Jump to ratings and reviews
Rate this book

Mereka Adalah Teroris!; Sebuah Tinjauan Syari’at

Rate this book
Buku ini menjadi penting karena beberapa alasan, kecuali elaborasinya yang amat kaya dan menyentuh soal-soal spesifik lebih dalam—ini dapat dibayangkan dengan melihat ketebalan buku yang mencapai 700-an halaman: pertama, ia merupakan bantahan langsung terhadap deviasi pemaknaan secara epistemologis maupun aksiologis atas suatu paham keyakinan. Sehingga, ada presisi pembahasan tersendiri. Kedua, pandangan-pandangan di dalamnya cukup utuh merepresentasikan sebuah versi ideologi keislaman, yang bagi komunitas Muslim lain, barangkali kerap disebut kelompok Salafiyah bahkan Fundamentalis, namun sama-sama tidak menghalalkan aksi terorisme, bom bunuh diri, dan aksi-aksi kekerasan, sebagaimana kelompok liberal maupun moderat. Sehingga penulis berkesimpulan bahwa buku ini sebenarnya juga hendak berkata bahwa, teroris itu tidak punya agama!

748 pages, Paperback

First published January 1, 2005

Loading interface...
Loading interface...

About the author

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
14 (60%)
4 stars
4 (17%)
3 stars
3 (13%)
2 stars
0 (0%)
1 star
2 (8%)
Displaying 1 - 3 of 3 reviews
6 reviews5 followers
July 22, 2007
Beberapa isu yang coba dijernihkan buku ini berkenaan dengan sosok dan isi buku Imam Samudra, ialah: pertama, isu mengenai golongan terpilih (firqah najiyah). Nabi mengisyaratkan golongan selamat dimaksud ialah mereka yang berpegang pada jama’ah, yang diperluas oleh ortodoksi Islam sebagai Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Yaitu, orang yang selalu berpegang pada sunnah Rasul dan komunitas jamaah Muslim.Dengan mengelaborasi sekian banyak pendapat ulama-ulama salaf (klasik) dan ulama kontemporer buku ini menjelaskan bahwa golongan selamat (firqah najiyah) yang dimaksud dalam hadis ialah orang-orang yang setia dan konsekuen menghayati teladan-teladan Nabi (sebagai pembawa rahmat bagi semesta), dan mereka selalu cenderung memihak dan bertindak pada kebenaran. Pandangan ini mengoreksi pendapat Imam Samudra yang mengatakan bahwa di saat sekarang ini, orang-orang yang bisa selamat ialah orang-orang yang mengikuti fatwa-fatwa ulama yang pernah mengikuti ppeerangan, seperti Salman bin Fahd Al-’Audah, Safar bin Abdurrahman Al-Hawali, Aiman Az-Zawahiri, Abdullah Azzam, dan Usamah bin Ladin yang pernah berperang di Afghanistan. Ulama yang sesungguhnya, menurut buku ini, ialah mereka yang bisa mempertimbangkan persoalan dengan tepat, jauh dari kungkungan hawa nafsu, perasaan, dan emosi. Apalagi, jihad yang sangat bernilai dalam Islam ketika umat dalam situasi serba tidak menguntungkan, ialah jihad melakukan pembelaan agama dengan hujjah (argumen yang tepat) dan ilmu. Kedua, ialah isu mengenai keterpurukan umat Islam dan solusi menyikapinya. Keterpurukan umat Islam oleh Imam Samudra didiagnosa sebagai hasil dari perbuatan musuh-musuh Islam. Solusi dalam menghadapi mereka menurut Imam ialah memerangi mereka. Pandangan provokatif Imam Samudra ini oleh buku ini dinilai tak lebih sekadar pandangan yang memperturutkan hawa nafsu. Buku ini mengatakan, bahwa jihad (perang) dalam Islam sesungguhnya harus memenuhi banyak sekali persyaratan etika dan pertimbangan yang matang. Teladan Nabi memperlihatkan, betapa perang merupakan upaya terakhir yang dilakukan dalam mekanisme defensif untuk melindungi keyakinan umat Islam. Perang yang berdasar karena kebencian kepada seseorang, kelompok, atau golongan, dengan demikian diharamkan oleh Islam. Selain itu, peperangan (jika terpaksa) dilakukan harus membawa manfaat bagi umat. Mental destruktif yang dimiliki oleh Imam Samudra cs, yang sedikit-sedikit terpancing memakai kekerasan, dinilai buku ini tak lebih sebagai turunan dari kejahiliyyahan (kebodohan) secara umum yang dipertunjukkan umat Islam. Sebab, solusi bagi umat Islam dalam konteks kekinian bukanlah perang, melainkan memperkuat basis keilmuan dan keimanan pada tauhid yang lurus. Topik ketiga, yang menjadi isu sentral buku ini ialah koreksi terhadap penafsiran Imam Samudra mengenai ayat al-saif (ayat-ayat yang membicarakan tentang peperangan yang dilakukan oleh Nabi semasa hidupnya). Buku ini mengurai secara panjang lebar dan spesifik ihwal persyaratan jihad (dalam arti perang), baik secara historis maupun konseptual. Beberapa rujukan dalam kitab tafsir klasik, yang juga dinukil Imam Samudra, diluruskan tafsirnya. Buku ini menjadi penting karena beberapa alasan, kecuali elaborasinya yang amat kaya dan menyentuh soal-soal spesifik lebih dalam—ini dapat dibayangkan dengan melihat ketebalan buku yang mencapai 700-an halaman: pertama, ia merupakan bantahan langsung terhadap deviasi pemaknaan secara epistemologis maupun aksiologis atas suatu paham keyakinan. Sehingga, ada presisi pembahasan tersendiri. Kedua, pandangan-pandangan di dalamnya cukup utuh merepresentasikan sebuah versi ideologi keislaman, yang bagi komunitas Muslim lain, barangkali kerap disebut kelompok Salafiyah bahkan Fundamentalis, namun sama-sama tidak menghalalkan aksi terorisme, bom bunuh diri, dan aksi-aksi kekerasan, sebagaimana kelompok liberal maupun moderat. Sehingga penulis berkesimpulan bahwa buku ini sebenarnya juga hendak berkata bahwa, teroris itu tidak punya agama!

Profile Image for Ryan.
176 reviews10 followers
April 8, 2008
Buku ini tidak layak disebut sebuah karya ilmiah. Penulis menyerang secara membabi-buta gerakan Islam serta melakukan fitnah yang mengerikan terhadap beberapa tokoh dan gerakan Islam serta menuduh mereka Teroris. Abduh Zulfidar Akaha meng-counter MAT secara ahsan melalui STSK, terbitan Pustaka Al Kautsar.
Displaying 1 - 3 of 3 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.