Torang Sitorus Mengupas Keindahan Ulos Lewat Buku dengan 376 Halaman

Baru diluncurkan pada Rabu, 9 Februari 2022

Kain tenun merupakan aset dan warisan budaya tak benda yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal, filosofi kehidupan dan menjadi sejarah dalam perjalanan kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah tenun Batak atau kain ulos yang menggambarkan lingkaran kehidupan masyarakat Batak, mulai dari kelahiran, pernikahan, hingga kematian.

Gak heran, terdapat banyak orang yang sangat mencintai kain warsa khas Suku Batak ini, termasuk Torang Sitorus. Dirinya baru saja mengulas keindahan kain ulos dalam sebuah buku berjudul “Identity in a Piece of Cloth - The Batak Ulos” pada Rabu (9/2/22). Nah, berikut ini sedikit gambaran dari buku karya Torang tersebut.

1. Sarat makna dan pesan mendalam akan salah satu kekayaan nusantara

Torang Sitorus Mengupas Keindahan Ulos Lewat Buku dengan 376 HalamanPeluncuran buku “Identity in a Piece of Cloth - The Batak Ulos” karya Torang Sitorus. 9 Februari 2022. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Menurut Torang, ulos merupakan benda yang selalu melekat dan memberikan perlindungan bagi manusia. Ulos bisa dijadikan selimut jiwa saat kedinginan dan juga tempat bernaung di musim hujan.

Ulos gak akan pernah usang sampai kapan pun. Oleh karena itu, buku yang menceritakan ulos ini diyakini sarat akan makna dan pesan mendalam akan salah satu kekayaan nusantara yang berasal dari Sumatera tersebut.

"Buku ini sarat makna dan pesan yang mendalam tentang kekayaan nusantara asal Sumatera, yakni kain ulos. Ditulis langsung oleh orang yang gak asing lagi dengan khazanah kain ulos," jelas Sabar selaku Moderator.

2. Mengupas 176 koleksi ulos sebagai identitas masyarakat Batak

Torang Sitorus Mengupas Keindahan Ulos Lewat Buku dengan 376 HalamanPeluncuran buku “Identity in a Piece of Cloth - The Batak Ulos” karya Torang Sitorus. 9 Februari 2022. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Dalam acara peluncurannya, diketahui bila buku karya Torang tersebut berisi tentang ulasan perjalanan dirinya sekaligus ulasan tentang 176 koleksi ulos yang bahkan kini sulit ditemui di museum atau tempat bersejarah mana pun. Buku ini juga menggambarkan artian dari warna ulos dengan total 376 halaman.

"Mengupas tuntas keindahan ulos dengan buku yang berisi 176 koleksi dan 376 halaman ini. Putih pada warna ulos merupakan lambang kehidupan, hitam kepemimpinan, dan merah adalah sang pemberani. Ulos tanda persahabatan, tanda kebahagiaan, dan kehormatan. Ulos adalah identitas," tegasnya.

3. Menceritakan journey, pemberdayaan, dan replikasi kain ulos

Torang Sitorus Mengupas Keindahan Ulos Lewat Buku dengan 376 HalamanPeluncuran buku “Identity in a Piece of Cloth - The Batak Ulos” karya Torang Sitorus. 9 Februari 2022. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Buku ini juga menceritakan tentang perjalanan Torang dalam memberdayakan penenun kain ulos hingga replikasi dari kain ulos yang banyak diminati. Pada awalnya, ia melihat bahwa para penenun mendapatkan upah yang gak sepantasnya. 

Padahal, kain jenis lain seperti kain Sumba dan Palembang bisa mendapatkan nilai yang lebih tinggi. Hal ini pun membawa Torang untuk meyakini bahwa kain adalah komoditi bisnis yang memiliki peluang tinggi. Tinggal bagaimana cara ia untuk memberdayakan para penenun untuk mendapatkan kesejahteraan yang baik. 

"Saya membentuk organisasi dengan kelompok-kelompok yang memerhatikan aspek kelembagaan dan aspek keuangan. Saya monitor seberapa tinggi nilai uang yang mereka bisa dapatkan. Ini menjadi contoh untuk UMKM kita di seluruh indonesia bahwa mereka harus mau ikut maju bersama. Jangan hanya jadi penonton," katanya.

dm-player

Setelah sukses menaikkan omzet para penenun sampai sangat tinggi dan bisa sejahtera, Torang pun berpikir untuk membuat replika dari kain ulos yang telah dibuat. Ini bertujuan agar pasar yang ada lebih terbuka secara luas.

"Setelah perjalanan saya kurang lebih 15 tahun, begitu banyak orang yang mencintai kain ulos yang saya produksi. Akhirnya saya kepikiran untuk membuat replika dari kain-kain yang saya buat ke dalam bentuk ATBM dengan bahan berkualitas, harga terjangkau, dan disambut baik oleh pasar," tambahnya.

Baca Juga: 4 Fakta Menarik Ulos, Wastra Khas Suku Batak yang Mendunia

4. Gak hanya itu, ada pula cerita Torang ketika mengenal kain ulos untuk pertama kalinya

Torang Sitorus Mengupas Keindahan Ulos Lewat Buku dengan 376 HalamanPeluncuran buku “Identity in a Piece of Cloth - The Batak Ulos” karya Torang Sitorus. 9 Februari 2022. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Sukses berbisnis kain ulos ternyata gak membuat Torang besar melupakan masa kecilnya. Dahulu, ia menceritakan bahwa dirinya justru heran di mana letak keindahan dari selembar kain ulos. 

"Waktu itu saya belum mengerti apa bagusnya karena hanya selembar kain. Tapi ketika mengunjungi penenun langsung, saya berpikir kok ada ya seorang perempuan bekerja sebegitu sabar menenun kain. Akhirnya saya mencari tahu sendiri hal itu," terangnya.

"Saya ingat selalu kalau ada libur sekolah kita selalu dititipkan sama Opung. Kebetulan Opung saya seorang penenun, jadi saya suka bentol-bentol di kaki menunggui Opung yang menenun di kolong. Waktu pulang ke medan saya bilang gak mau balik lagi ke kampung karena bikin kaki saya jelek," tambahnya.

Namun dari pengalamannya tersebut, Torang sadar bahwa membuat kain gak mudah bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama. Kecintaan itu akhirnya tumbuh, karena kain khas batak ini punya keindahan dan cirinya masing-masing.

5. Membutuhkan waktu 5 tahun untuk proses pembuatannya dan akan dijual 300 copy pertama selama 6 bulan ke depan

Torang Sitorus Mengupas Keindahan Ulos Lewat Buku dengan 376 HalamanPeluncuran buku “Identity in a Piece of Cloth - The Batak Ulos” karya Torang Sitorus. 9 Februari 2022. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Bukan hanya proses kain ulos saja yang membutuhkan waktu lama, dalam membuat buku ini Torang juga mengaku butuh waktu yang gak sebentar, sekitar 5 tahun. Akan tetapi, dirinya merasa puas karena pada akhirnya buku ini menjadi pesan baginya dan masyarakat untuk mengenal sekaligus menjaga keindahan kain ulos.

"Proses pembuatan buku ini membutuhkan waktu 5 tahun. Teman-teman bisa mendapatkannya secara eksklusif karena hanya dicetak 300 buah dalam enam bulan pertama yang dijual secara online. Setelah itu, baru kalian bisa menemuinya di toko buku dengan harga sekitar Rp1,5 juta," pungkasnya.

Itu dia sedikit gambaran mengenai buku karya Torang Sitorus yang berusaha mengupas keindahan kain ulos lewat kisahnya. Buat kalian yang tertarik dengan kain ulos, jangan lupa tambahkan buku ini sebagai koleksi penting kalian juga, ya!

Baca Juga: Cara Merawat dan Memilih Ulos yang Baik, Wastra Asli Masyarakat Batak!

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya