Lima Skenario Perang Israel-Hizbullah, Siapa yang akan Menang?

Surat kabar Inggris The Independent, edisi Selasa (25/7) menampilkan artikel panjang tentang lima skenario yang mungkin terjadi dalam krisis Israel-Libanon. Apakah konflik ini akan segera berakhir?

Skenario pertama menurut The Independent, Israel akan mundur secara sepihak.

Bagaimana ini terjadi? Di tengah-tengah kecaman dunia internasional atas jatuhnya banyak korban yang berasal dari warga sipil dan kerusakan infrastruktur publik di Libanon, Presiden AS George W. Bush akan mendesak PM Israel Ehud Olmert untuk menarik pasukan militernya.

Tapi apa yang akan terjadi setelah itu? sebuah gencatan senjata yang rapuh yang akan menimbulkan kondisi status quo; serangan roket Hizbullah bisa dihentikan, namun kemungkinan besar Israel masih akan melakukan serangannya seperti ketika dua serdadunya ditawan Hizbullah.

Sementara Hizbullah, yang mengklaim berhasil menghancurkan mesin-mesin perang Isarel, merayakan ‘kemenangannya’ dan terus membangun kekuatan seperti layaknya pasukan militer.

Yang menang…. Hizbullah, mengklaim kemenangan atas Israel, membuat AS yang selama ini menganggap Hizbullah sebagai kelompok yang mendapat dukungan Iran untuk melakukan teror, marah besar.

Dan yang kalah… Israel, tetap mengatakan bahwa mereka berhasil menghancurkan infrastruktur Hizbullah tapi harus membayar harga mahal atas reputasi negaranya di mata dunia internasional.

Apakah ini yang akan terjadi? Sulit dipercaya, karena akan menimbulkan biaya politik yang tinggi bagi AS dan Israel.

Skenario kedua; Penyelesaian Diplomatik

Bagaimana ini terjadi? Israel sadar telah melancarkan perang yang tidak akan dimenangkannya. Sekutunya, AS khawatir invasi akan membawa kawasan Timur Tengah kedalam kancah peperangan. Israel memilih rute untuk paling tidak bertahan dan menunggu bantuan PBB untuk menyelamatkan muka mereka. AS akan memberikan akomodasi dengan mendorong negara-negara Eropa agar mengirimkan pasukan penyangga ke perbatasan Libanon.

Lantas apa setelah itu? Pasukan penyangga datang dengan segala bentuk dan jumlah yang besar. Agar bisa bekerja, kehadiran mereka harus bisa diterima baik oleh Israel maupun Libanon. Hizbullah kemungkinan tetap tidak mau menerima konsesi kecuali mendapat tekanan dari Suriah dan Iran-dan untuk mencapai ini, negara-negara tersebut juga akan mengusulkan sejumlah konsesi lagi.

Jika pasukan internasional melakukan perlucutan senjata Hizbullah, Hizbullah tidak akan mau menerima kehadiran pasukan internasional, karena mereka sudah berjuang membebaskan tanah airnya selama 22 tahun penjajahan Israel.

Yang menang…. AS dan Israel, keduanya akan mendapatkan kemenangan atas taktik yang dilakukannya. Yang kalah… Libanon, dan kondisi negaranya akan luluh lantak.

Apakah ini yang akan terjadi? sangat mungkin terjadi, karena Israel tidak mempertimbangkan adanya solusi militer.

Skenario ketiga: Israel terperangkap dalam kekacauan

Israel tidak dapat bergerak untuk melakukan perlawanan panjang dalam pertempuran-pertempuran yang terjadi di kedua sisi perbatasannya. Ini artinya pengulangan sejarah seperti yang pernah terjadi pada masa PM Ehud Barak pada tahun 2000, di mana saat itu Barak memerintahkan pasukannya mundur dari Libanon. Hal ini menunjukkan bahwa Hizbullah bisa tetap bertahan hidup di bawah penjajahan Israel, bahkan mereka bisa merekrut lebih banyak anggota dan bisa menimbulkan penderitaan buruk bagi para korbannya.

Jika itu terjadi, para pejuang gerilya dari Iran yang mendukung Hizbullah akan mendorong kemenangan telak bagi Hizbullah. Pejuang Hamas di Gaza, yang juga mendukung Hizbullah, akan mengintensifkan serangan roketnya. Dan di Israel, opini publik dalam waktu pendek kemungkinan akan tetap solid mendukung pemerintahnya, meski secara moral Israel sudah melemah karena pertumpahan darah yang terus menerus.

Bagi yang menang…. akan menimbulkan pandangan terutama dari pihak Inggris dan AS akan adanya ‘Poros Teror’ yaitu Hizbullah, Iran dan Suriah.

Dan yang kalah..Israel, akan menghadapi konflik yang tak henti-hentinya di berbagai front dan akan menuai kecaman lebih besar dari dunia internasional.

Apakah ini akan terjadi, yang berarti diplomasi Condoleezza Rice gagal? hal ini kemungkinan bisa terjadi.

Skenario keempat; Pemerintahan Libanon Jatuh

Ini bisa terjadi hanya jika Israel menyerang Suriah terlebih dulu. Sementara Suriah tidak mau terlibat konflik secara langsung, karena kemungkinan akan kalah. Kehancuran yang disebabkan oleh serangan Israel, menyebabkan pemerintahan Beirut berada dalam tekanan yang sangat kuat. Negara yang terbagi dalam 17 wilayah ini, beresiko terpecah belah. Iran dan Suriah kemduian akan memberikan bantuan pada gerakan Hizbullah.

Lantas apa setelah itu? Bencana. Anarkisme, meski AS kemungkinan tidak mau terlibat, tapi ada kemungkinan Suriah akan kembali sebagai kekuatan perantara, setelah satu tahun pasukannya diusir dari Libanon, yang mengakhiri 29 tahun pendudukannya di wilayah itu. Namun skenario paling buruk yang mungkin adalah, Libanon selatan akan menjadi tempat tumbuhnya kelompok militan yang memberikan dukungan pada Hizbullah.

Yang menang… pertama Israel, kemudian militer Suriah.
Yang kalah….. rakyat Libanon, Hizbullah.

Apakah ini akan terjadi, akankah Israel akan terus melakukan serangannya? Hal ini sangat mungkin terjadi.

Skenario kelima; Israel akan Menginvasi Libanon

Bagaimana ini terjadi? Karena Israel tidak bisa berpikir apalagi yang bisa dilakukannya, kemungkinan Israel akan melakukan serangan masif yang akan memicu kenangan akan keberhasilan invasi mereka pada tahun 1982 ke Libanon. Paling tidak, Israel bisa kembali menguasai wilayah sungai Litani di Libanon Selatan, meski gagal melucuti Hizbullah.

Lalu, rakyat Libanon dan dunia internasional akan mengecam invasi itu. Dunia akan memandang Israel sebagai agresor dan bukan korban (seperti yang terjadi saat ini, karena dua serdadu Israel yang ditawan). Agresi akan menjadi bencana bagi Israel sendiri. Israel beresiko kehilangan banyak tentaranya dan akan terperangkap lagi dalam pandangan sebagai penjajah.

Yang menang…. tidak banyak, kecuali mereka yang terlibat dalam jual beli infrastruktur dan senjata. Hizbullah, sebagai pejuang mereka sudah melakukan apa yang terbaik.

Yang kalah, rakyat dan pemerintah Libanon serta pemerintahan negara-negara di Timur Tengah.

Apakah ini yang akan terjadi? Kemungkinan tidak, karena akan menimbulkan tekanan yang besar yang akan menjadi beban berat Israel.

Skenario apapun akan terjadi, tidak lepas dari campur tangan sekutu nomor satu Israel, Amerika Serikat dan kesungguhan dunia internasional untuk mencari jalan keluar dengan melihat duduk persoalannya dengan jujur dan adil, sehingga mampu menghentikan kekejaman dan ambisi Israel. (ln/TI/iol)