Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Surakarta > Artikel
Selain Jaminan Hari Tua, Apa Menariknya Menjadi PNS?
Wisnu Herjuna
Jum'at, 03 Juni 2022   |   3972 kali

Ratusan CPNS pusat dan daerah yang telah dinyatakan lolos seleksi penerimaan pada tahun 2021 memutuskan mundur sebelum mendapatkan Surat Keputusan Pengangkatan CPNS. Alasan yang sering disebut-sebut menjadi faktor utama mereka mengundurkan diri adalah kenyataan bahwa gaji/penghasilan yang diterima sebagai PNS di luar ekspektasi yang mereka bayangkan.

Mencengangkan bukan, di saat ratusan ribu orang ingin mendapatan pekerjaan layak, di sisi lain ada yang melepaskan kesempatan yang sudah di depan mata. Kalau dari sudut pandang masyarakat umum perilaku beberapa CPNS di atas memang agak "keterlaluan", tapi kalau dari sisi CPNS tersebut, apakah itu langkah yang sepenuhnya salah? Bisa ya atau tidak. Hal ini tergantung bagaimana kita mengambil sudut pandang.

Ekspektasi yang meleset dari para pencari kerja ini tentu karena adanya bias informasi. Pertama, informasi dari pemerintah yang di anggap kurang jelas mengenai gambaran umum bagaimana bekerja menjadi PNS, mulai dari sistem karir, jenis dan hierarki pekerjaan, budaya dan iklim bekerja serta terutama gaji yang akan mereka terima saat bulan berganti.

Kedua, pencari kerja memang tidak mencari tahu tentang gambaran menjadi seorang PNS, atau malah mendapatkan informasi yang salah mengenai PNS yang tidak seperti kenyataannya, alias terkena bujuk rayu yang melangit. Kembali lagi ke pertanyaan di atas, apakah mengundurkan diri adalah salah? Tentu semua dikembalikan ke etika masing-masing pencari kerja. Mungkin alasan-alasan yang sifatnya prinsipal tentang teknis pekerjaan bisa saja dimaafkan, tapi mungkin kalo urusan gaji itu bisa sangat diperdebatkan.

Di sisi lain apabila yang terjadi mereka tetap melanjutkan menjadi PNS dengan kondisi hati yang kecewa karena ekspektasi yang meleset, tentu akan menimbulkan masalah tersendiri bagi institusi pemerintah di mana mereka bekerja. Mungkin saja mereka menjadi pekerja yang kehilangan passion atau tetap bekerja tapi tidak optimal. Tentu hal ini sesuatu yang tidak diharapkan.

Berangkat dari hal tersebut, pertanyaan besarnya apakah tidak ada hal yang menarik menjadi PNS selain mendapatkan jaminan hari tua? Hal ini penting untuk digali lebih dalam sehingga mengurangi jumlah orang yang merasa terperangkap ketika sudah masuk ke lingkungan PNS, “tidak sesuai ekspektasi” katanya.  

Ketika kita sepakat menjadi sebuah negara tentu kita akan merumuskan bagaimana negara ini berjalan dengan mulai membuat sistem pemerintahan dengan segala pembagian fungsinya. Sistem pemerintahan tentu memerlukan orang-orang pilihan yang mau untuk ambil bagian menjadi penggerak di dalamnya. Orang-orang yang berjanji selama kurun waktu tertentu untuk setia menjalan fungsi-fungsi pemerintahan dengan integritas tanpa tepi,  kita sebut mereka sebagai PNS.

Hal pertama yang mungkin akan dianggap sebuah argumentasi yang klise, bahwa menjadi bagian dari fungsi-fungsi negara yang menjalankan amanah rakyat untuk mengurus negara ini ke arah yang lebih baik apakah jauh dari kata membanggakan? Atau kita sebut saja menarik agar tidak terkesan melebih-lebihkan. Tentu dengan penuh kesadaran bahwa kita bukan pemeran utama dalam 'konstelasi' negara ini, pemeran utama tentu rakyat, mulai dari yang pekerja formal sampai pekerja non formal, mulai dari yang kaya sampai yang miskin, mulai dari yang tua sampai yang muda dan seterusnya. Apakah argument ini bisa diterima di semua pikiran para pencari kerja? Apakah kebanggaan yang bersifat nasionalis seperti ini sudah tidak terlalu mendapatkan tempat di mata sebagian masyarakat?

Banyak orang menilai sistem kerja di lingkungan PNS tidak kondusif untuk berkembang atau minimal untuk bekerja dengan nyaman. Misalkan pandangan ini benar adanya, di lapangan terdapat beberapa lini pemerintahan yang tidak kondusif, bukankah ini sebagai tantangan menarik bagi para calon pekerja tersebut? Menghadirkan dan mengenalkan sistem dan budaya kerja yang ideal, yang mampu menjadi tanah yang subur untuk tumbuhnya ide dan gagasan. Ketika kamu bekerja di tempat yang sudah punya sistem bagus dan seolah semua berjalan dengan baik, bagaimana kamu bisa membuktikan bahwa kamu bisa berkontribusi terhadap perubahan. Menjadi nilai lebih bagi calon pekerja tersebut bila mampu membawa sebuah instansi beranjak dari titik koordinat satu ke titik koordinat lain yang tentunya ke arah yang lebih baik.

Bekerja di pemerintahan identik dengan kerja textbook, semua langkah dan kebijakan sudah disusun berdasarkan peraturan, PNS tinggal menjalankan saja tanpa ruang kreativitas. Ada benarnya, karena itu semua demi kepastian hukum, baik dari PNS sendiri ataupun bagi pengguna jasa layanan publik. Selain itu, peraturan juga berfungsi untuk meminimalisir adanya pelayanan yang tidak standar atau peluang penyalahgunaan wewenang.

Tapi sebenarnya ruang kreatifitas tidaklah tertutup. Meskipun peraturan tetap saja peraturan dan kita tidak bisa berbuat di luar apa yang tertulis. Namun bagaimana peraturan itu di implementasikan tentu itu adalah ruang kreatifitas yang perlu digarap dengan serius. Mulai dari menafsirkan peraturan, dalam hal ini perlu daya berfikir yang kritis dan terbuka untuk dapat mendekati apa yang dimaui oleh pembuat peraturan. selain itu bagaimana peraturan itu dikemas dalam sebuah paket pelayanan publik yang berjalan baik, itulah ruang kita berimajinasi. Bagaimana kita mengkomunikasikan peraturan kepada pengguna jasa dengan baik, bagaimana kita merumuskan langkah konkret sebuah peraturan yang bersifat umum dan bagaimana kita membuat strategi dengan basis data dan penelitian yang komprehensif itulah ruang kita berkreatifitas.

Menjadi PNS selain menerima hak berupa gaji dari APBN/APBD, juga mendapatkan kewajiban untuk membelanjakan APBN/APBD. Di saat citra korupsi yang masih melekat pada PNS dan pejabat pemerintahan, apakah kamu tidak tertarik menjadi PNS dan pejabat pemerintahan yang bersih dan jujur? Apakah kamu tidak tertarik untuk menguji integritasmu di medan perang sebenarnya, di mana kepentingan saling menyandera sikapmu dan materi yang menyilaukan mata bisa diraih tanpa banyak usaha. Apakah kamu tidak mau mengejawantahkan setiap kata dan kalimat yang kamu tuliskan ketika membuat paper tentang korupsi atau saat mencerca koruptor dari balik layar TV? Ini sangat menarik kan? Ayo bergabung menjadi PNS untuk memperbaiki citra pemerintahan ini agar lebih bersih.

Ketika kekayaan materi yang kamu ingin dapatkan, tentu PNS bukan tempatnya. Apakah PNS memang dikutuk untuk tidak bakal mendapatkan gaji yang besar? Permasalahannya adalah pada etika atau 'tepo-sliro'. Bisa saja PNS mendapatkan gaji yang besar, namun hal ini sangat bertentangan dengan prinsip PNS sendiri sebagai pembantu rakyat, tidak elok rasanya mendapatkan gaji yang timpang dengan pendapatan rata-rata masyarakat pada umumnya. Apakah pemerintah tidak menghargai keilmuan yang didapatkan para PNS, di mana ketika mereka bekerja di luar mendapatkan gaji yang lebih besar dengan keilmuan yang dimiliki? Tapi kalau kita balik pertanyaannya, sebagai orang berilmu, tidakkah tertarik untuk menggunakan ilmunya untuk membuat perubahan-perubahan pada sistem dan kebijakan negara ini, sehingga negara ini maju, dan kita sejahtera bersama-sama dengan rakyat, tanpa ada yang merasa ditinggal di negara ini?

        Dengan tulisan ini diharapkan bagi kamu yang masih ragu untuk bergabung menjadi seorang PNS, semakin yakin hatinya untuk bersama-sama membangun negara ini menjadi negara yang makmur rakyatnya dan mampu berdikari di kaki sendiri. (Wisnu Herjuna-Seksi HI KPKNL Surakarta)
Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini