5 Fakta Menarik KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah, Organisasi yang Tengah Menguji Ganjar-Mahfud

JAKARTA, iNews.id - Profil dan fakta menarik KH Ahmad Dahlan menjadi sorotan netizen setelah pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, menghadiri Dialog Terbuka Muhammadiyah. Acara tersebut digelar di Gedung Cendekia, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

Acara ini digelar oleh PP Muhammadiyah merencanakan uji publik dan dialog terbuka untuk tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2024.

Ganjar Pranowo Mulai Kampanye Pilpres 2024 dari Indonesia Timur

Rencana ini muncul setelah kesepakatan dalam rapat Pleno PP Muhammadiyah sebagai respons terhadap permintaan pertemuan para calon dengan petinggi organisasi.

"Sesuai kesepakatan dalam rapat Pleno PP Muhammadiyah kemarin, akan diadakan uji publik atau dialog dengan masing-masing calon presiden-calon wakil presiden di Kampus Muhammadiyah," ungkap Abdul Mu'ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, pada Kamis (23/11/2023).

Andi Gani Mundur dari Komisaris PT PP, Fokus Menangkan Ganjar-Mahfud

Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah menjadi tempat bagi jutaan anggota yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air.

Berdiri pada 18 November 1912 di Kauman, Yogyakarta, organisasi ini diinisiasi oleh Muhammad Darwis atau lebih dikenal sebagai Kyai Haji Ahmad Dahlan.

Capres Ganjar Pranowo Temui Boediono Bahas Kondisi Perekonomian Indonesia

Pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari Timur Tengah mendorongnya untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah pada 18 November 1912 di Jogja.

Di bawah kepemimpinan Ahmad Dahlan, Muhammadiyah memfokuskan diri pada bidang kemasyarakatan dan pendidikan.

Rektor UMJ Bantah Ada Intimidasi dan Kekerasan Tim Ganjar ke Mahasiswa

Organisasi ini mendirikan lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, mengadakan rapat-rapat dan tabligh, mendirikan badan wakaf dan masjid, serta menerbitkan berbagai literatur keislaman.

Namun, di balik kesibukannya dalam memimpin Muhammadiyah, ternyata terdapat beberapa fakta menarik tentang sosok Pahlawan Nasional ini yang mungkin belum banyak diketahui oleh publik.

PPP Sebut Program Insentif Guru Keagamaan Layak Jadi Kebijakan Nasional Ganjar-Mahfud

Berikut adalah 5 fakta menarik KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah yang saat ini tengah menjadi perbincangan hangat.

5 fakta menarik KH Ahmad Dahlan

1. Sosok Tokoh Pahlawan Nasional

KH Ahmad Dahlan menyandang gelar Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan surat keputusan Presiden No 657 tahun 1961. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas peranannya dalam membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan dan pembaharuan Islam. KH Ahmad Dahlan tutup usia pada 27 Desember 1961 dan dimakamkan di Yogyakarta.

2. Putra dari Seorang Ulama Tersohor

Dengan nama kecil Raden Ngabei Ngabdul Darwis atau Muhammad Darwisy, Ahmad Dahlan berasal dari keluarga yang tak biasa. Ayahnya, KH Abu Bakar, adalah seorang ulama dan khatib di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta, sedangkan ibunya adalah putri dari pejabat penghulu kesultanan, H. Ibrahim.

3. Dikenal Sebagai Tokoh Pembaharu

Ahmad Dahlan diakui sebagai tokoh pembaharu agama Islam di Indonesia. Pemikirannya mencuat lewat perubahan cara berpakaian, di mana dia menggabungkan unsur pakaian Belanda dengan tradisional, suatu langkah yang dianggap kontroversial pada masanya. Selain itu, dalam hal kesehatan, ia mengadopsi metode pengobatan Belanda, memberikan kontribusi besar pada perkembangan masyarakat.

4. Naik Haji di Usia Muda

Salah satu fakta menarik tentang Ahmad Dahlan adalah bahwa ia menunaikan ibadah haji saat berusia 15 tahun. Setelah menjalani haji, ia memutuskan untuk menetap selama lima tahun di Tanah Suci, mempelajari ilmu agama dan berinteraksi dengan tokoh agama penting seperti Rasyid Ridha, Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Ibnu Taimiyah.

5. Bergabung dengan Boedi Oetomo

Setahun setelah Muhammadiyah berdiri, Ahmad Dahlan bergabung dengan organisasi pemuda Boedi Oetomo pada tahun 1909. Organisasi ini, yang didirikan oleh dr. Soetomo, Budi Oetomo, dan mahasiswa STOVIA, memberikan inspirasi bagi Ahmad Dahlan untuk membangun sekolah sendiri dengan dukungan dari organisasi yang resmi dan permanen.

Editor : Simon Iqbal Fahlevi