Home Milenial Kembangkan Wisata Sejarah, Solok Bina 40 Pramuwisata

Kembangkan Wisata Sejarah, Solok Bina 40 Pramuwisata

Kabupaten Solok, Gatra.com- Kabupaten Solok, Sumatera Barat saat ini mengembangkan sektor pariwisata alternatif (sejarah dan budaya), untuk manggaet lebih banyak wisatawan datang ke daerah setempat. Dinas Pariwisata setempat menyiapkan 40 pramuwisata sebagai pengelola situs, objek sejarah dan budaya di Kabupaten Solok.

"40 orang tersebut sudah kami beri pelatihan, terutama dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Tata Kelola Manajemen Destinasi Wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Solok, Nasripul Romika, Rabu (16/10)

Dijelaskannya, pramuwisata sejarah sebagai duta pariwisata, harus berinovasi agar pengunjung tidak merasa bosan dengan penjelasan yang kaku mengenai situs sejarah. 

"Para pemandu wisata sejarah dan budaya harus mampu menjelaskan, memberi petunjuk mengenai sejarah, makna, arti dari setiap simbol, upacara, sejarah dan lain-lain yang berasal dari situs sejarah, situa budaya dan kampung budaya secara profesional kepada para wisatawan yang datang berkunjung, dengan cara yang menarik," terangnya.

Nasripul menambahkan wisata sejarah dan warisan budaya menduduki peranan penting, mengingat tren wisata berbasis sejarah dan warisan budaya saat ini menjadi semakin menguat di tengah berkembangnya destinasi wisata digital. 

Kabupaten Solok memiliki potensi ragam sejarah dan budaya, yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi daya tarik bagi pasar tingkat lokal maupun nasional.

"Kabupaten Solok banyak tempat wisata sejarah, contohnya Masjid Tuo Kayujao, Makam Datuak Parpatiah Nan Sabatang di Salayo, Rumah Gadang Pusako Tuo di Kotosani, Makam Syech Muchsin dan Makam Syech Junjungan di Supayang, Balai Adat dan Tungku Nan Tigo di Kotobaru, dan banyak lainnya. Kedepan, setiap objek wisata sejarah di kabupaten Solok dibuat sinopsisnya agar orang tau sejarahnya," sebutnya.

Sementra itu, Bupati Solok, Gusmal, menyebutkan, selain keindahan alam, daya tarik sosial, sejarah dan budaya menjadi salah satu faktor ketertarikan wisatawan pada sebuah objek wisata. Hal-hal unik dan berbeda selalu ada dalam budaya, sehingga beberapa tempat banyak menjadi destinasi karena keistimewaan faktor sejarah dan budaya itu.

Orientasi pengembangan pariwisata berbasis sejarah sangat menarik untuk dikembangkan, di satu sisi memberikan dampak positif bagi penerimaan daerah dan di sisi lain memberikan manfaat bagi penumbuhkembangan industri kreatif.

Pentingnya pengelolaan objek wisata sejarah dengan cara memahami, mencintai dan menyayangi objek wisata sejarah tersebut yang selanjutnya mampu menarik wisatawan agar mau datang ke tempat objek wisata sejarah dimaksud. "Pemandu wisata sejarah untuk mengelola wisata sejarah yang ada di tempat kita harus paham apa yang akan kita promosikan," katanya.

Kemudian, pembangunan pariwisata bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tapi juga akademisi, stakeholder terkait, media dan komunitas lainnya, dalam membangun pariwisata untuk mencapai misi dan tujuan serta target yang telah ditetapkan.

"Untuk mendongkrak pembangunan pariwisata, kreativitas sangat dibutuhkan, bagaimana membungkus potensi-potensi yang ada agar mempunyai daya tarik tersendiri dimata pengunjung," ungkapnya.

364