Home » Jogjakarta » Sejarah Keraton Yogyakarta

Sejarah Keraton Yogyakarta | Bangunan Tua Bernilai Historikal

Kulik sejarah keraton jogja

Sejarah Keraton Kota Yogyakarta menjadi hal menarik untuk diketahui. Yuk kita bahas mengenai wisata Keraton Yogyakarta yang punya nilai budaya tinggi.

Seketika kita akan teringat hal-hal seperti kesultanan, abdi dalem, ningrat, darah biru dan lain sebagainya ketika mendengar kata Keraton Yogjakarta.


titani-avatar

Titani

e-commerce spvr at Go travela. She love traveling and read novels of Sherlock Holmes.


Pada dasarnya, keraton ini adalah tempat tinggal kesultanan dan keluarga raja yang memimpin kesultanan Yogjakarta.

Kini, bangunan tua ini diabadikan sebagai tempat bersejarah yang bisa dikunjungi oleh semua orang. Tempat ini menjadi sebuah destinasi wisata yang selalu ramai oleh pengunjung di hari-hari libur.

Ketika liburan ke Jogja bersama anak, Anda bisa loh jadikan Keraton Jogjakarta ini sebagai salah satu destinasi anda dan jangan lupa mencoba experiment supranatural anda saat melewati beringin kembar keraton.

Jika anda membutuhkan moda transportasi dapatkan juga bersama kami Sewa mobil murah Jogjakarta bersama kami.

Sejarah Keraton Yogjakarta

sejarah-keraton-jogja

Dahulu kala daerah Jawa bagian tengah selatan terdapat sebuah Kerajaan Islam yang bernama Mataram. Kerajaan ini berpusat di Kota Gede Daerah Istimewa Yogyakarta dan kemudian dipindah ke Kerta, Plered, Kartasura dan Surakarta.

Konflik internal dan intervensi penjajah Belanda memicu pecahnya tampuk kepemimpinan Kerajaan Mataram. Muncul perselisihan dari dua aliran yaitu Prabasuyasa atau Pakubuwana III dengan Raden Mas Said dan Mangkubumi.

Setelah cukup lama mengalami konflik, akhirnya mereka sepakat menandatangani perjanjian Giyanti. Perjanjian Giyanti ditandatangani pada tanggal 13 Februari 1755.

Dalam perjanjian ini, kerajaan Mataram akan terpecah menjadi dua bagian. Kasunanan Surakarta Hadiningrat dipimpin oleh Pakubuwana III. Sementara itu, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi dengan gelar Sultan Hamengku Buwono I.

Wilayah kekuasaan Kasultanan Ngayogyakarta adalah kota Yogja dan sekitarnya, Pajang, Demak, Kulonprogo, Gunung Kidul dan sekitarnya.

Itulah sejarah Keraton Yogyakarta. Kita tahu bahwa ada dua kesultanan tanah Jawa yakni Keraton Yojga dan Keraton Surakarta. Hal ini sering terdengar ketika sedang study tour ke daerah Yogja dan sekitarnya.

Keduanya memiliki ciri dan budaya khas dan berbeda termasuk tata cara berpakaian, adat istiadat, bahasa, gamelan, tari-tarian, dan lain sebagainya. Semua itu kini menjadi daya tarik tersendiri yang terus terlestarikan.

Bagian Bangunan Keraton

Semenjak perpecahan kerajaan Mataram, penduduk pulau Jawa pun terbelah menjadi dua yaitu masyarakat kesultanan Surakarta dan kesultanan Yogyakarta. Kedua keraton kesultanan ini sama-sama dijadikan destinasi wisata baik bagi turis asing ataupun dalam negeri.

Selain mengetahui sejarah Keraton Yogyakarta, penting juga mengetahui apa saja bagian-bagian yang terdapat pada wisata Keraton Yogyakarta.

Berikut ini adalah bagian-bagian dalam Keraton Yogyakarta yang terbuka untuk kunjungan umum, adalah :

1. Gladhag Pangurakan

Bangunan ini merupakan pintu gerbang utama atau sebagai benteng pertahanan sebelum memasuki area keraton.

2. Bangsal Pagelaran

Tempat ini dahulu dimanfaatkan sebagai tempat untuk pertemuan Sultan dengan para abdi dalem atau abdi keraton. Sekarang tempat ini berfungsi alih sebagai Bangsal Pagelaran untuk berbagai kegiatan atau event-event budaya dan pariwisata.

Dalam bangsal pagelaran, terdapat sebuah singgasana atau tempat duduk sang Sultan. Singgasana ini menghadap lurus ke arah tugu Jogja.

Singgasana menghadap tugu tersebut bukan pajangan biasa saja akan tetapi memiliki pesan filosofi bahwa Sultan selalu memperhatikan kehidupan rakyatnya.

Memang, pada jaman dahulu semua aktivitas rakyat dilakukan disekitaran Tugu Yogja.

3. Siti Hinggil Ler (Balairung Utara)

wisata keraton yogyakarta
Tabuhan gamelan wanita jawa

Ruangan ini secara tradisi pergunakan untuk tempat mengadakan upacara resmi kerajaan.

Selain itu, bangunan ini juga berfungsi untuk tempat penyimpanan lambang kerajaan, benda pusaka hingga perangkat gamelan atau alat musik tradisional.

4. Kamandungan Lor

Tempat ini pada jaman dahulu dipergunakan sebagai tempat untuk mengadili perkara dengan ancaman hukuman mati. Pengadilan ini dipimpin langsung oleh Sri Sultan.

Sekarang ini, Kamandungan Lor dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara adat seperti garebeg dan sekaten.

5. Sri Manganti

Sri Manganti adalah ruangan dengan bangsal-bangsal yang dipergunakan sebagai tempat menerima tamu penting kerajaan.

Kini, tempat ini dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan budaya dan pariwisata. Anda juga bisa melihat beberapa alat musik gamelan di sini.

6. Kedhaton

Ketika mempelajari sejarah Keraton Yogyakarta, tentunya tak lepas dengan bangunan kedhaton. Bagian ini adalah inti dari keraton Yogyakarta. Komplek kedhaton dibedakan menjadi tiga bagian. Pertama adalah Pelataran kedhaton yang merupakan tempat tinggal Sultan.

Kedua adalah Keputren yang merupakan bagian para istri dan anak perempuan. Ketiga adalah Kesatriyan yang merupakan bagian untuk anak laki-laki Sultan.

7. Kemagangan

Kemagangan adalah sebuah tempat yang digunakan untuk tempat seleksi penerimaan calon pegawai atau abdi dalem, tempat latihan, ujian serta apel kesetiaan. Bangsal Magangan yang ada di bagian dalam tengah halaman besar.

Bagian ini dipergunakan untuk tempat pertunjukan wayang kulit sebagai penanda selesainya seluruh acara ritual keraton.

8. Siti Hinggil Kidul

Bangunan ini dipergunakan sebagai tempat Sultan menyaksikan beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut ialah para prajurit keraton yang melakukan acara gladi bersih untuk upacara Grebeg.

Selain itu juga sebagai tempat menyaksikan adu manusia dengan macan. Bangunan ini juga merupakan tempat latihan prajurit perempuan.

Jelajah juga :

Tips Liburan ke Tempat Wisata Keraton Yogyakarta

sejarah keraton yogyakarta

Liburan ke tempat bersejarah seperti Keraton Yogyakarta tentu saja harus dan wajib mengikuti aturan-aturan yang berlaku. Ada hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di tempat ini.

Berikut ini adalah tips-tips liburan dan aturan-aturan Keraton yang harus Anda ketahui. Antaranya adalah :

1. Berkunjung sesuai Jam Operasional

Jika ingin lebih lama menikmati setiap bagian keraton ini, pastikan untuk datang lebih awal atau jangan terlalu sore.

Keraton Yogya buka untuk kunjungan umum mulai pukul 09.00 sampai pukul 14.00.

2. Jangan Menyentuh Benda-benda dengan Sembarangan

Sejarah Keraton Yogyakarta dibuktikan dengan adanya banyak benda-benda peninggalan unik di sana. Akan tetapi, ada larangan untuk tidak menyentuh benda-benda tersebut.

Memang, terkadang kita penasaran dengan sebuah benda yang terbilang unik dan menarik perhatian. Akan tetapi, cobalah untuk menahan tangan supaya tidak asal menyentuh benda-benda kesultanan.

3. Jangan Mengambil Foto dengan Membelakangi Kedhaton dan Abdi Dalem

Sudah biasa ketika kita berkunjung ke suatu tempat wisata untuk mengambil beberapa gambar sebagai kenang-kenangan. Namun, jika berfoto Keraton Yogja, ada beberapa hal yang perlu perhatikan.

Anda pasti akan ditegur oleh abdi dalem yang berjaga ketika mengambil foto sambil membelakangi kedhaton. Hal ini beranggapan tidak menghormati kedathon sebagai perwakilan kesultanan.

Begitu pula ketika berfoto atau swafoto dengan abdi dalem. Anda sebaiknya mengambil pose sebaik mungkin dengan tidak membelakangi mereka. Berfoto dengan membelakangi abdi dalem akan dianggap tidak sopan. Itu karena mereka merupakan pegawai kerajaan yang terhormat dan tidak boleh dipunggungi.

4. Jangan Mengenakan Topi

Suasana tempat wisata Keraton Yogyakarta sangatlah asri dan sejuk. Oleh sebab itu, anda tidak perlu membawa topi ketika akan berkeliling kraton.

Anggapan pemakaian topi dalam area keraton sebagai hal yang tidak sopan dan tidak menghormati penduduk keraton. Namun hal ini tidak berlaku untuk jilbab dan peci yang sebagai perlengkapan ibadah.

Jadi, pastikan untuk menyimpan topi dalam tas atau titipkan ke tempat penitipan saja!

5. Jangan Duduk Sembarang Tempat

Setiap sudut dalam keraton merupakan tempat-tempat yang sakral dan di junjung tinggi. Oleh sebab itu, jika anda merasa lelah, carilah tempat duduk atau istirahat yang sudah tersedia.

Jangan asal duduk begitu melihat tempat yang terlihat nyaman. Anda akan kena tegur oleh para abdi dalem.

Kesimpulan

Keraton Yogyakarta merupakan salah satu bangunan tua dengan nilai histori tinggi.

Bangunan ini akan selalu terjaga dan lestari supaya tidak rusak. Mengetahui sejarah Keraton Yogyakarta juga sangat perlu.

Sebagai saksi bersejarah kejadian masa lampau, keraton ini adalah pelajaran berharga demi mengenang semua kejadian tersebut.

Liburan anda akan semakin berharga dan bernilai pendidikan ketika menyempatkan diri mengunjungi tempat ini.

If you liked this article, then please subscribe to our YouTube Channel to support us in presenting tourist videos. You can also find us on Instagram or direct to WhatsApp me to consult your travel plans.

Admin Gotravela | Sejarah Keraton Yogyakarta

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.