang hari.

Untuk jam operasional, Keraton Yogyakarta ini dibuka dari 08.30 sampai 14.00 WIB. Jadi, jika kamu ingin ke keraton ini jangan sampai salah waktu ya!

Jadwal Kegiatan Menarik Di Keraton Yogyakarta

Pinterest
Foto : Pinterest

Keraton Yogyakarta ini memiliki jam kegiatan-kegiatan yang bisa kamu nikmati pertunjukannya sesuai jadwal. Karena, jika selain berkeliling menyusuri bangunan-bangunan yang ada dalam istana, kamu juga bisa menyaksikan beberapa pertunjukan di dalam istana.

Pertunjukan tersebut juga rutin digelar di istana dengan jam dan hari yang telah ditentukan. Ada Pula pertunjukan berupa upacara adat yang diselenggarakan untuk memperingati hari-hari tertentu, sehingga kamu jangan sampai salah jadwal atau ketinggalan ya!

- Pertunjukan Gamelan pada hari senin dan selasa pukul 10.00-12.00 WIB

- Pertunjukan Wayang Kulit pada hari sabtu pukul 09.00-13.00 WIB

- Pertunjukan Tarian pada hari minggu dan kamis pukul 19.00-12.00 WIB

- Pembacaan Puisi pada hari jumat pukul 10.00-11.30 WIB

- Pertunjukan Wayang Golek pada hari rabu pukul 09.00-12.00 WIB

Wisata di Keraton Yogyakarta

Pinterest
Foto : Pinterest

Jika kamu pergi ke keraton ini, hal yang pertama kali terlintas ketika berkunjung ke sini adalah dengan menyusuri seluruh bagian istana.

Namun, jika kamu sebagai wisatawan ini mengunjungi situs sejarah. Maka wisata ini masih dibuka dan beralih fungsi menjadi museum, fasilitas umum, dan permukiman.

Lantas, apa saja wisata-wisata di Keraton Yogyakarta yang wajib dikunjungi? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

1. Kompleks Alun-Alun Utara

Di keraton ini ternyata terdapat bagian utara Keraton Yogyakarta, yang kini luasnya semakin dipersempit. Diketahui, bahwa lokasi ini digunakan sebagai acara rakyat dan kerajaan yang melibatkan masyarakat sekitar.

Namun, pada hari-hari biasa, area ini ternyata digunakan sebagai area parkir dan sepak bola oleh warga sekitar.

2. Masjid Gedhe

Wisata kedua dari keraton ini ternyata memiliki komplek masjid raya kesultanan yang terletak di sebelah barat kompleks alun-alun utara. Area itu lebih dikenal sebagai kompleks yang masjid gedhe kauman yang dikelilingi oleh dinding yang tinggi yang memiliki bangunan induk berbentuk menyerupai tajug persegi tertutup dengan atap bertumpang tiga.

3. Kompleks Siti Hinggil Ler

Selain itu, wisata Komplek Sito Hinggil Ler yang. terdapat dalam kompleksitas digunakan untuk menyelenggarakan upacara-upacara resmi kerajaan. Tak hanya. itu, kompleks ini juga letaknya lebih tinggi dari tanah disekitarnya, dan terdapat deretan pohon gayam.

4. Kompleks Siti Hinggil Kidul (Sasana Hinggil)

Sementara itu, wisata di Keraton Yogyakarta selanjutnya adalah Kompleks Siti Hinggil Ler yang lebih dikenal dengan Sasana Hinggil Dwi Abad berada di sebelah utara alun-alun Kidul. Area ini ternyata difungsikan untuk pagelaran seni pertunjukan seperti wayang kulit, pameran dan sebagainya.

5. Kompleks Kamagangan

Wisata yang wajib kamu kunjungi selanjutnya adalah Kompleks. Kamagangan yang memiliki gerbang dengan patung dua ekor ular yang menjadi simbol tahun berdirinya keraton. Di kompleks ini juga ternyata terdapat Bangsal Magangan yang berada ditengah halaman yang berfungsi sebagai tempat upacara Bedhol Songsong dan pertunjukan wayang kulit. (rgs)

Topik Terkait