Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Palembang > Artikel
MENGATASI KENAKALAN REMAJA ZAMAN SEKARANG
Sugiharto
Kamis, 30 Maret 2023   |   27606 kali

 

Masa remaja adalah masa dimana seorang manusia sedang berada dalam pencarian jati dirinya, ingin mengenal siapa dirinya sebenarnya. Seorang manusia dikatakan remaja jika ia sudah mencapai usia 17 tahun. Dalam usia ini seorang manusia mengalami masa yang dinamakan masa pubertas. Saat pubertas biasanya orang ingin mencoba segala sesuatu yang baru dalam hidupnya, muncul berbagai macam gejolak emosi, dan banyak timbul masalah baik dalam keluarga, teman, diri sendiri maupun lingkungan sosialnya. 

 

Bentuk kenakalan remaja banyak sekali, antara lain: narkoba, freesex, tawuran, pergaulan bebas, dll. Kenakalan remaja kebanyakan dilakukan oleh mereka yang gagal dalam mengembangkan emosi jiwanya, mereka tidak bisa menahan diri terhadap hal baru yang masuk ke dalam dirinya yang menimbulkan sikap yang tidak seharusnya dilakukan. Kenakalan remaja adalah wujud dari konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun saat remaja. 

 

Kenakalan remaja adalah pelampiasan masalah yang dihadapi oleh kalangan remaja yang tindakannya menyimpang. Menurut ahli sosial, Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. 

 

Menurut Jensen (dalam Sarwono, 2006) ada 4 ciri-ciri kenakalan remaja yaitukenakalan yang menimbulkan korban fisik, kenakalan yang menimbulkan korban materi, kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain, kenakalan yang melawan status. 

 

Penyebab Kenakalan Remaja 

Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). 

 

Faktor internal: 

a. Krisis identitas:  

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. 

 

b. Kontrol diri yang lemah: 

Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitu pun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. 

 

Faktor eksternal: 

Keluarga dan perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. Teman sebaya yang kurang baik, Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik juga menjadi penyebab kenakalan remaja. 

 

Sedangkan menurut Kumpfer dan Alvarado, faktor-faktor penyebab kenakalan remaja antara lain: Kurangnya sosialisasi dari orang tua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial. Contoh perilaku yang ditampilkan orang tua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial. 

 

Cara Mengatasi Kenakalan Remaja 

Untuk mengatasi/mencegah agar tidak terjadi kenakalan remaja bisa dilakukan dengan cara antara lain: 

  1. a. Bimbingan Orang Tua 

Dimana seorang manusia sedang berada dalam pencarian jati dirinya, ingin perhatian dari orang tua dalam hal apapun. Karena dengan adanya rasa kasih sayang dari orang tua maka anak akan merasa diperhatikan dan dibimbing. Dengan kasih sayang itu pula akan mudah mengontrol remaja jika ia mulai melakukan kenakalan. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti TV, Internet, Radio, Handphone dan lain-lain. Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah. Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman dan kepercayaannya masing-masing. 

  1. b. Peran Para Pendidik 

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Willis (2005: 133-137) berbagai usaha sekolah dalam mengatasi kenakalan remaja dapat dilakukan melalui: guru yang mampu menjadi teladan bagi siswa, menciptakan suasana belajar yang relijius, layanan Bimbingan dan Konseling yang intensif, penerapan tata tertib yang tegas. 

 

Kesimpulan dari pembahasan kita tentang kenakalan remaja ialah kenakalan remaja disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal. Lingkungan pergaulan, keluarga, teman, dan diri sendiri yang membawa pengaruh buruk terhadap remaja akan menimbulkan dampak negatif. Dampak tersebut mempengaruhi diri sendiri dan orang di sekitar. 

 

Kenakalan remaja dapat diatasi dengan kerjasama antara pihak orang tua dan para pendidik. Orang tua dan pendidik harus menyatukan pikiran, pemahaman, dan persepsi sehingga anak remaja tidak gamang dalam menghadapi cobaan kehidupan dan lepas dari masa kanak-kanak yang menyenangkan dengan nyaman. 

 

Penulis: Siti Nursinah (siswa magang dari SMK Tri Dharma Palembang) 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini