Jenis-Jenis Atap Rumah Berdasarkan Bahan Materialnya

Jenis-Jenis Atap Rumah Berdasarkan Bahan Materialnya

Sebagai penutup bagian rumah yang amat penting, atap memang diharuskan memiliki bahan dan material yang cukup baik. Hal ini agar atap rumah tidak mudah rusak atau hancur jika terkena air atau panas matahari. Banyak orang yang hanya sekedar menggunakan atap rumah tanpa melihat kualitas dan jenisnya. Akan tetapi, untuk mempermudah anda memahaminya silahkan simak ulasan berikut.

Jenis Atap yang Biasa Dipakai

Terdapat berbagai macam model dan bahan yang digunakan untuk membuat atap rumah. Tapi tidak jarang orang merasa bingung untuk memilihnya. Oleh karena itu, ada baiknya Anda mengetahui beberapa jenis atap berdasarkan material yang digunakan dalam proses pembuatannya.

  1. Atap ijuk rumbia

Anda ingin membuat atap bangunan yang bernuansa tradisional? Pilihan jenis atap yang satu ini bisa menjadi pilihan. Atap ijuk maupun rumbia memang sering kali dipakai pada sejumlah bangunan, terutama bangunan-bangunan lama dan tradisional.

Atap ijuk terbuat dari tanaman aren yang dikeringkan lalu diikat dan dijepit dengan sebilah bambu sebelum diikatkan pada reng. Sementara, atap rumbia dibuat dari daun-dan yang ditata sedemikian rupa sehingga rapat dan terkesan alami.

Kelebihan dari kedua jenis atap ini adalah cocok untuk rumah yang mengusung gaya tradisional, biayanya relatif lebih rendah dibandingkan atap modern, serta cocok bagi daerah tropis karena cenderung adem. Sayangnya, kedua bahan ini memiliki sifat yang kering sehingga rawan kebakaran.

  1. Atap genteng tanah liat

Bisa dibilang genteng dari tanah liat merupakan material atap yang paling umum dipakai oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Seperti halnya bata merah, genteng ini dibuat dari tanah liat yang dicetak sedemikian rupa, lalu dijemur sebelum akhirnya dibakar.

Meskipun cara pembuatannya terbilang masih manual, jenis atap rumah yang satu ini masih banyak diminati karena berbagai kelebihannya. Beberapa di antaranya seperti harga yang relatif terjangkau, lebih tahan panas, dan tahan dari berbagai cuaca.

Sayangnya, material atap ini mudah berlumut terlebih mengingat bahan dasarnya yang berasal dari tanah liat. Kendati demikian, Anda masih bisa mengakalinya dengan mengecat genteng terlebih dahulu sebelum memasangnya.

  1. Atap genteng kaca

Ada juga jenis genteng atau atap yang transparan. Terdiri dari dua jenis atap yang sering dipakai, yakni genteng kaca dan atap kaca tempered. Genteng kaca biasa dipakai sebagai variasi dan dikombinasi dengan material atap lain, sementara atap tempered biasanya digunakan sebagai penutup kanopi atau garasi dengan harga sekitar ratusan ribu.

Jenis atap yang satu ini cukup banyak dipilih karena kemampuannya yang dapat memberikan cahaya alami pada ruangan. Dengan begitu, cahaya matahari bisa masuk ke ruangan selain melewati jendela dan/atau lubang ventilasi. Adapun harga per buah untuk genteng kaca biasanya berkisar puluhan ribu tergantung dari besar hingga bahan yang digunakan.

  1. Atap seng

Anda mungkin sering melihat rumah yang beratapkan seng, atap seng dikenal memiliki sejumlah kelebihan. Mulai dari pemasangan yang mudah serta tidak membutuhkan banyak rangka. Harga atap rumah ini berbeda-beda sesuai dengan ketebalan maupun ukurannya. Ada yang berkisar puluhan ribu per meternya, ada juga yang sampai mencapai 100-110 ribu rupiah.

Di balik kelebihannya yang beragam, atap jenis ini dikenal bisa menimbulkan suara yang cukup berisik, terutama ketika turun hujan. Selain itu, tidak jarang atap seng bisa menghantarkan panas karena terbuat dari material besi. Bobot seng yang tipis dan ringan tidak jarang membuatnya mudah penyok dan rentan terbawa oleh angin kencang.

  1. Atap asbes

Asbes juga kerap digunakan untuk menutup bangunan rumah. Dengan ciri khas bergelombang pada bagian permukaannya, asbes kerap digunakan karena harganya lebih murah dengan bobot yang ringan. Pemasangannya pun tidak membutuhkan waktu yang lama.

Sayangnya, tidak semua orang menyukai atap dengan material ini. Sebab, sifatnya lebih menyerap dan menyimpan panas meskipun bisa diantisipasi dengan menambahkan triplek di bagian bawahnya. Selain itu, meskipun ringan atap asbes malah mudah pecah.

*Baca Juga: Plafon PVC Rumah Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

Jenis Atap Rumah Kekinian Lainnya

Selain jenis dan model atap rumah yang sering kali digunakan seperti pada contoh di atas, sejatinya saat ini sudah ada sejumlah jenis atap yang dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan masing-masing penghuni rumah. Berikut beberapa contohnya.

  1. Atap bitumen

Merupakan nama lain dari aspal sehingga atap ini dibuat dari bahan-bahan seperti pasir batu, fiberglass, hingga alga coating. Tidak jarang sejumlah material lain seperti kulit tiram, batu kapur, tanah liat, atau bahan silika juga ditambahkan untuk semakin memperkuat material atap ini.

Sayangnya, material atap ini masih kurang populer di Indonesia. Padahal, atap jenis ini memiliki ketahanan yang lebih baik di antara material atap yang lain seperti kokoh namun bobotnya ringan. Misalnya jika satu meter persegi atap keramik memiliki berat hingga 50-60 kg, maka atap bitumen hanya berbobot 13-15 kg saja. Jenis atap rumah dari aspal bitumen ini lebih fleksibel. Sifatnya lentur dan mudah diatur sesuai bentuk bangunan dan mampu meredam berbagai suara.

  1. Atap beton

Sesuai namanya, atap jenis ini terbuat dari bahan-bahan beton, yakni dari campuran pasir dan semen. Beberapa pemilik rumah sering kali memilih beberapa tipe atap genteng seperti bergelombang atau datar. Keduanya sama-sama kuat meskipun dengan kesan yang berbeda.

Atap beton ada yang bergelombang dan bertipe datar, kedua jenis ini sama-sama bagus untuk rumah. Namun, tidak mengherankan jika atap beton banyak dipakai pada gedung-gedung bertingkat, atau juga menggunakannya sebagai roof top. Bahkan sering kali, luasnya area atap juga digunakan untuk tempat berjemur atau tempat meletakkan tandon air.

  1. Atap sirap

Ada juga material atap kayu yang dibuat dari kayu jati atau kayu ulin, dan biasa disebut dengan atap sirap. Sayangnya, atap jenis ini cukup jarang ditemui karena biasanya banyak dipakai pada istana raja, museum, hingga perumahan mewah.

Meskipun relatif lebih mahal, desainnya cenderung lebih artistik. Atap jenis ini juga dikenal lebih awet dan tahan terhadap berbagai kondisi cuaca. Pemasangannya pun cukup sederhana yakni dengan menumpang tindih kayu-kayu yang bernilai tinggi ini.

*Baca Juga: Begini Cara Mengatasi Rumah yang Bocor di Musim Hujan

Tentunya semua atap rumah tetap memiliki kekurangannya masing-masing, terutama berkaitan dengan kebakaran, bencana alam dan lain sebagainya. Oleh karena itu, ada baiknya jika Anda memproteksi rumah dari segala resiko yang terjadi dengan asuransi rumah. Garda Home menawarkan asuransi rumah agar lebih aman dari ancaman resiko tersebut.

Dengan premi yang terjangkau, anda sudah bisa mendapatkan asuransi untuk rumah tinggal. Rumah anda akan dilindungi dari risiko kebakaran, kerusuhan dan huru-hara, tertabrak kendaraan, tanggung jawab hukum pihak ketiga, sampai dengan jaminan pengobatan untuk Anda dan keluarga. Maka dari itu, daftar asuransi Garda Home sekarang untuk kenyamanan rumah anda.