Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

19 Cerita Rakyat Bahasa Inggris dari Dongeng Legenda Malin Kundang sampai Sangkuriang

Hasna Fadhilah   |   HaiBunda

Rabu, 15 Nov 2023 04:00 WIB

Ilustrasi Membacakan Dongeng
Ilustrasi Membacakan Dongeng/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagamaan budaya dan kesenian. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya cerita rakyat yang disebarkan secara turun temurun.

Cerita rakyat seringkali mengambil latar belakang asal-usul legenda suatu tempat atau tokoh terkenal. Ada beberapa cerita rakyat yang cukup terkenal sejak lama, seperti Malin Kundang, Danau Toba dan Pulau Samosir, hingga legenda Roro Jonggrang.

Kisah-kisah populer tersebut kini telah banyak diterjemahkan menjadi cerita rakyat Bahasa Inggris atau disebut folklore. Tak ada salahnya bagi Bunda untuk memperkenalkan cerita rakyat Indonesia berbahasa Inggris kepada anak untuk didongengkan. Hal tersebut bisa memperkaya khazanah pengetahuan anak melalui cerita-cerita lokal yang dikemas dalam bentuk bahasa Inggris. Selain itu, 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain cerita rakyat dari Indonesia, ada pula pilihan cerita menarik dari beberapa negara di dunia yang juga dikemas dalam bahasa Inggris. Misalnya, kisah Cinderella yang berasal dari Perancis atau Rapunzel.

Membiasakan untuk mendongeng atau membaca cerita bersama anak dalam bahasa Inggris dapat memperkaya kosakata Si Kecil, sehingga terbiasa menggunakan bahasa universal ini, Bunda.

Nah, berikut 19 kumpulan cerita rakyat bahasa Inggris dari Indonesia dan luar negeri sebagai dongeng pengantar tidur bagi Si Kecil lengkap dengan terjemahannya, seperti melansir dari Indonesian Folklore dan beberapa sumber lainnya:

1. Cerita rakyat bahasa Inggris dan artinya tentang Malin Kundang 

Once upon a time, in a remote village on the coast of West Sumatra, lived a family of fishermen. Because they were poor, the father decided to sail across the ocean for better work. Unfortunately, Malin's father never returned home, and his mother had to make a living.

Malin was a smart kid, but he was a little naughty. He often chased the chickens and hit them with a broom. One day, when Malin was chasing chickens, he tripped over a stone and hurt his right hand. The wound became a scar and could not be erased.

Malin felt sorry for his mother, who worked hard for the family. Malin decided to leave his home and might return when he becomes rich.

Malin Kundang's mother disagreed, because her husband never returned. But Malin insisted, and then she agreed to let Malin go aboard a merchant ship. Malin Kundang learned much about seamanship from the experienced crews.

On the way, suddenly the ship was attacked by pirates. All of the merchandise traders were seized by the pirates. Most of the crew and passengers on the ship were killed by the pirates. Malin Kundang was lucky; he was hiding in a small space under the woods, and the pirates couldn't find him.

Malin Kundang drifted until the ship became stranded on a beach. With the remaining power, Malin Kundang walked to the nearest village. The land was very fertile. With patience and hard work, Malin gradually managed to become a wealthy man. He had a lot of merchant ships with more than 100 people. After becoming rich, Malin Kundang married a girl.

The news of the wealthy and married Malin Kundang was heard by his mother. She felt grateful and very happy that her son had succeeded. Malin's mother has gone to the dock every day since then, waiting for her son, who may return home one day.

After a long marriage, Malin and his wife set sail with a lot of crew. Malin's mother saw the arrival of the ship. She saw two people who were standing on the deck of the ship. She believed they were Malin Kundang and his wife.

Malin's mother was headed toward the ship. Once close enough, Malin's mother saw the scar on his hand. She was sure that the man was Malin Kundang.

"Malin Kundang, my son, why did you go so long without any message?", she said, hugging Malin Kundang.

Malin Kundang became enraged when he saw the old woman dressed shabbily and hugging him, despite the fact that he knew the old woman was his mother. This was because he was embarrassed when it was known by his wife and his crew.

Malin Kundang's mother was furious.She had not expected him to become disobedient. Not long after that, Malin Kundang sailed again. Later, a violent storm destroyed the ship.

At the same time, Malin Kundang's mother was praying with anger and shouted, "Lord, if true, he is Malin, my son. I curse him to become a rock!"

Malin Kundang's body slowly became rigid and finally shaped into a rock. Until now, the stone of Malin Kundang can still be seen at a beach called Pantai Air Manis, in the southern city of Padang, West Sumatra.

Terjemahan cerita rakyat Malin Kundang:

Pada suatu waktu, di sebuah desa terpencil di pesisir Sumatera Barat, hiduplah keluarga nelayan. Karena mereka miskin, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah dan berlayar menyeberangi lautan. Sayangnya, ayah Malin tidak pernah kembali ke rumah dan ibunya harus mencari nafkah.

Malin adalah anak yang cerdas, tapi dia sedikit nakal. Dia sering mengejar ayam dan memukul mereka dengan sapu. Suatu hari, saat Malin sedang mengejar ayam, dia tersandung batu dan melukai tangan kanannya. Lukanya menjadi bekas dan tidak bisa terhapus.

Malin merasa kasihan pada ibunya yang bekerja keras untuk keluarga. Malin memutuskan untuk meninggalkan rumahnya dan bisa kembali pulang saat dia menjadi kaya raya.

Ibu Malin Kundang tidak setuju, karena suaminya tidak pernah kembali. Tapi Malin mendesaknya dan kemudian dia setuju untuk membiarkan Malin naik ke kapal dagang. Di kapal, Malin Kundang belajar banyak tentang pelayaran dari awak kapal yang berpengalaman.

Dalam perjalanan, tiba-tiba kapal tersebut diserang oleh bajak laut. Semua pedagang barang dagangan disita oleh bajak laut. Sebagian besar awak kapal dan orang-orang di kapal tewas oleh para perompak. Malin Kundang beruntung, dia bersembunyi di sebuah ruang kecil di bawah kayu-kayu sehingga para bajak laut tidak dapat menemukannya.

Malin Kundang terombang-ambing di lautan, sampai akhirnya kapal terdampar di pantai. Dengan kekuatan yang masih ada, Malin Kundang berjalan ke desa terdekat dari pantai. Tanahnya sangat subur. Dengan sabar dan kerja keras, Malin berangsur-angsur berhasil menjadi orang kaya. Dia memiliki banyak kapal dagang dengan orang yang bekerja dengannya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya, Malin Kundang menikahi seorang gadis.

Berita tentang Malin Kundang yang kaya dan sudah menikah didengar oleh ibunya. Dia merasa bersyukur dan sangat senang karena anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin pergi ke dermaga setiap hari, menunggu anaknya, yang pulang ke rumah suatu hari nanti.

Setelah lama menikah, Malin dan istrinya berlayar bersama banyak kru. Ibu Malin melihat kedatangan kapal tersebut. Dia melihat dua orang sedang berdiri di dek kapal. Dia percaya mereka adalah Malin Kundang dan istrinya.

Ibu Malin menuju ke kapal. Setelah cukup dekat, ibu Malin melihat bekas luka di tangannya, dia yakin pria itu adalah Malin Kundang.

"Malin Kundang, anakku, kenapa kamu pergi begitu lama tanpa kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang.

Tapi saat melihat wanita tua berpakaian lusuh dan kotor memeluknya, Malin Kundang menjadi marah, meski dia tahu wanita tua itu adalah ibunya. Ini karena dia merasa malu saat hal itu diketahui oleh istri dan krunya.

Ibu Malin Kundang sangat marah. Dia tidak mengira dia menjadi durhaka. Tidak lama kemudian Malin Kundang kembali berlayar. Kemudian, sebuah badai hebat menghancurkan kapal tersebut.

Pada saat yang sama, ibu Malin Kundang sedang berdoa dengan marah dan berteriak, "Tuhan, jika benar, dia adalah Malin, anakku, aku mengutuknya menjadi batu!"

Tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan akhirnya dibentuk menjadi batu. Sampai sekarang Batu Malin Kundang masih bisa dilihat di pantai yang disebut Pantai Air Manis, di selatan kota Padang, Sumatera Barat.

2. Cerita legenda bahasa Inggris dan artinya tentang Sangkuriang

Long ago, in West Java, lived a princess named Dayang Sumbi. She had a son named Sangkuriang. The child was very fond of hunting in the woods. He was always accompanied by his beloved dog named Tumang while hunting. Tumang was actually the incarnation of a god and also the biological father of Sangkuriang. But Sangkuriang did not know it because his mother carefully hid it.

One day, Sangkuriang went into the forest to hunt as usual. Once he arrived, he started looking for prey. Sangkuriang saw a bird perched on a branch, then without thinking, shot it right on target. Sangkuriang then commanded Tumang to take his prey, but Tumang was silent and did not want to follow his command. Sangkurian was very angry with Tumang, and he expelled Tumang and would not allowed it to go home with him again.

At home, Sangkuriang told her mother about the incident. After hearing the story of her son, Dayang Sumbi, was very angry. She picked up the spoon and hit the head of Sangkuriang. Feeling disappointed with the treatment of his mother, Sangkuriang decided to go wandering and left his house.

Dayang Sumbi deeply regretted her actions after he left. She prayed every day and asked that one day she could see her son again. Because of her sincerity in prayer, God gave her the gift of eternal beauty and youth forever.

After many years of wandering, Sangkuriang eventually intends to return to his hometown. Once there, he was very surprised, because his hometown had changed completely. Sangkuriang's pleasure increased when he met a woman who is very beautiful, which is none other than Dayang Sumbi. Fascinated by her beauty, Sangkuriang proposed to her for marriage. Finally, the proposal was received by Dayang Sumbi Sangkuriang, and she agreed to marry in the near future.

One day, Sangkuriang asked his future wife for permission to hunt in the forest. Before leaving, he asked Dayang Sumbi to tighten and fix his head belt. Surprisingly, Dayang Sumbi saw a scar. The scar was similar to his son's. After asking about the cause of the wound, Dayang Sumbi was extremely surprised, because it was true that her future husband was her own son.

Dayang Sumbi was very confused, because she should not marry her own son. After Sangkuriang came home, Dayang Sumbi tried to speak to Sangkuriang about canceling their wedding plan. Dayang Sumbi's request was rejected by Sangkuriang.

Every day, Dayang Sumbi thought about how to cancel their wedding. Dayang Sumbi finally found the best way. She offered two requirements to Sangkuriang. If Sangkuriang could meet both requirements, Dayang Sumbi wanted to be a wife, otherwise the marriage would be canceled. The first requirement was that Dayang Sumbi wanted the Citarum river dammed. The second one was ordered by Sangkuriang to create a very large boat to cross the river. Both requirements must be completed before dawn.

Sangkuriang challenged both Dayang Sumbi's requests and promised to finish before dawn. With his magic, Sangkuriang ordered his friends from the jinn to help complete the requirements. Dayang Sumbi spied on Sangkuriang's job. She was shocked, because Sangkuriang had almost completed all the requirements given by Dayang Sumbi before dawn.

Dayang Sumbi then asked for help to hold a red silk cloth to the east of the city. When looking at the red color in the eastern city, Sangkuriang thought that it was already dawn. Sangkuriang immediately stopped work and thought he was unable to meet the requirements that had been submitted by Dayang Sumbi.

Sangkuriang was disappointed and then broke down his own dam. Because of the breakdown of the dam, there was a flood and the whole town was underwater. Sangkuriang also kicked the big boat that has been made. The canoe was drifting and fell upside down. Later, it changed into a mountain called Tangkuban Perahu.

Terjemahan cerita Legenda Sangkuriang:

Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.

Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung menembaknya, dan tepat mengenai sasaran. Ia lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya lagi.

Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya.

Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia muda selamanya.

Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena kampung halamannya sudah berubah total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di tengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat.

Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah terkejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri.

Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.

Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia mengajukan dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat itu harus diselesaikan sebelum fajar menyingsing.

Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaikan semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar.

Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.

Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.

3. Cerita Danau Toba atau The Origin of Lake Toba dalam Bahasa Inggris dan artinya

Once upon a time there was a young farmer whose name was Toba He lived in a valley which land was fertile, therefore he was able to support his life by the crops he grew although he was not a rich man.

One day, he felt like he wanted to eat fish so he went fishing at a river not far from his house. The river was usually rich with fish, but on that strange day he did not catch any fish for a long time, so he decided to just go home. Just as he was preparing to leave, his rod and line still in the water caught a big fish. As he lifted the fish, it suddenly talked. The fish cried and begged him to release it.

Surprised to see a talking fish, he released it to the river, but suddenly the fish transformed into beautiful young woman. The young woman said that she was actually a princess cursed to be a fish. She thanked the young farmer for breaking her curse and to show her gratitude, she was willing to be his wife under the condition that the farmer should not tell anybody about her being a fish once or a terrible disaster would be fallen on him. So the farmer and the woman got married and after a while the woman gave birth to a baby boy. The boy grew up to be a child of great appetite. He was always hungry and would eat all the food at the table and would not even leave any food for his parents to eat.

One day the boy was asked to bring food to his father who was working on the field. But on the way, the boy ate up the food he carried. At the field, his father was very hungry and tired after working, but he found out there was no food left for him to eat. This made the farmer lose his temper and in anger, he hit the boy and called him a son of the fish.

Crying, the boy ran home and asked his mother if he really was a son of a fish. Shocked and sad to hear that, his mother told the boy to climb to the hill near their house and to climb to the top of the tallest tree. She herself hurried up to the river where he met the young farmer the first time and disappeared.

The sky turned black and thunder and lightning roared and heavy rain fell onto the valley. The rain was so hard and so long that the valley started to flood. The water got higher and higher until the valley was no more. It had turned into a lake. People named the lake after the farmer, Toba. The hill became an island in the middle of the lake, and it was named Samosir Island. The son was believed to be the ancestor of Batak People of North Sumatera.

Terjemahan cerita Asal Usul Danau Toba:

Alkisah ada seorang petani muda bernama Toba. Ia tinggal di sebuah lembah yang tanahnya subur, oleh karena itu ia mampu menghidupi hidupnya dengan hasil panen yang ia tanam walaupun ia bukan orang kaya.

Suatu hari, ia merasa ingin makan ikan sehingga ia pergi memancing di sungai tak jauh dari rumahnya. Sungai biasanya kaya akan ikan, namun pada hari yang aneh itu dia sudah lama tidak menangkap ikan, jadi dia memutuskan untuk pulang saja.

Tapi, saat dia bersiap untuk pergi, pancing dan tali pancingnya yang masih berada di dalam air menangkap seekor ikan besar. Saat dia mengangkat ikan itu, tiba-tiba ikan itu berbicara. Ikan itu menangis dan memintanya untuk melepaskannya.

Terkejut melihat ikan yang bisa berbicara, ia melepaskannya ke sungai, namun tiba-tiba ikan itu berubah menjadi seorang wanita muda yang cantik. Wanita muda itu berkata bahwa dia sebenarnya adalah seorang putri yang dikutuk menjadi ikan. Dia berterima kasih kepada petani muda itu karena telah mematahkan kutukannya dan untuk menunjukkan rasa terima kasihnya, dia bersedia menjadi istrinya dengan syarat petani itu tidak boleh memberitahu siapa pun tentang dia menjadi ikan sekali pun atau bencana besar akan menimpanya.

Maka petani dan perempuan itu menikah dan tak lama kemudian perempuan itu melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak laki-laki itu tumbuh menjadi anak yang nafsu makannya besar. Dia selalu lapar dan akan memakan semua makanan yang ada di meja dan bahkan tidak akan meninggalkan makanan apapun untuk dimakan orang tuanya.

Suatu hari anak laki-laki itu diminta membawakan makanan untuk ayahnya yang sedang bekerja di ladang. Namun di tengah perjalanan, anak laki-laki itu memakan habis makanan yang dibawanya. Di ladang, ayahnya sangat lapar dan lelah setelah bekerja, namun ia mendapati tidak ada makanan tersisa untuk dimakannya. Hal ini membuat petani kehilangan kesabaran dan marah, ia memukul anak itu dan memanggilnya anak ikan.

Sambil menangis, anak laki-laki itu berlari pulang dan bertanya kepada ibunya apakah dia benar-benar anak ikan. Kaget dan sedih mendengarnya, sang ibu menyuruh anak laki-laki itu untuk mendaki ke bukit dekat rumah mereka dan memanjat ke puncak pohon yang paling tinggi. Dia sendiri bergegas ke sungai tempat dia bertemu dengan petani muda itu pertama kali dan menghilang.

Langit menjadi hitam dan guntur serta kilat menderu dan hujan lebat turun ke lembah. 

Hujannya sangat deras dan lama sehingga lembah mulai banjir. Air semakin tinggi dan semakin tinggi hingga lembah itu tidak ada lagi. Itu telah berubah menjadi danau. Orang-orang menamai danau itu dengan nama petaninya, Toba. Bukit itu menjadi sebuah pulau di tengah danau, dan diberi nama Pulau Samosir. Putranya diyakini sebagai nenek moyang orang Batak di Sumatera Utara.

4. Cerita rakyat Jaka Tarub dan 7 Bidadari atau The Story of Jaka Tarub and the Seven Nymphs

It was said that somewhere in Dadapan Village there was a pond where apsaras descended from heaven to take a bath.

Jaka Tarub was a young man who lived in a small village. One day, he was hunting for a deer in Dadapan Village but he did not find any deer. While searching fo a deer, he heard the sound of girls laughing. As the place is deep inside the forest, Jaka Tarub wondered why there were girls there. He followed the sound and arrived at a small pond where he saw seven apsaras descended from heaven to take a bath. The apsaras looked like young girls and were very beautiful.

While the apsaras were bathing, Jaka sneaked out and took one of the shawls lying on a rock nearest to him and went back into hiding. He watched as the apsaras were chatting among themselves while bathing. After they finished bathing and getting dressed, one of the apsaras, the youngest and the most beautiful of all, looked puzzled because she could not find her shawl, which was stolen by Jaka. Without her shawl, she could not fly back to heaven. Jaka heard the other apsaras called her Nawang Wulan while they told her that it was getting late and they had to return to heaven so could not stay with her to look for her shawl. After the other apsaras had gone, Jaka Tarub showed himself and pretended to offer his help.

The trustful Nawang Wulan agreed to go with Jaka Tarub to his home. Eventually the two fell in love and got married. It turned out that Nawang Wulan was a good wife and was very skillfull in doing house chores without making much effort. Moreover, their rice supply seems like never decreased after he married her. But Nawang Wulan forbade Jaka to look inside the rice cooker while she cooked rice.

Not long after, Nawang Wulan got pregnant and at due time she gave birth to a baby girl whom they named Nawangsih. Now, added with the task of taking care of a baby, Nawang Wulan still seems to have no difficulties in doing her house chores, while most other woman would have some difficulties in doing all she did.

Feeling very curious about all these, Jaka tried to find out her secret. He did what Nawang Wulan forbid him to do. He opened the lid of the rice cooker and looked inside it. He found out that Nawang Wulan only used one single grain of rice to cook into a full rice cooker. Now he knew why their rice supply was never decreased and that all these times Nawang Wulan had been using her apsara powers to do house chores.

But something happened after Jaka peeked inside the rice cooker. Nawang Wulan began to have various difficulties in doing her tasks. Furthermore, their rice supply began to decrease. Nawang Wulan had lost her apsara powers and became an ordinary human being.

When their rice supply was nearly used up, Nawang Wulan unintentionally saw her old shawl lurking from below their rice supply while she went to the granary to get some rice. To her surprise, she found out that it was Jaka who stole her shawl all along, which made her could not go back to heaven. She was angry, and now that she had find her shawl, she decided to return to heaven. Jaka pleaded her not to leave, but her decision was final.

But before she went, Nawang Wulan asked Jaka to build a hut outside their house and told him to leave Nawangsih there every night, and that he should never look inside the hut while she was there to nurse the baby. Since then Jaka took Nawangsih to the hut every night until she grew up. Nawang Wulan always cared for her family from heaven and always provided help for her family when they needed it.

Terjemahan cerita Jaka Tarub dan 7 Bidadari

Konon di suatu tempat di Desa Dadapan terdapat sebuah kolam tempat para bidadari turun dari kayangan untuk mandi.

Jaka Tarub adalah seorang pemuda yang tinggal di sebuah desa kecil. Suatu hari, ia sedang berburu rusa di Desa Dadapan namun ia tidak menemukan seekor rusa pun. Saat mencari rusa, dia mendengar suara gadis-gadis tertawa. Karena tempatnya jauh di dalam hutan, Jaka Tarub heran kenapa ada gadis di sana. Dia mengikuti suara tersebut dan tiba di sebuah kolam kecil di mana dia melihat tujuh bidadari turun dari surga untuk mandi. Para bidadari itu terlihat seperti gadis muda dan sangat cantik.

Saat para bidadari sedang mandi, Jaka menyelinap keluar dan mengambil salah satu selendang yang tergeletak di batu terdekat di dekatnya dan kembali bersembunyi. Dia menyaksikan para bidadari sedang mengobrol satu sama lain sambil mandi. Setelah mereka selesai mandi dan berpakaian, salah satu bidadari yang termuda dan tercantik di antara semuanya tampak bingung karena tidak dapat menemukan selendangnya yang dicuri oleh Jaka. Tanpa selendangnya, dia tidak bisa terbang kembali ke surga.

Jaka mendengar bidadari lain memanggilnya Nawang Wulan dan mereka memberitahunya bahwa hari sudah larut dan mereka harus kembali ke kayangan sehingga tidak bisa tinggal bersamanya untuk mencari selendangnya. Setelah bidadari yang lain pergi, Jaka Tarub menampakkan diri dan berpura-pura menawarkan bantuannya.

Nawang Wulan yang penuh kepercayaan pun setuju untuk berangkat bersama Jaka Tarub ke rumahnya. Akhirnya keduanya jatuh cinta dan menikah. Ternyata Nawang Wulan adalah seorang istri yang baik dan sangat terampil dalam mengerjakan pekerjaan rumah tanpa harus bersusah payah. Apalagi persediaan beras mereka sepertinya tidak pernah berkurang setelah dinikahinya. Namun Nawang Wulan melarang Jaka melihat ke dalam penanak nasi saat dia menanak nasi.

Tak lama kemudian, Nawang Wulan hamil dan pada waktunya ia melahirkan seorang bayi perempuan yang diberi nama Nawangsih. Kini, ditambah dengan tugas mengurus bayi, Nawang Wulan tampaknya masih tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan pekerjaan rumah, sementara sebagian besar perempuan lainnya mengalami kesulitan dalam melakukan segala hal.

Merasa sangat penasaran dengan semua itu, Jaka berusaha mencari tahu rahasianya. Dia melakukan apa yang dilarang oleh Nawang Wulan. Dia membuka tutup penanak nasi dan melihat ke dalamnya. Ia mengetahui bahwa Nawang Wulan hanya menggunakan satu butir beras untuk dimasak menjadi penanak nasi lengkap. Kini ia tahu mengapa persediaan beras mereka tidak pernah berkurang, karena selama ini Nawang Wulan menggunakan tenaga bidadarinya untuk melakukan pekerjaan rumah.

Namun sesuatu terjadi setelah Jaka mengintip ke dalam penanak nasi. Nawang Wulan mulai mengalami berbagai kesulitan dalam mengerjakan tugasnya. Apalagi persediaan beras mereka mulai berkurang. Nawang Wulan telah kehilangan kesaktiannya dan menjadi manusia biasa.

Ketika persediaan beras mereka hampir habis, Nawang Wulan tanpa sengaja melihat selendang tuanya bersembunyi di bawah persediaan beras mereka saat ia pergi ke lumbung untuk mengambil beras. Yang mengejutkannya, ia mengetahui bahwa Jaka-lah yang selama ini mencuri selendangnya sehingga membuatnya tidak bisa kembali ke kayangan. Dia marah dan dia pun memutuskan untuk kembali ke kahyangan. Jaka memohon pada istrinya untuk tidak pergi, tapi keputusannya sudah final.

Namun sebelum pergi, Nawang Wulan meminta Jaka untuk membangun sebuah gubuk di luar rumah mereka dan menyuruhnya untuk meninggalkan Nawangsih di sana setiap malam, dan bahwa ia tidak boleh melihat ke dalam gubuk tersebut selama Nawangsih berada di sana untuk menyusui bayinya. Sejak saat itu Jaka setiap malam mengajak Nawangsih ke gubuk tersebut hingga ia besar. Nawang Wulan selalu memperhatikan keluarganya dari kahyangan dan selalu memberikan bantuan bagi keluarganya ketika mereka membutuhkannya.

5. Dongeng Bawang Merah Bawang Putih (The Story of Bawang Merah and Bawang Putih)

Along with her stepmother, Bawang Putih shared a home with Bawang Merah, her stepsister. When Bawang Putih was a baby, her mother passed away. Her step-sister was then born after her father remarried a different woman.

Unfortunately, her father passed away soon after. Bawang Putih's life has been so miserable ever since. Bawang Putih was mistreated by her stepmother and stepsister. She was frequently required to perform all household duties.

One morning, Bawang Putih was washing some clothes in a river. Accidentally, her mother's clothes were washed away by the river. She was really worried, so she walked along the riverside to find the clothes. Finally, she met an old woman. She said that she kept the clothes and would give them back to Bawang Putih if she helped the old woman do the household chores.

Bawang Putih helped her happily. After everything was finished, the old woman returned the clothes. She also gave Bawang Putih a gift. The old woman had two pumpkins; one was small and the other one was bigger. Bawang Putih had to choose one.

Bawang Putih was not a greedy girl. So she took the small one. Bawang Putih returned home after thanking the elderly lady. When she arrived home, her stepmother and Bawang Merah were angry. They had been waiting for her all day long. Bawang Putih then told them about the clothes, the old woman, and the pumpkin. Her mother was really angry, so she grabbed the pumpkin and smashed it to the floor. Suddenly, they were all surprised. Inside the pumpkin, they found jewelries.

"Bawang Merah, hurry up. Go to the river and throw my clothes into the water. After that, find the old woman. Remember, you have to take the big pumpkin," the stepmother asked Bawang Merah to do exactly the same as Bawang Putih's experience.

Bawang Merah immediately went to the river. She threw the clothes into the water and pretended to search for them. Not long after that, she met the old woman. Again, she asked Bawang Merah to do household chores. She refused and asked the old woman to give her a big pumpkin.

The old woman then gave her the big one. Bawang Merah was so happy. She ran very fast. When she arrived home, her mother was impatient. She smashed the pumpkin on the floor. They were screaming. There were a lot of snakes inside the pumpkin! They were really scared. They were afraid the snakes would bite them.

"Mom, I think God is just punishing us. We have done bad things to Bawang Putih, and God doesn't like it. We have to apologize to Bawang Putih," said Bawang Merah.

Finally, they both realized their mistake. They apologized and Bawang Putih forgave them. Now the family is no longer poor. Bawang Putih decided to sell all the jewelry and use the money for their daily life.

Terjemahan dongeng Bawang Merah Bawang Putih:

Bawang Putih tinggal bersama ibu tirinya dan kakak tirinya, Bawang Merah. Ibu Bawang Putih meninggal ketika dia masih bayi. Ayahnya menikah lagi dengan wanita lain dan kemudian saudara tiri perempuannya lahir.

Sayangnya, tidak lama setelah itu ayahnya meninggal. Sejak itu, kehidupan Bawang Putih begitu menyedihkan. Ibu tirinya dan adik tirinya memperlakukan Bawang Putih dengan buruk dan selalu memintanya untuk melakukan semua pekerjaan rumah tangga.

Suatu pagi, Bawang Putih sedang mencuci pakaian di sungai. Tanpa sengaja, pakaian ibunya hanyut ke sungai. Dia benar-benar khawatir sehingga dia berjalan di sepanjang tepi sungai mencarinya.

Tiba-tiba, dia bertemu dengan seorang wanita tua. Dia berkata bahwa dia menyimpan pakaian yang dicari Bawang Putih, tapi akan memberikannya kembali jika Bawang Putih mau membantunya melakukan pekerjaan rumah tangga.

Bawang Putih pun setuju dan dengan senang hati membantu. Setelah semuanya selesai, wanita tua itu mengembalikan pakaian yang dicari Bawang Putih. Dia juga memberi Bawang Putih hadiah, yaitu dua labu, satu labu kecil dan satu lagi besar. Bawang Putih harus memilih salah satu.

Bawang Putih bukan gadis serakah. Jadi dia mengambil labu kecil. Setelah mengucapkan terima kasih wanita tua, Bawang Putih kemudian pulang.

Ketika dia tiba di rumah, ibu tirinya dan Bawang Merah marah. Mereka telah menunggunya sepanjang hari. Bawang Putih kemudian menceritakan tentang pakaian, wanita tua, dan labu yang dimilikinya. Ibunya benar-benar marah, sehingga ia meraih labu tersebut dan membantingnya ke lantai. Tiba-tiba mereka semua terkejut. Di dalam labu mereka menemukan perhiasan.

"Bawang Merah, cepatlah. Pergi ke sungai dan lemparkan pakaian saya ke dalam air. Setelah itu, temukan wanita tua yang dimaksud Bawang Putih. Ingat, kamu harus mengambil labu yang besar," kata ibu tiri meminta Bawang Merah untuk melakukan hal yang sama dengan Bawang Putih.

Bawang Merah segera pergi ke sungai. Dia melemparkan pakaian dan berpura-pura untuk mencari mereka. Tidak lama setelah itu, dia bertemu dengan wanita tua. Sekali lagi dia bertanya kepada Bawang Merah untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Dia menolak dan meminta wanita tua untuk memberinya labu besar.

Wanita tua itu memberinya labu besar. Bawang Merah sangat senang. Dia berlari sangat cepat

Ketika dia tiba di rumah, ibunya tidak sabar. Dia langsung menghancurkan labu ke lantai. Mereka berteriak-teriak. Ada banyak ular di dalam labu! Mereka benar-benar takut. Mereka takut ular akan menggigit mereka.

"Bu, aku pikir Tuhan ingin menghukum kita. Kita telah melakukan hal-hal buruk kepada Bawang Putih, dan Tuhan tidak suka itu. Kita harus meminta maaf kepada Bawang Putih," kata Bawang Merah.

Akhirnya, Bawang Merah dan ibu tiri menyadari kesalahan mereka. Mereka pun meminta maaf dan Bawang Putih mengampuni mereka. Sekarang, keluarga itu tidak miskin lagi. Bawang Putih memutuskan untuk menjual semua perhiasan dan menggunakan uang itu untuk kehidupan mereka sehari-hari.

6. Cerita rakyat Keong Emas atau The Golden Snail dalam Bahasa Inggris dan artinya

Prince Raden Putra and Dewi Limaran were husband and wife. They lived in a palace. Prince Raden Putra's father was the king of the kingdom.

One day, Dewi Limaran was walking around in the palace garden. Suddenly she saw a snail. It was ugly and disgusting. "Yuck!" said Dewi Limaran and then she threw it away into a river. She did not know that the snail was actually an old and powerful witch. She could transform herself into anything. The witch was angry to Dewi Limaran. The witch put a spell on her and changed her into a golden snail. The witch then threw it away into the river.

This golden snail was then found by an old woman. One day, the old woman peeked out of her room to see who was going to cook for her. Then, she could not believe what she saw. The golden snail she caught in the river turned into a beautiful woman.

The old woman approached her. "Who are you, young girl?" "I am Dewi Limaran, Ma'am. A witch cursed me. I can change back as a human only at night," explained Dewi Limaran. "The spell can be broken if I hear the melody from the holy gamelan," continued Dewi Limaran

The old woman then rushed to the palace. She talked to Prince Raden Putra about her wife. Prince Raden Putra was so happy. He had been looking for his wife everywhere.

He then prayed and meditated. He asked the gods to give him the holy gamelan. He wanted to break the witch's spell. After several days praying and meditating, finally gods granted his wish. He immediately brought the holy gamelan to the old woman's house. He played it beautifully. And then amazingly the golden snail turned into the beautiful Dewi Limaran. The couple was so happy that they could be together again. They also thanked the old woman for her kindness. As a return, they asked her to stay in the palace.

Terjemahan cerita rakyat Keong Mas:

Pangeran Raden Putra dan Dewi Limaran adalah suami istri. Mereka tinggal di sebuah istana. Ayah Pangeran Raden Putra adalah raja kerajaan tersebut.

Pada suatu hari, Dewi Limaran sedang berjalan-jalan di taman istana. Tiba-tiba dia melihat seekor siput. Itu jelek dan menjijikkan. "Iihh!" kata Dewi Limaran lalu dia membuangnya ke sungai.

Dia tidak tahu bahwa siput itu sebenarnya adalah seorang penyihir tua yang sakti. Dia bisa mengubah dirinya menjadi apa saja. Penyihir itu marah kepada Dewi Limaran. Penyihir itu pun mengutul Dewi Limaran menjadi keong emas dan membuangnya ke sungai.

Keong emas ini lantas ditemukan oleh seorang perempuan tua. Suatu hari, perempuan tua itu mengintip dari kamarnya untuk mengetahui siapa yang akan memasak untuknya. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Siput emas yang ditangkapnya di sungai berubah menjadi wanita cantik.

Perempuan tua itu mendekatinya. "Siapa kamu, gadis muda?."

"Saya Dewi Limaran, Bu. Ada penyihir yang mengutuk saya. Saya hanya bisa berubah kembali menjadi manusia pada malam hari," jelas Dewi Limaran.

"Mantranya bisa hilang jika aku mendengar melodi dari gamelan suci," lanjut Dewi Limaran.

Perempuan tua itu kemudian bergegas menuju istana. Dia berbicara dengan Pangeran Raden Putra tentang istrinya yang sudah ditemukan. Pangeran Raden Putra gembira sekali karena dia telah mencari istrinya kemana-mana.

Dia kemudian berdoa dan bermeditasi. Dia meminta para dewa untuk memberinya gamelan suci. Dia ingin mematahkan mantra penyihir itu. Setelah beberapa hari berdoa dan bermeditasi, akhirnya dewa mengabulkan keinginannya. Ia segera membawa gamelan suci itu ke rumah perempuan tua itu.

Dia memainkannya dengan indah. Lalu, secara menakjubkan keong emas itu berubah menjadi Dewi Limaran yang cantik jelita. Pasangan itu sangat bahagia karena mereka bisa bersama lagi. Mereka pun berterima kasih kepada perempuan tua itu atas kebaikannya. Sebagai imbalannya, mereka memintanya untuk tinggal di istana.

DongengIlulstrasi Membacakan Dongeng/ Foto: iStock

7. Cerita rakyat Batu Menangis atau The Story of Crying Stone dalam bahasa Inggris dan artinya

In a small village, a girl lives with her mother. The girl is very beautiful. Everyday she puts make-up and wears her best clothes. But, she doesn't like to help her mother work in a field. The girl is very lazy.

One day, the mother asks the girl to accompany her to go to the market to buy some food. At first the girl refuses, but the mother persuades her by saying they are going to buy new clothes. The girl finally agrees. But she asks her mother to walk behind her. She doesn't want to walk side by side with her mother.

Although her mother is very sad, she agrees to walk behind her daughter. On the way to the market, everybody admires the girl's beauty. They are also curious. Behind the beautiful girl, there is an old woman with a simple dress. The girl and her mother look very different!

"Hello, pretty lady. Who is the woman behind you?" asks them.

“She is my servant,” answers the girl.

The mother is very sad, but she doesn't say anything. The girl and the mother meet other people.

"Hello, beauty. Who is the woman behind you?" asks them again.

Again the girl answers that her mother is her servant.

She always says that her mother is her servant every time they meet people. At last, the mother cannot hold the pain anymore.

She prays to God to punish her daughter. God answers her prayer. Slowly, the girl's leg turns into stone. The process continues to the upper part of the girl's body. The girl is very panicky.

"Mother, please forgive me!" she cries and ask her mother to forgive her.

But it's too late. Her whole body finally becomes a big stone. Until now people still can see tears falling down the stone. People then call it the crying stone or in Indonesian mean batu menangis.

Terjemahan cerita Batu Menangis:

Di sebuah desa kecil, seorang gadis tinggal bersama ibunya. Gadis itu sangat cantik. Setiap hari dia merias wajah dan mengenakan pakaian terbaiknya. Tapi, dia tidak suka membantu ibunya bekerja di ladang. Gadis itu sangat malas.

Suatu hari, sang ibu meminta gadis itu untuk menemaninya pergi ke pasar untuk membeli makanan. Awalnya gadis itu menolak, namun sang ibu membujuknya dengan mengatakan mereka akan membeli baju baru. Gadis itu akhirnya setuju. Tapi dia meminta ibunya untuk berjalan di belakangnya. Dia tidak ingin berjalan berdampingan dengan ibunya.

Meski ibunya sangat sedih, dia setuju untuk berjalan di belakang putrinya. Dalam perjalanan ke pasar, semua orang mengagumi kecantikan gadis itu. Mereka juga penasaran. Di belakang gadis cantik itu, ada seorang wanita tua dengan pakaian sederhana. Gadis itu dan ibunya terlihat sangat berbeda!

"Halo, nona cantik. Siapa wanita di belakangmu? tanya mereka.

"Dia adalah pelayanku," jawab gadis itu.

Sang ibu sangat sedih, tapi dia tidak berkata apa-apa. Kemudian, gadis itu dan ibunya kembali bertemu orang lain.

"Halo, cantik. Siapa wanita di belakangmu?" tanya mereka lagi.

Sekali lagi, gadis itu menjawab bahwa wanita di belakangnya bukan sang ibu, melainkan pelayannya.

Dia selalu mengatakan bahwa ibunya adalah pelayannya setiap kali mereka bertemu orang. Akhirnya, sang ibu tidak dapat menahan rasa sakitnya lagi.

Dia berdoa kepada Tuhan untuk menghukum putrinya. Tuhan langsung menjawab doanya. Perlahan, kaki gadis itu berubah menjadi batu, dan terus berlanjut sampai ke bagian atas tubuh. Gadis itu sangat panik.

"Ibu, maafkan aku!" dia menangis dan meminta ibunya untuk memaafkannya.

Tapi sudah terlambat. Seluruh tubuhnya akhirnya menjadi batu besar. Hingga saat ini masyarakat masih bisa melihat air mata berjatuhan dari batu tersebut. Orang kemudian menyebutnya batu menangis atau dalam bahasa Indonesia berarti batu menangis.

8. Cerita rakyat Lutung Kasarung atau The Story of Lutung Kasarung dalam bahasa Inggris dan artinya

Prabu Tapa Agung was an old king. He had two daughters, Purbararang and Purbasari. Prabu Tapa Agung planned to retire as a king. He wanted Purbasari to replace him as the leader of the kingdom. Hearing this, Purbararang was angry.

"You cannot ask her to be the queen, Father. I'm older than she is. It's supposed to be me, not her!" said Purbararang. But the king still chose Purbasari to be the next queen.

Purbararang then set a bad plan with her fiance, Indrajaya. Together they went to a witch and asked her to put a spell on Purbasari. Later, Purbasari had bad skin. There were black dots all over her body.

"You are not as beautiful as I am. You cannot be the queen. Instead, you have to leave this palace and stay in a jungle," said Purbararang.

Purbasari was very sad. Now she had to stay in the jungle. Every day she spent her time playing with some animals there. There was one monkey that always tried to cheer her up. It was not just an ordinary monkey, he had magical power. And he also could talk with humans. The monkey's name was Lutung Kasarung. He was actually a god. His name was Sanghyang Gurumina. Lutung Kasarung planned to help Purbasari. He made a small lake and asked her to take a bath there. Amazingly, her bad skin was cured. Now she got her beautiful skin back.

After that, she asked Lutung Kasarung to accompany her to go back to the palace. Purbararang was very shocked. She knew she had to come up with another bad idea. She then said, "Those who have longer hair will be the queen."

The king then measured his daughters' hair. Purbasari had longer hair. But Purbararang did not give up. "A queen must have a handsome husband. If my fiance is more handsome than yours, then I will be the queen," said Purbararang.

Purbasari was sad. She knew Purbararang's fiance, Indrajaya, was handsome. And she did not have a fiance yet. "Here is my fiancé, Indrajaya. Where is yours?" asked Purbararang. Lutung Kasarung came forward. Purbararang was laughing very hard. "Your fiance is a monkey, ha ha ha."

Suddenly, Lutung Kasarung changed into a very handsome man. He was even more handsome than Indrajaya. Purbasari then became the queen. She forgave Purbararang and her fiance and let them stay in the palace. 

Terjemahan cerita Lutung Kasarung:

Prabu Tapa Agung adalah seorang raja tua. Dia memiliki dua orang anak perempuan, Purbararang dan Purbasari. Prabu Tapa Agung berencana untuk berhenti menjadi raja. Dia ingin Purbasari untuk menggantikannya sebagai pemimpin kerajaan. Mendengar ini, Purbararang marah.

"Anda tidak bisa meminta dia untuk menjadi ratu, Ayah. Saya lebih tua daripadanya. Seharusnya Saya, bukan Dia!" kata Purbararang. Namun Raja masih memilih Purbasari untuk menjadi ratu berikutnya.

Purbararang kemudian membuat rencana jahat bersama tunangannya, Indrajaya. Mereka pergi ke penyihir dan memintanya untuk mengirim sihir jahat ke Purbasari. Akibat sihir tersebut, kulit Purnasari menjadi rusak, ada titik-titik hitam di seluruh tubuhnya.

"Kau tidak secantik aku dan tidak bisa menjadi ratu. Kau harus meninggalkan istana ini dan tinggal di hutan," kata Purbararang.

Purbasari sangat sedih. Sekarang dia harus tinggal di hutan. Setiap hari dia menghabiskan waktunya bermain dengan beberapa binatang di sana. Ada satu monyet yang selalu berusaha menghiburnya. Ia bukanlah seekor monyet biasa. Ia memiliki kekuatan magis dan bisa berbicara dengan manusia.

Nama monyet itu Lutung Kasarung. Dia sebenarnya adalah dewa. Namanya Sanghyang Gurumina. Lutung Kasarung berencana untuk membantu Purbasari. Dia membuat sebuah danau kecil dan memintanya untuk mandi di sana. Keajaiban terjadi, sakit yang dialami Purbasari sembuh. Sekarang, dia kembali memiliki kulit yang indah.

Setelah itu, dia mengajak Lutung Kasarung untuk menemani dia kembali ke istana. Purbararang sangat terkejut.

Melihat kenyataan tersebut, Purbararang kembali merencanakan sesuatu yang jahat. Dia kemudian berkata, "Yang memiliki rambut panjang akan menjadi ratu."

Raja kemudian mengukur rambut kedua putrinya. Ternyata Purbasari punya rambut yang lebih panjang. Namun Purbararang tidak menyerah. "Ratu harus memiliki suami yang tampan. Jika tunanganku lebih tampan dari tunanganmu, maka aku yang akan menjadi ratu," kata Purbararang.

Purbasari sedih. Dia tahu tunangan Purbararang, Indrajaya, adalah pria yang tampan. Sementara dia belum memiliki tunangan.

"Ini tunanganku, Indrajaya. Mana tunanganmu?" tanya Purbararang.

Lutung Kasarung lalu maju ke depan. Purbararang tertawa terbahak-bahak. "Tunanganmu adalah seekor monyet, ha ha ha."

Tiba-tiba Lutung Kasarung berubah menjadi seorang lelaki yang sangat tampan. Ia bahkan lebih tampan dari Indrajaya. Purbasari kemudian menjadi ratu. Dia memaafkan Purbararang dan tunangannya dan membiarkan mereka tinggal di istana.

9. Cerita rakyat Roro Jonggrang atau The Legend of Roro Jonggrang

Once upon a time, there was a kingdom named Prambanan. The people lived peacefully. However, soon their happy lives were disturbed by Pengging Kingdom. The king, Bandung Bondowoso, wanted to occupy Prambanan. He was a mean king.

The war between Prambanan and Pengging could not be avoided. Prambanan lost the war and led by the new king, Bandung Bondowoso. Pengging could win the war because Bandung Bondongwoso had a supernatural power.

His soldiers were not only humans but also genies. Those creatures always obeyed Bandung Bondowoso. They always did whatever Bandung Bondowoso asked them to do. The king of Prambanan had a beautiful daughter. Her name was Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso fell in love with her and wanted to marry her.

"If you want to marry me, you have to build a thousand of temples in just one night," said Roro Jonggrang. She hated Bandung Bondowoso because he made the people of Prambanan suffered. "What? Impossible! You just gave me an excuse for not marrying me!" said Bandung Bondowoso. But he did not give up. He asked the genies to help him.

Then all those genies worked hard to build the 1.000 temples. Meanwhile, Roro Jonggrang heard from the lady-in waiting that the building of 1.000 temples was almost finished.

She was so scared; she did not want to marry Bandung Bondowoso. And then she had a great idea. She asked all the ladies-in waiting to help her.

"Please prepare a lot of straw and mortar. Come on! Hurry up!" said Roro Jonggrang. All those ladies-in-waiting were confused. They did not know why Roro Jonggrang asked them to prepare a lot of straw and mortars in the middle of the night.

"Listen, all those genies are building the temples, right? We have to stop them by burning the straw and make some noise by pounding the mortar. The genies will think that the sun is going to rise and they will run away. Genies are afraid of sunlight." It worked! All those genies thought that the sun rose. They did not know the light was from the fire that burning the straw. And the noise from pounding the mortar was like the start of a new day.

Bandung Bondowoso was angry. He knew Roro Jonggrang just tricked him. "You cannot fool me, Roro Jonggrang. I already have 999 temples. I just need one more temple. Now, I will make you the one-thousandth temple." With his supernatural power, Bandung Bondowoso made Roro Jonggrang a temple. Until now, the temple is still standing in Prambanan area, Central Java. And the temple is named Roro Jonggrang temple.

Terjemahan cerita Legenda Roro Jonggrang:

Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan bernama Prambanan. Orang-orang hidup damai. Namun, segera hidup bahagia mereka terganggu oleh Kerajaan Pengging. Raja, Bandung Bondowoso, ingin menempati Prambanan. Dia adalah seorang raja yang kejam.

Perang antara Prambanan dan Pengging tidak bisa dihindari. Prambanan kalah perang dan dipimpin oleh raja baru, Bandung Bondowoso. Pengging bisa memenangkan perang karena Bandung Bondowoso memiliki kekuatan supranatural.

Tentaranya tidak hanya manusia tetapi juga jin. Makhluk selalu dipatuhi Bandung Bondowoso. Mereka selalu melakukan apa pun yang diminta Bandung Bondowoso. Raja Prambanan memiliki seorang putri cantik. Namanya Loro Jonggrang. Bandung Bondowoso jatuh cinta dengan dia dan ingin menikahinya.

"Jika Anda ingin menikah, Anda harus membangun seribu candi dalam satu malam," kata Loro Jonggrang.

Dia membenci Bandung Bondowoso karena ia membuat orang-orang dari Prambanan menderita.

"Apa? Tidak mungkin! Anda hanya memberi saya alasan untuk tidak menikah saya!" kata Bandung Bondowoso.

Tapi dia tidak menyerah. Dia meminta jin untuk membantunya.

Maka semua jin yang bekerja keras untuk membangun 1.000 candi. Sementara itu, Loro Jonggrang mendengar dari orang kepercayaannya bahwa pembangunan 1.000 candi itu hampir selesai.

Dia begitu takut karena dia tidak ingin menikah Bandung Bondowoso. Kemudian, Loro Jonggrang punya ide bagus. Dia meminta semua orang kepercayaannya untuk membantunya.

"Tolong siapkan banyak jerami dan mortar. Ayo! Cepat!" kata Loro Jonggrang.

Semua orang kepercayaannya bingung. Mereka tidak tahu mengapa Loro Jonggrang meminta mereka untuk mempersiapkan banyak jerami dan mortir di tengah malam.

"Dengar, semua jin yang sedang membangun kuil, kan? Kita harus menghentikan mereka dengan membakar jerami dan membuat beberapa kebisingan. Jin akan berpikir bahwa matahari akan terbit dan mereka akan lari. Para jin takut sinar matahari," kata Loro Jonggrang.

Ya, rencana Loro Jonggrang pun berhasil! Semua jin berpikir bahwa matahari terbit. Mereka tidak tahu cahaya itu dari api yang membakar jerami, dan suara dari kencang berasal mortir.

Bandung Bondowoso marah. Dia tahu Loro Jonggrang hanya menipunya.

"Anda tidak bisa membodohi saya, Loro Jonggrang. Saya sudah memiliki 999 candi. Aku hanya perlu satu lagi kuil. Sekarang, saya akan membuat Anda menjadi candi yang ke seribu."

Dengan kesaktiannya, Bandung Bondowoso mengutuk Loro Jonggrang menjadi candi atau arca ke-1.000. Sampai saat ini, candi itu masih berdiri di daerah Prambanan, Jawa Tengah. Masyarakat percaya bahwa cerita ini menjadi asal-usul berdirinya Candi Prambanan.

10. Dongeng legenda rakyat Joko Tingkir atau The Legend of Joko Tingkir dalam Bahasa Inggris

The original name was Joko Tingkir Mas Karebet which is the first king of the kingdom Pajang with the title of Sultan Hadiwijaya. His father Ki Ageng Pangging often known as Kebo Kenongo executed by the kingdom of Demak, as being a rebel and that is Nyai Ageng Pengging mother died of illness.

After being an orphan, Mas Karebet raised by Nyai  Ageng Tingkir, and nicknamed Joko Tingkir. Joko Tingkir grow into predisposing brave, and very fond imprisoned. Joko Tingkir also been studied to sunan Kalidjaga and Ki Ageng Sela.

Joko Tingkir devoted himself in the kingdom of Demak on the advice of Sunan Kalidjaga. He stayed at home brother of Nyi Ageng Tingkir, nurses Mosque Demak and rank headman Ganjur, namely Kyai Gandasmustaka. Joko Tingkir became head of Demak-ranking soldier wiratama ravine, because he was good to attract the sympathy of Sultan Trenggono.

Later, Joko Tingkir charge of selecting candidates Soldiers who will be included into a group of soldiers Joko Tingkir. One of the recruits was Dadungawuk. Daduk awuk is the arrogant and often flaunt his power. Because of his pride, Joko Tingkir intends to test his power to puncture Konde. But it turns out Dadungawuk killed instantly. Joko Tingkir dismissed by the Sultan of Demak Trenggono and expelled because of the incident.

Joko Tingkir away from Demak and learning from his father's old Sodara, named Ki Ageng Banyubiru or Kanigoro Kebo. He studied along with the three disciples Ki Ageng Banyubiru called Manca Mas, Mas Wila and Wragil back to Demak. On the way to cross the river using a raft Kedung Srengenge, they attacked invisible crocodile, but the crocodile defeated by the students until the crocodile helped push the raft to the other side.

Joko Tingkir trying to find sympathy for the Sultan Trenggono which at that time was traveled in Mount Prawoto. He took off a mad bull named Kebo Danu. The Water Buffalo rampage after being given a mantra by Joko Tingkir, by giving the burial ground at the buffalo's ear. No one was able to stop the water Buffalo.

Joko Tingkir emerged and face the mad buffalo, and defeated easily. The incident, was appointed by the Sultan Trenggono back into ravine wiratama.

Terjemahan cerita rakyat Joko Tingkir:

Nama asli Joko Tingkir adalah Mas Karebet, yang merupakan raja pertama kerajaan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Ayahnya Ki Ageng Pangging yang dikenal dengan sebutan Kebo Kenongo dihukum mati oleh kerajaan Demak, karena dituduh sebagai pemberontak. Sementara sang ibu Nyai Ageng Pengging sudah meninggal karena sakit.

Setelah yatim piatu, Mas Karebet diasuh oleh Nyai Ageng Tingkir, dan dijuluki Joko Tingkir. Joko Tinggir tumbuh menjadi pemuda yang gagah berani, dan suka bertapa. Ia juga pernah berguru kepada Sunan Kalijaga dan Ki Ageng Sela.

Joko Tingkir mengabdikan dirinya di kerajaan Demak atas saran dari Sunan Kalijaga. Dia tinggal di rumah saudara dari Nyi Ageng Tingkir, yaitu perawat Masjid Agung Demak dan berpangkat lurah ganjur, yakni Kyai Gandasmustaka. Joko Tingkir kemudian terpilih menjadi kepala prajurit Demak yang berpangkat lurah wiratama, karena dia pandai menarik simpati Sultan Trenggono.

Suatu hari, Joko Tingkir bertugas menyeleksi calon prajurit yang akan dimasukkan ke dalam kelompok prajuritnya. Salah satu calon prajurit itu adalah Dadungawuk, yang sombong dan sering memamerkan kesaktiannya. Karena kesombongannya itu, Joko Tingkir berniat menguji kesaktian Dadungawuk dengan tusuk Konde. Tapi ternyata, Dadungawuk langsung tewas seketika. Joko Tingkir lalu dipecat oleh Sultan Trenggono dan diusir dari Demak karena kejadian itu.

Joko Tingkir kemudian pergi dari demak dan berguru kepada saudara ayahnya, yaitu Ki Ageng Banyubiru atau Ki Kebo Kanigoro. Setelah ia merasa cukup menyerap ilmu, Joko Tingkir kembali ke Demak bersama ketiga murid Ki Ageng Banyubiru, yaitu Mas Manca, Mas Wila, dan Wragil. Dalam perjalanan menyeberangi sungai Kedung Srengenge menggunakan rakit, mereka diserang siluman buaya. Tetapi, siluman buaya itu dikalahkan oleh murid-murid Ki Ageng Banyubiru. Akhir cerita, siluman Buaya itu membantu mendorong rakit milik Joko Tingkir hingga ke seberang tujuan.

Cerita dilanjutkan saat Joko Tingkir mencoba mencari simpati dari Sultan Trenggono yang saat itu sedang berwisata di Gunung Prawoto. Sultan Trenggono melepas seekor kerbau gila yang dinamai Kebo Danu. Kebau tersebut mengamuk setelah diberi mantra oleh Joko Tingkir, di mana ia memberi tanah kuburan di bagian telinga kerbau. Tidak ada yang mampu menghentikan Kerbau teresebut.

Joko Tingkir muncul dan menghadapi kerbau gila itu, dan dikalahkan dengan mudah. Atas kejadian itu, Sultan Trenggono kembali mengangkat Joko Tingkir menjadi lurah wiratama.

11. Dongeng rakyat Timun Mas atau The Story of Timun Mas

Once upon a time, a husband and wife made their home not far from a jungle. They were farmers. They were diligent farmers who put in a lot of effort in the paddy fields. Despite being married for a long time, they were still without children. They prayed sincerely for a child every day.

One night, a giant passed their home as they were praying. The huge man heard them asking for help.

"Farmers, don't worry. I could give you a child. However, you must deliver that daughter to me once she turns 17 years old," the giant continued.

The farmers rejoiced greatly. They accepted the offer without giving the possibility of eventually losing their child any thought. The giant later gave them a bunch of cucumber seeds. The farmers carefully placed them in the ground. The seeds then developed into plants.

A large golden cucumber soon emerged from the plants after that. When it was fully ripe, the farmers harvested and cut it. They were astonished to see a beautiful girl inside the cucumber. She was given the name Timun Mas, which means Golden Cucumber. Timun Mas blossomed into a lovely girl as the years went by.

Timun Mas was pleased on her 17th birthday. The parents, on the other hand, were deeply depressed. Despite being aware that they had to honor their word towards the giant, they also wished to avoid losing their beloved daughter.

"Please take this bag, my daughter.. It can save you from the giant," said the father.

"What do you mean, Father? I don't understand," Timun Mas replied.

Right after that, the giant came into their house.

"Run Timun Mas. Save your life!" said the mother.

The giant was furious. He was aware that the farmers intended to break their promise. He was chasing Timun Mas. The giant was getting closer and closer.

After that, Timun Mas opened the bag and threw some salt into the air. It turned into a sea. To get across the ocean, the giant had to swim.

Timun Mas afterwards threw some chili. It turned into a jungle with sharp thorns. The giant was injured by the trees' thorny branches. However, the giant was still able to chase after Timun Mas.

Timun Mas took her third magic stuff. They were cucumber seeds. She threw them away and became a cucumber field. But the giant could still escape from the field.

Then there was the last of the magic stuff she had in the bag. It was a shrimp paste, terasi. She threw it and became a big swamp. The giant was still trying to swim through the swamp, but he was very tired. Then he drowned and died.

Timun Mas then immediately went home. The farmers were overjoyed to be back together once more.

Terjemahan cerita rakyat Timun Mas:

Pada suatu hari, tidak jauh dari hutan, hiduplah sepasang suami istri. Mereka adalah petani yang rajin dan selalu bekerja keras di sawah. Mereka telah menikah selama bertahun-tahun dan masih belum memiliki anak. Setiap hari mereka selalu berdoa supaya dikaruniai seorang anak.

Suatu malam, saat mereka sedang berdoa, raksasa melewati rumah mereka. Raksasa itu mendengar doa pasangan suami istri ini, dan menghampiri keduanya.

"Jangan khawatir, petani. Saya bisa memberikan kalian anak. Tapi kalian harus memberikan anak itu kepadaku saat dia berusia 17 tahun," kata raksasa itu.

Petani sangat bahagia. Mereka tidak berpikir panjang tentang risiko kehilangan anak mereka di kemudian hari dan setuju untuk mengambil tawaran dari raksasa. Kemudian, raksasa itu memberi mereka beberapa biji mentimun. Petani suami istri menanamnya dengan hati-hati, hingga bibit tumbuh menjadi tanaman.

Tidak lama setelah itu, mentimun emas besar tumbuh dari tanaman tersebut. Setelah matang, petani mengambil dan memotongnya. Mereka sangat terkejut melihat ada anak yang cantik di dalam mentimun. Mereka begitu senang dan memberinya nama Timun Mas.

Tahun berlalu dan Timun Mas tumbuh menjadi seorang gadis cantik. Pada ulang tahunnya yang ke-17 nya, Timun Mas sangat senang. Namun, orang tuanya sangat sedih. Mereka tahu ada janji yang harus dipenuhi. Raksasa akan mengambil Timun Mas.

Namun, suami istri petani ini tidak ingin kehilangan putri kesayangan mereka. Keduanya lalu menemukan ide untuk menghentikan itu semua terjadi.

"Anakku, ambillah kantong ini. Ia dapat menyelamatkanmu dari raksasa," kata sang ayah.

"Apa maksudmu, Ayah? Aku tidak mengerti," kata Timun Mas.

Tepat setelah itu, raksasa datang ke rumah mereka.

"Pergilah Timun Mas. Selamatkan hidupmu!" kata sang ibu.

Raksasa itu marah. Dia tahu para petani ingin melanggar janji mereka. Dia lalu mengejar Timun Mas pergi.

Raksasa itu semakin mendekat. Timun Mas kemudian membuka kantong dan melemparkan segenggam garam yang kemudian menjadi lautan. Raksasa itu pun mau tak mau harus berenang untuk menyeberangi laut dan menangkap Timun Mas.

Timun Mas lalu kembali melemparkan beberapa buah cabe dari dalam kantong yang kemudian menjadi hutan dan pohon-pohon. Pohon-pohon itu memiliki duri yang tajam sehingga mereka menyakiti raksasa saat melewatinya. Namun, raksasa itu masih belum menyerah dan mengejar Timun Mas.

Timun Mas kembali mengambil benda ajaib ketiga, yaitu biji mentimun. Dia melemparkannya dan berubah menjadi kebun mentimun. Tapi, raksasa masih bisa melewatinya.

Sampai akhirnya, Timun Mas menemukan benda terakhir di dalam kantong. Benda itu adalah terasi. Dia melemparkannya, dan terasi berubah menjadi rawa yang besar.

Raksasa masih berusaha berenang di rawa, tapi ia sangat kelelahan. Lalu, ia pun tenggelam dan tewas.

Timun Mas kemudian segera pulang. Keluarga petani sangat senang karena akhirnya mereka bisa bersama lagi.

12. Cerita rakyat Indonesia Asal Usul Reog Ponorogo or Ponorogo Dance

A long time ago, there was a kingdom in Kediri, East Java. The king had a beautiful daughter. Her name was Princess Dewi Sanggalangit. She was not only beautiful, but also had a great personality. She liked to help people and she never treated people differently.

Princess Dewi Sanggalangit was single. Although many young men had come to propose her to be their wife, the princess still did not want to get married yet. It made the king restless.

"My daughter, what are you waiting for? You are old enough to get married."

"I know that, Father. And I will pray to gods to give me guidance," said the princess.”

Princess Dewi Sanggalangit did not want to choose the wrong husband. Therefore, she meditated, asking gods to give her guidance on how to choose the right husband.

While during her meditation, the princess had a vision. It was seen that in her wedding party, people enjoyed watching a dance. It was not a common dance that she had seen before.

The dancers were dancing following harmonious melody from the Gamelan. It is a traditional music instrument in Java. There were also horses lining up, they were following the bride and the groom. And the most interesting attraction was the performance of a two-headed animal!

The princess told the king about her vision during the meditation. The king then made an announcement. He said that any man could realize his daughter's wish, could marry her.

One by one, they gave up. They said it was very difficult to hold the dance, especially the performance of a two-headed animal. However, there were two men who still wanted to continue. They were King Singabarong from Lodaya Kingdom and King Kelanaswandana from Bandarangin Kingdom.

King Singabarong was a mean king. He would hurt anyone who did not obey him. King Singabarong was very strange. He was a human but he had a lion head. He was a very tall and big man. His head had been hairy just like a lion's head. There were many fleas on his head, therefore he kept a peacock. He always brought his peacock with him. And whenever he felt itchy, he asked his bird to peck and bit the fleas.

Meanwhile, King Kelanaswandana was a handsome man. He was wise and kind to his people. The King had a great supernatural power. He was still single. And he really loved Princess Dewi Sanggalangit. He was sure that he could hold the dance.

Both kings worked very hard. To anticipate his competitor, King Singabarong sent his soldier to spy King Kelanaswandanana:

The report from his soldier shocked King Singabarong. He said that King Kelanaswandana already had 140 twin horses.

King Singabarong was upset! He planned to attack King Kelanaswandana and stole his horses. Soon King Singabarong and his soldiers arrived at the Kingdom of Bandarangin. Finally the two kings were facing each other.

While they were fighting, suddenly King Singabarong felt very itchy in his head. He could not stand it anymore. He asked his peacock to peck his hairy-lion-head. King Kelanaswandana did not waste the great opportunity. With his supernatural power, he whipped King Singabarong.

Amazingly, King Singabarong changed into a very strange animal. His peacock joined his head. King Singabarong had changed into a two-headed animal! King Kelanaswandana immediately brought the two-headed animal and performed the dance.

Princess Dewi Sanggalangit amazed and as promised she agreed to marry King Kelanaswandana. And she was brought to Wengker in Bandarangin Kingdom. Wengker was the other name of Ponorogo. Since then people named the dance as Ponorogo dance.

Terjemahan cerita Asal Usul Reog Ponorogo:

Dahulu, berdirilah sebuah kerajaan di Kediri, Jawa Timur. Raja memiliki seorang putri yang cantik bernama Putri Dewi Sanggalangit. Dia tidak hanya cantik, tapi juga memiliki kepribadian yang baik. Dia suka membantu orang dan dia tidak pernah memperlakukan orang secara berbeda.

Putri Dewi Sanggalangit belum menikah. Meski banyak pria muda yang datang untuk melamarnya untuk menjadi istri mereka, sang putri masih belum mau menikah. Hal itu membuat sang raja gelisah.

"Putriku, tunggu apa lagi? Sudah cukup umur untuk menikah," ujar Raja.

"Saya mengerti, Ayah. Saya akan berdoa kepada Tuhan untuk memberi saya tuntunan," kata sang putri.

Putri Dewi Sanggalangit tak mau salah dalam memilih suami. Ia pun memutuskan untuk bermeditasi, meminta kepada Tuhan untuk diberikan petunjuk bagaimana memilih suami yang tepat.

Saat meditasi, sang putri mendapatkan jawaban berupa penglihatan. Terlihat suasana di pesta pernikahannya, di mana orang-orang di sana senang menonton tarian. Tapi, itu bukan tarian umum yang pernah dia lihat sebelumnya.

Para penari menggerakkan tubuh mengikuti melodi harmonis dari Gamelan, yaitu alat tradisional musik di Jawa. Ada juga kuda-kuda yang berbaris, mengikuti pengantin wanita dan mempelai laki-laki. Dan daya tarik yang paling menarik adalah penampilan seekor binatang berkepala dua!

Sang putri memberi tahu Raja tentang penglihatan tersebut. Raja kemudian membuat pengumuman. Dia mengatakan bahwa setiap pria yang bisa mewujudkan keinginan putrinya, maka ia bisa menikahinya.

Tapi, semua pria yang mencoba tidak ada yang berhasil. Satu demi satu, mereka menyerah. Mereka mengatakan sangat sulit untuk mengadakan tarian, terutama dengan menampilkan seekor binatang berkepala dua. Namun, ada dua orang pria yang masih ingin melanjutkan. Mereka adalah Raja Singabarong dari Kerajaan Lodaya dan Raja Kelanaswandana dari Kerajaan Bandarangin.

Raja Singabarong adalah raja yang kejam. Dia akan menyakiti siapa saja yang tidak mematuhinya. Raja Singabarong sangat aneh. Dia adalah manusia yang sangat tinggi dan besar, namun memiliki kepala singa. Ada banyak kutu di kepalanya. Ia selalu membawa seekor merak bersamanya, dan setiap kali dia merasa gatal, dia akan meminta burung peliharaannya itu untuk mematuk dan menggigit kutu.

Sementara itu, Raja Kelanaswandana adalah pria tampan. Dia bijak dan baik hati terhadap bangsanya. Raja memiliki kekuatan supernatural yang hebat. Dia masih lajang dan dia sangat mencintai Putri Dewi Sanggalangit. Dia yakin bisa memenuhi keinginan sang putri.

Kedua Raja tersebut kemudian bersaling. Untuk mengantisipasi saingannya, Raja Singabarong mengirim tentaranya untuk memata-matai Raja Kelanaswandanana:

Namun, laporan dari tentaranya justru mengejutkan Raja Singabarong. Dia mengatakan bahwa Raja Kelanaswandana sudah memiliki 140 kuda kembar.

Raja Singabarong kesal! Dia berencana menyerang Raja Kelanaswandana dan mencuri kudanya. Segera Raja Singabarong dan tentaranya tiba di Kerajaan Bandarangin. Akhirnya, kedua raja saling berhadapan.

Sementara mereka bertengkar, tiba-tiba Raja Singabarong merasa sangat gatal di kepalanya. Dia tidak tahan lagi. Dia meminta burung merak itu untuk mematuk kutu di kepala singa berbulu itu. Raja Kelanaswandana tidak menyia-nyiakan kesempatan besar. Dengan kekuatan supranaturalnya, dia menyerang Raja Singabarong.

Tiba-tiba, Raja Singabarong justru berubah menjadi binatang yang sangat aneh. Burung merak yang selalu dibawanya bersatu dengan kepala singa. Raja Singabarong berubah menjadi binatang berkepala dua

Raja Kelanaswandana yang melihat itu semua, langsung bertindak. Ia membawa hewan berkepala dua tersebut dan segera melakukan tarian di depan sang putri.

Putri Dewi Sanggalangit kagum dan seperti yang dijanjikan, ia setuju menikahi Raja Kelanaswandana. Putri Dewi Sanggalangit lalu dibawa ke Wengker di Kerajaan Bandarangin. Wengker adalah nama lain Ponorogo. Sejak itu orang menamai tarian tersebut sebagai tarian Ponorogo. 

13. Cerita rakyat Cindelaras atau The Legend of Cindelaras dalam Bahasa Inggris dan artinya

Raden Putra was the king of Jenggala kingdom. He had a beautiful queen. Besides that, the king also had a beautiful concubine. Unlike the queen, the concubine had bad personality. She was jealous with the queen, so she planned to make the queen leave the palace. By doing so, she could be the new queen.

The concubine asked the palace healer to help her do the bad plan. They told the king that the queen wanted to poison him. The king was angry. He sent the queen to a jungle. It is the punishment for her. There was one condition that the king did not know, the queen was pregnant.

After several months lived in the jungle, the queen gave birth to a healthy baby boy. She named him Cindelaras. He grew up as a nice, healthy, and handsome young man. One day, while Cindelaras helped her mother to collect some fire woods, an eagle dropped an egg. He took the egg and carefully took care of it.

The egg hatched into a chick and then it became a strong rooster. The rooster had a magical skill. It was very powerful and skillful in fighting with other roosters. Besides that, the rooster could also sing. The song was about Cindelaras and his father, Raden Putra. “My master is Cindelaras. He lives in the jungle. His father is a king. His name is Raden Putra.” The rooster often sang the song.

When Cindelaras first heard that song, he ignored it. However, he could not stand it anymore. He talked to his mother about it. His mother told him the whole story. Cindelaras was very surprised. He decided to go to the palace to meet the king, his father. Cindelaras also brought his rooster to go to the palace.

On the way to go there, he met some people. They asked him to fight his rooster with their roosters. Cindelaras’ rooster won the fight. He won again and again. Cindelaras great rooster was heard by King Raden Putra. So, he invited Cindelaras to the palace to fight his rooster with the king’s rooster.

The king made a bet. If Cindelaras’ rooster won the fight, he would get all king’s jewellery. However, if Cindelaras’s rooster lost, he would be punished in jail. The two roosters fought bravely. In just few minutes, Cindelaras’ rooster won the fight! Then, the rooster sang the song.

The king was surprised, he asked who Cindelaras was. He then told the king about her mother living in the jungle. Later, the palace healer admitted his mistake. He said that the queen was innocent. She never tried to kill the king. The king was very angry. He ordered the concubine to be sent to jail. The king immediately went to the jungle to pick up his wife. He apologized for sending her to the jungle and made her the queen again.

Terjemahan cerita rakyat Cindelaras:

Raden Putra adalah raja kerajaan Jenggala. Dia memiliki seorang ratu yang cantik. Selain itu, raja juga mempunyai seorang selir yang cantik jelita.

Tapi, berbeda dengan ratu, selir ini memiliki kepribadian yang buruk. Dia sering cemburu dengan ratu, dan karena hal tersebut, dia pun berencana membuat ratu meninggalkan istana. Dengan melakukan itu, dia bisa menjadi ratu baru.

Selir itu meminta tabib istana untuk membantunya melakukan rencana buruk itu. Mereka memberitahu raja bahwa ratu ingin meracuninya. Raja marah. Dia mengirim ratu ke hutan. Itu adalah hukuman untuknya. Ada satu rahasia yang raja tidak ketahui, ratu sedang hamil.

Setelah beberapa bulan tinggal di hutan, ratu melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat. Dia menamainya Cindelaras.

Cindelaras tumbuh sebagai pemuda yang baik, sehat, dan tampan. Suatu hari, ketika Cindelaras membantu ibunya mengumpulkan kayu bakar, seekor elang menjatuhkan sebutir telur. Dia mengambil telur itu dan merawatnya dengan hati-hati.

Telur itu menetas menjadi seekor anak ayam dan kemudian menjadi seekor ayam jantan yang kuat. Ayam jago tersebut memiliki keterampilan hebat. Ia sangat kuat dan terampil dalam bertarung dengan ayam jantan lainnya.

Selain itu, ayam jago tersebut juga bisa berkicau. Ia sering menyanyikan lagu tentang Cindelaras dan ayahnya, Raden Putra, yang liriknya berisi;

"Tuanku adalah Cindelaras. Dia tinggal di hutan. Ayahnya adalah seorang raja. Namanya Raden Putra."

Ketika Cindelaras pertama kali mendengar lagu itu, ia mengabaikannya. Namun, dia tidak tahan lagi. Dia berbicara dengan ibunya tentang hal itu. Ibunya menceritakan seluruh kisahnya. Cindelaras sangat terkejut. Ia lalu memutuskan untuk pergi ke istana menemui raja, ayahnya. Cindelaras pun membawa ayam jantannya untuk berangkat ke istana.

Dalam perjalanan menuju ke sana, dia bertemu dengan beberapa orang. Mereka memintanya untuk mengadu ayam jantannya dengan ayam jantan mereka. Ayam jago Cindelaras memenangkan pertarungan tersebut. Ayam peliharaan Cindelaras itu terus menang setiap bertanding.

Kehebatan ayam milik Cindelaras akhirnya didengar oleh Prabu Raden Putra. Maka, ia pun mengajak Cindelaras ke istana untuk mengadu ayam jantannya dengan ayam raja.

Raja membuat taruhan. Jika ayam Cindelaras memenangkan pertarungan, ia akan mendapatkan semua perhiasan raja. Namun jika ayam Cindelaras kalah, ia akan dihukum penjara.

Kedua ayam jago itu bertarung dengan gagah berani. Hanya dalam beberapa menit, ayam jago Cindelaras memenangkan pertarungan! Kemudian ayam jago menyanyikan lagu yang biasa ia nyanyikan.

Raja terkejut, ia lalu bertanya tentang Cindelaras.

Cindelaras pun menceritakan kepada raja tentang ibunya yang tinggal di hutan. Belakangan, tabib istana mengakui kesalahannya. Dia mengatakan bahwa ratu tidak bersalah. Dia tidak pernah mencoba membunuh raja. Raja sangat marah. Dia memerintahkan selir jahat yang sudah memfitnah ratu untuk dikirim ke penjara.

Kemusian, raja segera pergi ke hutan untuk menjemput istrinya. Dia meminta maaf karena mengirimnya ke hutan dan menjadikannya ratu lagi.

14. Cerita rakyat Dewi Sri atau The Story of Dewi Sri dalam Bahasa Inggris dan artinya

Once upon a time in heaven, Batara Guru, who was the supreme ruler of the kingdom of heaven, ordered all the gods and goddesses to work together and donate their energy to build a new palace in heaven. Anyone who disobeyed this order was considered lazy, and would have their hands and feet cut off.

Hearing Batara Guru's order, Antaboga or Anta, the snake god, was very worried. Imagine that he did not have the hands and feet to work. If he had to be punished, only his neck could be cut, and that meant death. Anta was very scared, so he asked Batara Narada, Batara Guru's brother, for advice regarding the problem he was facing. But unfortunately, Batara Narada was confused and could not find a way to help the snake god. Desperate, Dewa Anta cried bitterly and mourned how bad his fate was.

However, when Anta's tears fell to the ground, miraculously, three drops of tears turned into granules that sparkled like gems. The granules are actually eggs that have beautiful shells. Barata Narada suggested that the eggs be offered to Batara Guru as a form of request so that he would understand and forgive Anta's shortcomings in not being able to work on building the palace.

Carrying three eggs in his mouth, Anta left for Batara Guru's palace. On the way, Anta met an eagle (there are several versions that say a crow), who then greeted him and asked him where he was going. Because his mouth was full of eggs, Anta was just silent, unable to answer the bird's question. The eagle thought that Anta was arrogant, so he was very offended and angry.

The bird also attacked Anta, who was panicked, scared, and confused. As a result, one of the eegs broke. Anta immediately hid behind the bushes, waiting for the eagle to leave. But the eagle kept waiting until Anta came out of the grass and attacked him again. The second egg was broken, and Anta immediately slithered and ran in fear to save himself. Now there is only one pearl egg that is safe, intact, and unbroken.

The two broken eggs that fell to the ground transformed into two wild boars, Kalabuat and Budug Basu. And then, Kalabuat and Budug Basu are kept by Gumarang cow. This cow is a miraculous incarnation as a result of a female cow accidentally drinking the urine of the demon Idajil so that she becomes pregnant and gives birth to the Gumarang cow.

Finally, Anta arrived at Batara Guru's palace and immediately presented the egg to the ruler of heaven. Batara Guru happily accepted the gem offering. However, after knowing that it was a magic egg, Batara Guru ordered Anta to incubate the egg until it hatched.

After a long time, Anta incubated the egg, and the egg hatched. But miraculously, what came out of the egg was a very beautiful, cute, and adorable baby girl. The baby girl was immediately adopted by Batara Guru and his queen.

Nyi Pohaci Sanghyang Sri is the name given to the princess. As time passed, Nyi Pohaci grew into an extraordinarily beautiful girl. A princess who is kind, gentle, smooth in speech, and virtuous in language captivates all beings. Every eye that looked at her, god and human alike, immediately fell in love with the goddess.

As a result of her beauty, which beats all the angels and heavenly goddesses, Batara Guru himself was captivated by his adopted daughter. Batara Guru secretly had a desire to marry Nyi Pohaci. Seeing Batara Guru's behavior, the gods became worried that, if left unchecked, this scandal would destroy the harmony in heaven. So the gods negotiated a strategy to separate Batara Guru and Nyi Pohaci Sanghyang Sri.

To protect the purity of Nyi Pohaci as well as to maintain harmony in the household of the ruler of heaven, the gods agreed that there was no other way but to kill Nyi Pohaci.

The gods collected all kinds of the most deadly venomous poison and immediately put it in the drink of the princess. Nyi Pohaci soon died of poisoning, the gods panicked and feared because they had committed the grave sin of killing an innocent holy girl. Soon, the body of the goddess was brought down to earth and buried in a remote and hidden place.

The disappearance of Dewi Sri from heaven made Batara Guru, Anta, and all the gods grieve. However, something miraculous happened because of the purity and kindness of the goddess: various plants emerged from inside her grave that were very useful for mankind.

From her head emerged a coconut tree. From her nose, lips, and ears sprang various fragrant herbs and vegetables. From her hair grew grass and various beautiful and fragrant flowers. From her breasts grew ripe and sweet fruits. From her arms and hands grew teak, sandalwood, and various useful wood trees; from her reproductive organs appeared palm trees or sugar palms. From his thighs grew various types of bamboo plants. From her feet spring various tubers and cassava; finally from the tomb came the rice plant, the most useful food for humans.

Terjemahan cerita rakyat Dewi Sri:

Dahulu kala, di svargaloka atau surga, ada seorang dewa bernama Batara Guru, yang dalam bahasa Jawa Hindu kuno dikaitkan dengan Siwa. Ia adalah dewa tertinggi yang memerintahkan semua dewa dan dewi untuk menyumbangkan kekuatan mereka guna membangun istana baru Bale Pancawarna. Siapapun yang tidak mematuhi perintah ini dianggap pemalas dan akan kehilangan tangan dan kakinya. 

Mendengar perintah Batara Guru, salah satu dewa, Anta atau Ananta Boga, yaitu dewa Naga, sangat gelisah. Dia tidak memiliki lengan atau kaki dan dia tidak yakin bagaimana dia bisa melakukan pekerjaan itu. Anta merupakan dewa Naga yang berbentuk ular. Dia tidak bisa bekerja tanpa tangan dan kakinya.

Dia lalu meminta nasihat dari Batara Narada, yaitu adik dari Batara Guru. Namun sayangnya, Narada juga bingung dengan nasib buruk yang dihadapi Anta. Anta pun menjadi sangat kesal dan ia menangis.

Saat dia menangis, tiga tetes air matanya jatuh ke tanah. Ajaibnya, setelah menyentuh tanah, tetesan air mata itu menjadi tiga butir telur indah berkilauan yang tampak seperti permata atau mutiara. Batara Narada menasihatinya untuk mempersembahkan 'permata' itu kepada Batara Guru dengan harapan hadiah itu akan menenangkannya dan dia akan memberikan penilaian yang adil atas kekurangan yang dimiliki Anta.

Dengan tiga telur di mulutnya Anta pergi ke istana Batara Guru. Dalam perjalanan ke sana dia didekati oleh seekor elang. Dalam beberapa tradisi, ada juga yang digambarkan sebagai burung gagak.

Burung itu yang mengajukan pertanyaan kepadanya. Anta terdiam dan tidak bisa menjawab pertanyaan karena dia memegang telur yang ada di mulutnya. Namun, burung itu mengira Anta sombong dan menjadi marah dan mulai menyerang Anta. Akibatnya satu butir telur jatuh ke bumi dan pecah. Anta dengan cepat mencoba bersembunyi di semak-semak tetapi burung itu menunggunya. 

Serangan kedua membuat Anta hanya memiliki satu butir telur untuk dipersembahkan kepada Batara Guru. Kedua telur yang pecah itu jatuh ke bumi dan menjadi babi hutan kembar Kalabuat dan Budug Basu. Kalabuat dan Budug Basu kemudian diadopsi oleh sapi Sapi Gumarang. Sapi Gumarang lahir dari seekor seekor sapi betina yang secara tidak sengaja meminum air kencing setan Idajil yang membuatnya hamil.

Singkat cerita, Anta sampai di istana dan mempersembahkan satu tetesan air matanya yang berbentuk telur berkilau kepada Batara Guru. Tawaran itu diterima dengan baik dan Batara Guru memintanya untuk membuat sarang telur sampai menetas. Ajaibnya telur itu menetas menjadi bayi perempuan yang sangat cantik. Dia memberikan bayi perempuan itu kepada Batara Guru dan istrinya Batari Umah atau Uma.

Nyai Pohaci Sanghyang Sri adalah nama yang berikan kepada bayi cantik itu. Dia tumbuh menjadi putri yang sangat cantik di kerajaan surga. Setiap dewa yang melihatnya menjadi tertarik padanya, bahkan ayah angkatnya, Batara Guru pun mulai tertarik padanya. Melihat keinginan Batara Guru terhadap putri angkatnya, semua dewa menjadi khawatir. 

Batari Umah telah mengasuh dan menyusui Sanghyang Sri, dan telah dianggap sebagai putrinya, yang artinya dia juga adalah putri Batara Guru. Menikah dengan anak perempuan dianggap tabu. Khawatir skandal ini dapat merusak keharmonisan di surga, akhirnya para dewa yang dipimpin oleh Batara Narada bersekongkol untuk memisahkan Sanghyang Sri  dan Batara Guru.

Untuk menghindari skandal dan untuk menjaga perdamaian di kerajaan surga, dan juga untuk melindungi kesucian Sanghyang Sri, Batara Narada memimpin para dewa untuk merencanakan pembunuhannya. Para dewa mengumpulkan semua racun terkuat dari seluruh dunia dan memasukkannya ke dalam wadah kecil. Racun itu kemudian diam-diam dimasukkan ke dalam minuman Sanghyang Sri. Dia meminum racun tersebut dan langsung meninggal.

Kematiannya yang tiba-tiba telah menyebabkan rasa bersalah dan ketakutan di antara para dewa, karena mereka telah melakukan dosa membunuh seorang gadis yang tidak bersalah. Perbuatan zalim ini telah memicu murka alam semesta dan Sang Hyang Kersa, dewa tertinggi yang biasanya bungkam. Ia lalu menghukum para dewa dengan mengirimkan badai dan cuaca buruk yang aneh ke kerajaan surga. 

Dengan air mata ketakutan, para dewa mengambil tubuh Sanghyang Sri dari surga dan menguburkannya di suatu tempat di bumi di tempat yang jauh dan tersembunyi. Namun, karena kekuatan yang dimiliki Sanghyang Sri, makamnya menunjukkan tanda ajaib, yakni tumbuh beberapa tanaman ajaib yang memiliki banyak manfaat bagi umat manusia. 

Dari kepalanya tumbuh kelapa, dari hidung, bibir, dan telinganya tumbuh berbagai rempah-rempah dan sayuran, dari rambutnya tumbuh rerumputan dan berbagai tanaman berbunga, dari buah dadanya tumbuh berbagai tanaman buah-buahan, dari lengan dan tangannya tumbuh jati dan berbagai pohon kayu, dari kemaluannya tumbuh Kawung yaitu Aren atau Enau, dari pahanya tumbuh berbagai jenis bambu, dari kakinya tumbuh berbagai umbi-umbian, dan terakhir dari pusarnya tumbuh tanaman yang sangat berguna yang disebut padi. 

Dalam beberapa versi, beras putih tumbuh dari mata kanannya, sedangkan beras merah tumbuh dari mata kirinya. Semua tanaman yang bermanfaat, penting untuk kebutuhan dan kesejahteraan manusia, dianggap berasal dari sisa-sisa tubuh Dewi Sri. Sejak saat itu, masyarakat pulau Jawa menghormatinya sebagai 'Dewi Padi' yang baik hati dan melambangkan kesuburan. Di Kerajaan Sunda kuno, dia dianggap sebagai dewi tertinggi dan terpenting bagi masyarakat pertanian.

15. Cerita rakyat Asal Usul Gunung Bromo  atau The Origin of Mount Bromo dan artinya

The story is about a husband and a wife named Joko Seger and Roro Anteng. They had been married for years and they did not have any children yet.

They wanted to have children, they prayed to the gods every day. And finally Joko Seger had a vision. His wife would be pregnant if he meditated in a cave. However, a lion lived in the cave. Joko Seger fought with the lion. He won! Later he meditated in the cave. J

Joko Seger decide to meditating. Later, he heard a voice.

"Joko Seger, all the Gods agreed to give you children, lots of children."

"Really? Thank you very much," said Joko Seger happily.

"But there is one condition you have to do."

"Say it. I will do anything as long as you give me lots of children," said Joko Seger.

"You will have 25 children. But you have to sacrifice one of them when they are adult."

"l agree," said Joko Seger without any doubts.

He was so happy that God would give them 25 children. He thought sacrificing one of them would not be a problem. He would still have 24 children.

At home, Joko Seger told his wife about his conversation with the god. And Roro Anteng could not say anything. After all, her husband had promised to Gods. She just hoped that they would never have to sacrifice one child.

Later, Roro Anteng was pregnant. They had a baby! Joko Seger and Roro Anteng were very happy. The first baby was followed by other babies. Sometimes, the babies were born twins and other times the babies were born triplets. And the couple finally had 25 children! They were extremely happy.

And when the children were grown up, Joko Seger had a dream. He talked to the God.

"Joko Seger, remember your promise. I want you to bring one of your children to the crater of Bromo Mountain. Sacrifice your child there. If you don't keep your promise, the mountain will erupt and destroy everything."

Joko Seger woke up from his sleep. He was restless. He then talked to all his children about his promise.

"No, Father, I don't want to die," said the oldest.

"I don't either, Father," said another child.

All the children refused to be sacrificed. Joko Seger did not have the heart to force them. He loved all his children. Suddenly, the youngest child talked. His name was Kesuma.

"Please let me do it, Father. I love our family and the people of Tengger. But please, commemorate my sacrifice. Every year, please hold a ceremony and provide some offerings to the crater of Bromo Mountain," said Kesuma.

Terjemahan cerita Asal Usul Gunung Bromo:

Alkisah hidup sepasang suami istri bernama Joko Seger dan Roro Anteng. Mereka telah menikah selama bertahun-tahun, namun belum memiliki anak.

Mereka ingin punya anak, dan setiap hari mereka berdoa kepada Dewa. Akhirnya, Joko Seger mendapatkan visi, di mana istrinya akan hamil jika dia bermeditasi di dalam gua.

Namun, seekor singa tinggal di dalam gua. Dalam penglihatannya, Joko Seger bertempur dengan singa itu. Ia pun menang!

Joko Seger akhirnya memutuskan untuk bermeditasi di dalam gua sesuai dengan penglihatannya. Lalu, dia mendengar sebuah suara.

"Joko Seger, semua Dewa setuju untuk memberi kamu anak, banyak anak."

"Sungguh, terima kasih banyak," kata Joko Seger dengan gembira.

"Tapi ada satu syarat yang harus Anda lakukan."

"Katakan saja, saya akan melakukan apapun asalkan Anda memberi saya banyak anak," kata Joko Seger.

"Anda akan memiliki 25 anak, tapi Anda harus mengorbankan salah satu dari mereka saat mereka dewasa."

"Saya setuju," kata Joko Seger tanpa keraguan.

Dia sangat bahagia karena menurut suara itu, ia akan dikarunai 25 anak. Ia mengira bahwa syarat untuk mengorbankan salah satu dari mereka bukanlah perkara yang besar karena dia masih memiliki 24 anak.

Di rumah, Joko Seger memberitahu istrinya tentang percakapannya dengan suara tersebut. Dan Roro Anteng tidak bisa mengatakan apapun. Bagaimanapun, suaminya telah berjanji dan dia berharap mereka tidak akan pernah mengorbankan satu anak.

Belakangan, Roro Anteng sedang hamil. Mereka punya bayi!

Joko Seger dan Roro Anteng sangat senang. Bayi pertama lalu diikuti oleh bayi lain. Terkadang, bayi lahir kembar dan lain kali bayi lahir kembar tiga. Dan pasangan itu akhirnya memiliki 25 anak. Mereka sangat senang.

Dan saat anak-anak sudah dewasa, Joko Seger bermimpi. Dia berbicara dengan suara yang diyakininya sebagai Dewa.

"Joko Seger, ingatlah janjimu, aku ingin kamu membawa salah satu anakmu ke kawah Gunung Bromo, mengorbankan anakmu di sana, jika kamu tidak menepati janjimu, gunung itu akan meletus dan menghancurkan semuanya."

Joko Seger terbangun dari tidurnya. Dia gelisah. Dia kemudian berbicara dengan semua anaknya tentang janjinya.

"Tidak, Ayah, saya tidak ingin mati," kata yang tertua.

"Saya juga tidak, Ayah," kata anaknya yang lain.

Semua anak menolak untuk dikorbankan. Joko Seger pun tidak sampai hati untuk memaksanya. Dia mencintai semua anaknya. Tiba-tiba, anak bungsu berbicara. Namanya adalah Kesuma.

"Tolong izinkan saya melakukannya, Ayah. Saya mencintai keluarga dan orang-orang Tengger, tapi tolong, peringati pengorbanan saya, setiap tahun, mohon adakan upacara dan sediakan beberapa persembahan ke kawah Gunung Bromo," kata Kesuma.

Kesuma adalah anak yang sangat baik. Dia taat kepada orang tuanya dan sangat baik kepada orang lain. Semua penduduk desa mencintainya. Dia baik dan selalu membantu orang lain.

Kesuma pergi ke kawah. Dia melompat dan dia ditelan api. Semua orang sedih, tapi di lain sisi mereka semua sangat bersyukur kepada Kesuma karena pengorbanannya berhasil menyelamatkan semua orang. Karena dia, tempat mereka tinggal juga aman dari letusan Gunung Bromo.

Sampai sekarang, setahun sekali masyarakat Tenggel selalu mengadakan upacara untuk memperingati Kesuma. Mereka membawa sesaji ke kawah Gunung Bromo.

16. Cerita rakyat Si Kancil Mencuri Timun dalam Bahasa Inggris dan artinya

The mouse-deer is a cunning but naughty animal. It likes to eat cucumbers. One day while walking near a village it found a cucumber field with large cucumbers in it, which made its eyes bright and its appetite grew. But the mouse-deer saw the farmer working on the field so it decided to visit the field during the evening.

That evening, the mouse-deer went to the field and feasted upon the cucumbers. It happily ate the large cucumbers in the field. After the mouse-deer felt his stomach full, it left the field feeling satisfied.

In the morning, the farmer was surprised to see his cucumbers were stolen. He was so angry and wanted to find the thief. So, he built a scarecrow to scare away the thief. He put his clothes and his hat to make it looked like himself more. Then he collected the very sticky sap of a jackfruit tree and applied it on the scarecrow.

The scarecrow when Evening came and the mouse-deer went to the field. It was surprised to see that the farmer was still in the field. It waited and waited for the farmer to go, but he did not. Upon another look, it saw that the farmer did not even move. Cautiously, the mouse-deer approached the farmer, studying him carefully. The mouse-deer touched the scarecrow with its right front leg. It stuck. In panic, the mouse-deer tried to push the scarecrow with its left front leg in an attempt to free its right front leg. Now both its front legs stuck. The mouse-deer was trapped. It struggled and struggled all night but to no avail. Feeling hungry and tired, it gave up.

Morning came and the farmer saw that his trap now worked. feeling happy to finally caught the thief, he put the culprit in a cage. Then he told his wife to prepare the sauce of sate dish while he prepared a knife to slaughter the mouse-deer and invited his neighbors to have a feast of mouse-deer sate meat.

Seeing the farmer preparing the knife, the mouse-deer became afraid for it knows that it was about to be slaughtered. At the moment, it saw a dog walked by.

"Hey dog, come here!" called the mouse-deer.

Curiously the dog came over.

"Hi, mouse-deer," said the dog, "what are you doing there in the cage?"

"I am here because I am the farmer's new pet. And to express his happiness of having me as his new pet, the farmer is going to throw a party for me," said the mouse-deer.

"I don't believe you. I've been around this village all my life and never saw the farmer adopting any animals as his pet, let alone throwing a party for it. You're lying," said the dog.

"See for yourself if you don't believe me. The farmer's wife is preparing food for the party right now," said the mouse-deer.

The dog went around the farmer's house and peeked inside the kitchen. There it saw the farmer's wife preparing a large amount of sate sauce. Now the dog believed that the farmer was preparing a party for the mouse-deer.

"Oh, mouse-deer," said the dog when he came back to the cage. "I saw the farmer's wife preparing food. Is it true the farmer is going to throw a party for you?"

"As I already told you," said the mouse-deer proudly.

"Oh, mouse-deer, I'm sorry for not believing you. Please let me come to the party. I've never been in a party all my life. All I ever did was eating leftovers of a party," said the dog sadly.

"Alright," said the mouse-deer, "but you have to accompany me in this cage so I wouldn't be alone inside."

With its snout, the dog pushed the stick which locked the cage door. When the cage door opened and the dog came into the cage, the mouse-deer jumped out and quickly put the stick back on, locking the cage door.

"Sorry, you were right all the time," said the mouse-deer happily. "I was caught for stealing the farmer's cucumbers, and he wanted to slaughter me to be made sate meat. The farmer is preparing a feast because he has caught me successfully. I thank you for freeing me and I would pray for you so that you would not be slaughtered in place of me. Goodbye now."

The mouse-deer then leaped away happily. The farmer went back to the cage to get the mouse-deer, but he found the dog in the cage instead. The farmer took the it out of the cage and kicked and hit the dog angrily. The dog ran away, feeling fortunate that it was not slaughtered by the farmer while holding a grudge against the mouse-deer. But the cunning animal had gone far into the woods and never came back to the village again.

Terjemahan cerita Si Kancil Mencuri Timun:

Kancil merupakan hewan yang licik namun nakal. Ia suka makan mentimun.

Suatu hari, ketika sedang berjalan di dekat sebuah desa, ia menemukan ladang ketimun yang terdapat ketimun besar di dalamnya, yang membuat matanya bersinar dan nafsu makannya bertambah. Namun, kancil melihat petani itu sedang bekerja di ladang sehingga memutuskan untuk mengunjungi ladang pada malam hari.

Malam itu, kancil pergi ke ladang dan memakan mentimun. Ia dengan senang hati memakan mentimun besar di ladang. Setelah kancil merasa perutnya kenyang, ia meninggalkan lapangan dengan perasaan puas.

Pagi harinya, petani terkejut melihat mentimun miliknya dicuri. Dia sangat marah dan ingin menemukan pencurinya. Jadi, dia membuat orang-orangan sawah untuk menakuti pencurinya. Dia mengenakan orang-orang sawah itu pakaian dan topi agar lebih terlihat seperti dirinya. Kemudian, ia mengumpulkan getah pohon nangka yang sangat lengket dan mengoleskannya pada orang-orangan sawah.

Ketika sore tiba, kancil datang ke ladang. Ia terkejut melihat orang-orangan sawah itu dan menyangka itu adalah petani yang masih berada di ladang. Ia menunggu dan menunggu sampai petani itu pergi, namun dia tidak melakukannya.

Setelah dilihat lagi, terlihat bahwa petani itu bahkan tidak bergerak. Dengan hati-hati, kancil mendekati petani itu, mengamatinya dengan cermat. Kancil menyentuh orang-orangan sawah dengan kaki kanan depannya. Namun, kakinya tersangkut. Karena panik, kancil berusaha mendorong orang-orangan sawah tersebut dengan kaki kiri depan untuk melepaskan kaki kanan depannya. Kini kedua kaki depannya tertancap. Kancil pun terjebak. Ia berjuang sepanjang malam, tetapi tidak berhasil kabur. Merasa lapar dan lelah, ia pun akhirnya menyerah.

Pagi tiba dan petani itu melihat bahwa perangkapnya berhasil. Ia pun memasukkan pelakunya, yakni kancil, ke dalam sangkar. Kemudian, ia menyuruh istrinya untuk menyiapkan kuah satenya, sedangkan ia menyiapkan pisau untuk menyembelih kancil dan mengajak tetangganya untuk makan sate kancil.

Melihat petani menyiapkan pisau, kancil menjadi takut karena tahu bahwa ia akan disembelih. Saat itu, ia melihat seekor anjing lewat.

"Hei anjing, kemarilah!" kata kancil.

Anehnya, anjing itu datang.

“Hai, kancil,” kata anjing itu, “apa yang kamu lakukan di dalam kandang?”

“Aku di sini karena aku adalah hewan peliharaan baru sang petani. Dan untuk mengungkapkan kebahagiaannya karena memiliki aku sebagai hewan peliharaan barunya, petani tersebut akan mengadakan pesta untukku,” kata kancil.

"Aku tidak percaya padamu. Aku sudah berada di desa ini sepanjang hidupku dan tidak pernah melihat petani itu mengadopsi hewan apa pun sebagai hewan peliharaannya, apalagi mengadakan pesta untuk itu. Kamu bohong," kata anjing itu.

“Lihat sendiri kalau tidak percaya. Istri petani sedang menyiapkan makanan untuk pesta sekarang,” kata kancil.

Anjing itu berkeliling rumah petani dan mengintip ke dalam dapur. Di sana terlihat istri petani sedang menyiapkan kuah sate dalam jumlah banyak. Kini anjing itu percaya bahwa petani itu sedang menyiapkan pesta untuk kancil.

“Oh, kancil. Aku melihat istri petani menyiapkan makanan. Benarkah petani itu akan mengadakan pesta untukmu?” kata anjing itu ketika dia kembali ke kandang.

“Seperti yang sudah kukatakan padamu,” kata kancil dengan bangga.

"Kancil, aku minta maaf karena tidak mempercayaimu. Tolong izinkan aku datang ke pesta itu. Aku belum pernah ikut pesta seumur hidupku. Yang kulakukan hanya makan sisa pesta," kata si anjing dengan wajah sedih.

“Baiklah. Tetapi kamu harus menemaniku di kandang ini agar aku tidak sendirian di dalam,” kata kancil.

Dengan moncongnya, anjing itu lalu mendorong tongkat yang mengunci pintu kandang. Ketika pintu kandang terbuka dan anjing masuk ke dalam kandang, kancil melompat keluar dan segera mengunci pintu kandang.

“Maaf, selama ini kamu benar,” kata kancil dengan gembira.

“Aku tertangkap karena mencuri ketimun milik petani, dan dia ingin menyembelihku untuk dijadikan daging sate. Petani itu sedang menyiapkan pesta karena dia telah berhasil menangkapku. Aku berterima kasih padamu dan berharap kamu tidak akan menggantikanku untuk dimakan. Selamat tinggal," kata kancil.

Kancil kemudian melompat dengan gembira. Petani itu kembali ke kandangnya untuk mengambil kancil, tapi dia malah menemukan anjingnya di dalam kandang.

Petani itu lalu mengeluarkan anjing dari kandang dan menendang serta memukul anjing itu dengan marah. Anjing itu pun lari, merasa beruntung karena tidak disembelih oleh petani sambil menyimpan dendam terhadap kancil. Namun, hewan licik itu telah pergi jauh ke dalam hutan dan tidak pernah kembali ke desa lagi.

17. Dongeng bahasa Inggris Rapunzel

A long time ago, a girl named Rapunzel was known for her beautiful long blonde hair. Unfortunately, she was locked up in a tower with no doors by an evil witch. The witch never allowed her to go out, which made her lonely and miserable. 

One day, a handsome young prince heard her voice and fell in love with her. Both of them decided to flee, but somehow the witch came to know about it. She cut down Rapunzel’s long beautiful hair and cast a spell on her, which led her to live in a lonely desert. The witch also cast a spell on the prince that made him go blind and left him to wander in the deserted forest.

After many years of wandering, the Prince and Rapunzel finally met. Rapunzel was so happy seeing her prince that she started crying, and a few of her tears fell in the prince’s eyes. This brought back his eyesight, and both lived happily ever after in their kingdom.

Terjemahan bahasa Indonesia Rapunzel:

Dahulu kala, seorang gadis bernama Rapunzel dikenal dengan rambut pirang panjangnya yang indah terkurung di menara tanpa pintu oleh penyihir jahat. Penyihir tersebut tidak pernah mengizinkan Rapunzel keluar hingga membuatnya kesepian dan sengsara.

Suatu hari, seorang pangeran muda yang tampan mendengar suara Rapunzel, dan akhirnya jatuh cinta padanya. Keduanya memutuskan untuk melarikan diri, tetapi entah bagaimana penyihir itu mengetahuinya. Dia memotong rambut panjang Rapunzel yang indah dan merapal mantra padanya, yang membuatnya hidup di gurun yang sepi. Penyihir itu juga merapal mantra pada pangeran yang membuatnya buta dan mengembara di hutan yang sepi.

Setelah bertahun-tahun mengembara, Pangeran dan Rapunzel akhirnya bertemu. Rapunzel sangat senang melihat pangerannya sehingga dia mulai menangis, dan beberapa air matanya jatuh di mata pangeran yang membuat pangeran dapat melihat kembali, dan keduanya pun hidup bahagia selamanya di kerajaan mereka.

18. Cerita dongeng dalam bahasa Inggris tentang keluarga bebek: The Ugly Duckling

The story starts on a farm, where a duck sits on a clutch of eggs to make them hatch. The eggs hatch one by one, and soon, there are six yellow-feathered ducklings chirping excitedly. The last egg takes longer to hatch, and from it emerges a strange-looking duckling with grey feathers.

Everybody finds the grey duckling ugly, including its mother. The dejected duckling runs away and lives alone in a swamp until winter comes. Seeing the duckling starving in winter, a farmer takes pity on the ugly duckling and gives it food and shelter at home. However, the duckling is afraid of the farmer’s noisy children and flees to a cave by a frozen lake.

When spring comes, a flock of beautiful swans descend on the lake, and the duckling, which is now fully grown, but lonely, approaches the swans, expecting to be rejected. To his surprise, the swans welcome him. He looks at his reflection in the water and realizes that he is not an ugly duckling anymore but a beautiful swan. The swan joins this flock and flies off with his new family.

Terjemahan bahasa Indonesia cerita The Ugly Duckling:

Cerita dimulai dari sebuah peternakan di mana seekor bebek duduk di atas cengkeraman telur untuk membuatnya menetas. Telur-telur itu menetas satu per satu dan tak lama kemudian 6 anak itik berbulu kuning berkicau dengan penuh semangat.

Telur terakhir membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menetas dan muncullah seekor anak itik yang tampak aneh dengan bulu berwarna abu-abu. Semua orang menganggap itik abu-abu itu jelek, termasuk induknya sendiri.

Anak itik yang sedih tersebut lalu melarikan diri dan hidup sendirian di rawa hingga musim dingin tiba. Melihat seekor anak itik kelaparan, seorang petani mengasihani itik buruk rupa tersebut dan memberikan makanan serta tempat berlindung di rumah.

Namun, anak itik abu-abu itu takut kepada anak-anak petani yang ribut, sehingga ia melarikan diri ke sebuah gua di tepi danau yang membeku. Saat musim semi tiba, sekawanan angsa cantik turun ke danau dan anak itik itu kini sudah beranjak dewasa, namun ia merasa kesepian.

Saat hendak mendekati angsa, ia sudah bersiap akan ditolak. Namun mengejutkan, angsa menyambutnya. Ia lalu melihat bayangannya di air dan menyadari bahwa ia bukan lagi itik buruk rupa, melainkan seekor angsa yang cantik. Angsa itu kemudian bergabung dengan kawanannya dan terbang bersama keluarga barunya.

19. Dongeng dalam bahasa Inggris tentang hewan: The Ant and The Grasshopper

The story tells of a grasshopper that spends the summer singing and idling away his time. Meanwhile, his neighbors, a colony of ants, work hard throughout the summer to store food for the winter. The grasshopper laughs at the ants and tells them they should enjoy the summer.

The ants tell the grasshopper that he should store food for the winter or he will starve when everything is frozen. When winter comes, the ants are in their nest, resting and surviving on the food they store. The grasshopper comes to their door, hungry and cold. He begs the ants for food and says he realized the error of his ways.

The ants share their food with him and make him promise to work hard next summer, to gather and store food.

Terjemahan cerita bahasa Indonesia The Ant and The Grasshopper:

Kisah ini menceritakan tentang seekor belalang yang menghabiskan musim panasnya dengan bernyanyi dan bermalas-malasan. Sementara di sisi lain, koloni semut bekerja keras sepanjang musim panas untuk menyimpan persediaan makanan untuk musim dingin. Sang belalang menertawakan tindakan yang dilakukan koloni semut dan memberitahukan bahwa mereka seharusnya menikmati musim panas.

Para semut lantas memberi tahu belalang bahwa ia harus menyimpan makanan untuk musim dingin atau ia akan kelaparan di saat semuanya akan membeku.

Tibalah saat musim dingin, koloni semut berada di sarangnya, beristirahat dan bertahan hidup dari persediaan makanan yang telah mereka simpan.

Kemudian, belalang datang ke sarang mereka dalam kondisi lapar dan kedinginan. Ia meminta para semut untuk membagi makanannya dan mengatakan bahwa ia telah menyadari kesalahannya. Koloni semut pun membagi makanan dengan belalang dan membuatnya berjanji untuk bekerja keras selama musim panas mendatang untuk mengumpulkan dan menyimpan makanan.

Nah Bunda, demikianlah kumpulan cerita rakyat bahasa Inggris dari berbagai wilayah di Indonesia dan luar negeri populer dengan beragam temanya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Bunda dan Si Kecil ya!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT