Dinas Pendidikan Bengkulu Utara Kenalkan Reog Ponorogo

:


Oleh MC Bengkulu Utara, Selasa, 9 Mei 2017 | 20:21 WIB - Redaktur: Kusnadi - 13K


Arga Makmur, InfoPublik – Pemkab Bengkulu Utara menggelar pertunjukan budaya pencak silat dan reog Ponorogo di alun-alun Rajo Malim Paduko Bengkulu Utara, bertujuan untuk mengenalkan dan melestarikan budaya bangsa..

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Margono,S.Pd mengatakan, guna melestarikan budaya bangsa, Selasa (9/5), bertepatan dengan upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan menampilkan budaya lokal pencak silat dari IPSI cabang Bengkulu Utara dan Reog Ponorogo dari Sanggar Langgeng Budoyo Bengkulu Utara.

“Ini dimaksudkan agar masyarakat, khususnya anak-anak sekolah mengenal dan mencintai kekayaan budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia,” katanya.

Dijelaskan, Sanggar Langgeng Budoyo Desa Magelang, Kecamatan Kerkap, Kabupaten Bengkulu Utara, berada di bawah binaan pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Meurutnya, sanggar tersebut memperoleh bantuan dana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 2016 senialai Rp90 juta.

“Kita pergunakan dana tersebut untuk membeli peralatan perlengkapan reog Ponorogo dan kesenian kuda kepang. Perlengkapan tersebut berupa kepala hariamau berhisakan bulu merak asli, gendang, selopret, saron, kenong, demung, gong," katanya.

Margono juga menjelaskan, sebuah cerita rakyat asal usul kesenian Reog Ponorogo yang merupakan kesenian dari daerah jawa timur, yaitu kisah cinta antara seorang raja Prabu Klono dengan Dewi Songgo Langit..

"Reog Ponorogo diciptakan karena suatu kisah saat Prabu Klono melamar Dewi Songgo Langit. Dewi meminta syarat agar lamaran sang Prabu diterima yaitu membuat sebuah pertunjukan dan kesenian yang belum pernah ada di  masa itu. Kesenian pertunjukan dari kepala harimau berhiaskan bulu merak, maka diciptakannya kesenian tersebut secara turun-temurun menjadi kebudayaan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Karenanya reog Ponorogo tidak hanya terkenal di daerah Jawa, tetapi di seluruh Indonesi, bahkan di luar negri,” jelasanya.(MC Bengkulu Utara/Gs/Dev/Kus)