Mengenal Seluk Beluk Ikan Patin, Ikan Berkumis Tanpa Sisik

Mengenal Seluk Beluk Ikan Patin, Ikan Berkumis Tanpa Sisik
info gambar utama

Salah satu ikan yang cukup populer di Indonesia dan berhasil didomestikasi adalah ikan patin. Ikan patin sendiri termasuk dalam kelompok ikan yang berkumis dan disukai oleh banyak orang untuk dikonsumsi. Selain rasanya yang enak, ikan ini memiliki kandungan lemak paling rendah dibandingkan jenis ikan lainnya.

Artikel ini membahas tentang apa itu ikan patin, taksonomi atau ciri-cirinya, habitatnya dan waktu budidaya ikan patin. Simak ulasannya sebagai berikut.

Apa itu Ikan Patin?

Ikan patin adalah salah satu jenis ikan tawar yang berkumis dan termasuk dalam ordo (Siluriformes) dan termasuk dalam keluarga Pangasidae. Ikan patin memiliki struktur anatomi yang mirip dengan ikan lele, namun memiliki perbedaan di berbagai hal. Di Indonesia, ikan patin umumnya dikenal dengan nama Pangasius Djambal atau Pangasius Nasutus.

Taksonomi dan Morfologi Ikan Patin

ikan patin
info gambar

Ikan patin di Indonesia terdiri dari delapan spesies, yaitu Pangasius djambal, Pangasius niewenhuisii, Pangasius macronema, Pangasius humeralis, Pangasius micronemus, Pangasius lithosoma, Pangasius nasutus, serta Pangasius polyuranodon.

Berdasarkan morfologinya, bagian tubuh ikan patin dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, tubuh, dan sirip. Di bagian kepala ikan patin terdapat organ mulut, mata, tutup insang dan sirip tumbuh. Kepala ikan patin memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan tubuhnya. Di kedua sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis yang berukuran pendek.

Tubuh ikan patin cenderung lebih besar dari kepalanya. Ikan ini memiliki tubuh yang besar dan memanjang. Bahkan panjangnya bisa mencapai 120 cm. Sementara itu, warna tubuh ikan patin adalah putih keperakan dan pada bagian punggung, berwarna agak kebiruan. Uniknya, ikan patin memiliki kulit tanpa sisik.

Sementara itu, di bagian sirip ikan ini memiliki jumlah sekitar enam jenis sirip yang tersebar di sepanjang tubuhnya. Setiap sirip mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Keenam sirip tersebut adalah sirip dada, sirip perut, sirip dubur, sirip ekor, sirip punggung, dan sirip tambahan. Semuanya tersusun dari tiga struktur penyusun yaitu jari-jari keras, jari-jari lunak, dan selaput sirip.

Habitat Ikan Patin

Ikan patin merupakan jenis ikan tawar. Ikan ini hidup di kawasan sungai yang besar seperti muara sungai dan danau. Sementara itu, jika mengacu pada anatomi di mulut ikan patin, ikan ini hidup di dasar perairan. Dari segi lingkungan, ikan patin termasuk dalam ikan yang sangat mudah beradaptasi.

Meskipun begitu, agar pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan patin bisa maksimal, diperlukan kualitas air yang baik, mulai dari suhu yang berkisar antara 25 sampai 33 derajat celcius, kadar oksigen yang maksimal, serta tingkat keasaman atau pH pada rentang 7 sampai 8,5.

Waktu Budidaya Ikan Patin

Saat ini, ikan patin menjadi salah satu ikan yang sangat umum untuk dibudidayakan. Masa kedewasaan ikan patin bergantung pada jenis kelaminnya. Ikan patin jantan akan lebih cepat mencapai kematangan reproduksi dibandingkan ikan patin betina. Selain itu, jika ikan ini dibudidaya di wilayah tropis maka perkembangbiakannya akan lebih cepat.

Ikan patin di habitat aslinya akan mengalami musim kawin pada saat musim hujan antara rentang bulan Maret sampai bulan Mei. Ketika masuk musim kawin, ikan patin betina yang siap bereproduksi akan bergerombol dan kemudian mengeluarkan telurnya tepat ketika masuk musim penghujan. Telur yang sudah dilepas oleh betina nantinya akan tergerus oleh arus dan dibuahi oleh ikan patin jantan.

Sumber:

wikipedia.org/wiki/Patin

e-journal.uajy.ac.id/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Farih Fanani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Farih Fanani. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

MF
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini