Istana
Siak adalah salah satu tujuan objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan
domestik yang dimiliki oleh Provinsi Riau. Istana Siak juga
dikenal sebagai istana asherayah hasyimiah, di istana ini kita bisa menikmati
keindahan istana yang dibangun bernuansa islam dan berasitektur eropa pada
tahun 1889 dibangun istana permanen dengan arsitek dari Jerman konon sang
arsitek istana siak didatangkan sultan siak langsung dari jerman di masa
pemerintahannya. Istana ini berdiri megah sampai saat ini dengan pintu gerbang
dihiasi sepasang burung elang menyambar dengan mata yang memancar tajam
mengiringi kita bila memasuki halaman istana.
Penulis mencoba
menjelaskan betapa senang dan bahagia saat berkunjung ke sana. Sepatut
mensyukurinya terhadap peninggalan bersejarah bangsa Indonesia yang memang
benar-benar luar biasa dan banyak memiliki keunikan serta aneka ragam
peninggalan sejarah yang menjadikan Indonesia sangat di kenal hingga
mancanegara, namun sayang sebagian masyarakat kita masih menganggapnya biasa
saja. Bagaimana cara mencintai Tanah Air rupanya tidaklah beda dengan mencintai
apa pun di dunia ini, tak kenal maka tak sayang. Untuk mencintai Tanah Air
memang perlu mengenal Indonesia lebih jauh dan lebih akrab. Sehingga, timbul
rasa nyaman dan rasa khawatir hal itu hilang dari diri kita.
Tujuan objek wisata terfavorit
di provinsi Riau salah satu destinasi wisata bersejarah di Provinsi Riau ialah Istana Siak Sri Indrapura. Istana ini
menjadi museum tempat menyimpan benda-benda peninggalan Kerajaan Siak. Keunikan
dari Istana Siak menjadikan tempat wisata yang mengisyaratkan bahwa
objek wisata dimaksud syarat dengan nilai sejarah yang sangat tinggi.
Istana Siak hanyalah
satu dari sekian banyak wisata sejarah yang masih terjaga secara baik di
Indonesia. Istana Siak hingga saat ini berdiri kokoh. Menjadikan bukti peninggalan
sejarah Kerajaan Melayu Islam terbesar di Riau. Dan Sekarang, kompleks Istanah
Siak menjadi sebuah tempat wisata edukatif bagi pelajar dan mahasiswa juga
wisatawan yang recommended bagi pengunjung yang ingin mengetahui secara
detail dan lengkap.
Perjalanan
dari kota Pekanbaru menuju wisata objek Istanah Siak kurang lebih memakan waktu
2,5 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat atau berjarak 113 km, untuk
wisatawan yang datang dari luar Provinsi Riau bisa melalui jalur udara turun di
Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim
II adalah sebuah bandar udara yang terletak di Kota Pekanbaru dan sebelumnya bernama Bandara Simpang Tiga.
Kebetulan nama bandara ini diambil dari nama Sultan Syarif Kasim II, seorang pahlawan Nasional Indonesia dari Riau. Ayo berkunjung ke Istana Siak untuk
mengetahui sejarah Istana Siak dan daya tariknya.
Sejarah Istana Siak
Pengunjung atau wisatawan
dapat mengenal sejarah Istana Siak dibangun oleh Sultan Assyaidis Syarif Hasyim
Abdul Jalil Syaifuddin. Keberadaan Istana Siak menjadi bukti sejarah Kerajaan
Siak Sri Indrapura dari abad ke 16 sampai dengan abad ke 21 ini masih berdiri
kokoh.
Perlu diketahui kerajaan
atau kesultanan Siak sangat terkenal ini sebagai sebuah kerajaan bahari yang
sangat kuat dan juga mempunyai kapal besi dengan bahan bakar batu bara yang
dimiliki oleh Sultan Siak dan selalu dinaikinya pada saat berkunjung ke
daerah-daerah kekuasaannya dan untuk berpesiar. Sementara asal-usul atau yang
menjadi cikal bakal terbentuknya Kesultanan Siak adalah tidak lepas dari sosok
pendirinya seorang raja yang bergelar Sultan Abdul Jalil. Beliau memiliki nama lengkap
Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah, atau sering juga disebut sebagai Sultan Abdul
Jalil I merupakan sosok yang berasal dari Pagaruyung, Sumatera Barat.
Nama lain Istana Siak, penyebutan istana siak memiliki lebih dari satu nama yaitu Istana Asseraiyah Al-Hasyimiah dan Istana Matahari Timur, merupakan hal yang lumrah jika tempat wisata yang ada di Indonesia memiliki lebih dari satu nama penyebutan. Tentu saja banyak faktor yang melatarbelakangi penyebutan nama-nama tersebut.
Lokasi dan alamat Istana Siak, Tidak ada salahnya bila pengunjung harus mengetahui lebih dini lokasi dan alamat Istana Siak yakni berada di Jalan Sultan Syarif Kasim, Kp. Dalam, Siak, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Rute menuju Istana Siak melalui akses jalan menuju Istana Siak sangatlah mudah, dan bisa dilalui oleh kendaraan roda dua, maupun kendaraan roda empat, hingga ke area parkiran.
Jarak Istana Siak dari
pelabuhan sungai Siak hanya sekitar 500 meter saja. Lokasi Istana Siak terletak
berdekatan dengan alun-alun Kabupaten Siak, jaraknya hanya kurang lebih 180
meter saja. Harga Tiket Masuk Istana Siak hanya sebesar Rp. 10.000 per orang. Jam
Buka Istana Siak dari pukul 08.00 – 16.00 dan buka dari hari Senin – Minggu,
dengan lingkungan boleh dikatakan indah dan bersih.
Untuk
fasilitas di Istana Siak sudah lengkap untuk menunjang kenyamanan para
wisatawan yang datang berkunjung. Adapun fasilitas penginapan di lokasi utama
Istana Siak memang tidak ada, namun karena lokasinya yang strategis, maka para
pengunjung tidak akan kesulitan mencari penginapan disekitar atau yang dekat
dengan Istana Siak, Riau.
Daya
tarik yang pertama dari Istana Siak tentu saja adalah bangunan istananya.
Bangunan tersebut sangat unik, karena tidak mengacu kepada satu corak saja yang
menjadikan kemampuan untuk menarik wisatawan datang.
Corak
bangunan Istana Siak adalah Melayu, Arab, dan Eropa. Para pengunjung
diperkenankan masuk untuk melihat-lihat apa yang ada di dalam istana tersebut.
Di
area dalam Istana Siak terdapat 6 ruangan yang memiliki fungsi berbeda – beda.
Di lantai 2, para pengunjung bisa meliat beberapa patung elang yang menjadi
simbol keberanian Kerajaan Siak.
Daya
tarik selanjutnya dari Istana Siak adalah wisata sejarah yang sangat
menyenangkan, namun bernilai edukatif. Karena letak Istana Siak berada di area
kompleks seluas 32.000 meter persegi. Dari total luas kawasan tersebut, 1.000
meter perseginya menjadi luas bangunan Istana Siak. Di dalam Istana Siak banyak
sekali barang-barang peninggalan sejarah yang sangat berharga.
Istana
Kerajaan Siak saat ini dijadikan tempat penyimpanan bersejarah benda-benda
koleksi peninggalan kerajaan antara lain:
a.
Mahkota Kerajaan
Mahkota kerajaan dibuat semasa
pemerintahan Sultan Siak X, Assyaidis Syarif Kasim Syaifuddin (Syarif Kasim I),
Mahkota ini berlapis emas dan bertaburkan permata, menurut sumber yang lain
mengatakan mahkota yang asli terdapat di Museum Nasional Jakarta.
b.
Singgasana Kerajaan
Kursi keemasan yang penuh dengan ukiran
yang indah dari bahan kuningan berbalut emas (yang pernah hilang dan
dikonservasi kembali oleh Museum Nasional Jakarta).
c.
Komet
Artefak istana yang dulunya koleksi
Sultan umumnya barang-barang impor berkualitas tinggi. Di antaranya meja marmer
yang bisa tembus cahaya diimpor dari Italia, marmer biru yang jadi hiasan
dinding didatangkan dari Turki, peralatan makan yang dipesan khusus dari Eropa
dengan cap lambang kerajaan Siak, serta mangkok porselen dari Tiongkok yang
dapat jadi penawar racun.
Ada pula Komet buatan Jerman pada 1890-an yang
hanya ada dua di dunia, satu di Jerman, satu di Siak. Alat pemutar musik
berukuran 1x1x3 meter ini sejenis fonograf dengan piringannya berupa lempengan
baja berdiameter 1 meter. Sultan Hasyim membawa pulang dari lawatannya ke
Eropa. Bagian bawah Komet, berisi lempengan baja dengan titik-titik
timbul.
Komet terdiri jadi dua bagian, atas dan bawah. Bagian atas yang
berdinding kaca sebagai tempat diputarnya fonograf. Fonograf adalah mesin yang berguna untuk merekam suara. Suara
disimpan setelah ditangkap oleh silinder. Bagian bawah tempat
disimpannya lempengan baja yang berisi lagu-lagu dari komponis terkenal.
d.
Kursi Kristal
Letaknya ditengah ruang bagian belakang
yang berjumlah 10 unit dengan meja panjangnya 1 unit yang disediakan pada masa
kesultanan Sultan Syarif Hasyim untuk menjamu tamu-tamu kerajaan yang datang.
e.
Cermin Kristal
Cermin ini merupakan salah satu koleksi
favorit wisatawan ketika berada dalam Istana Siak. Konon kabarnya, sebelum
bercermin di kaca ini terlebih dahulu membasuh muka di air perigi (sumur)
belakang Istana sambil bersalawat maka akan menyalakan aura kecantikan dan awet
muda serta berseri layaknya seorang permaisuri. Cermin ini terbuat dari kristal
berdesain mewah yang dibeli Sultan Siak XI (Sultan Syarif Hasyim) saat
berkunjung ke Eropa sebagai hadiah untuk pemaisurinya.
f.
Lambang dan Bendera Kerajaan
Bendera berwarna kuning keemasan, di
tengah terdapat lambang kerajaan bermotif kepala naga dan diatasnya terdapat
kalimat ALLAH serta kaligrafi Muhammad.
g.
Misteri Brankas Istana
Misteri Istana Siak menyimpan cerita menarik
tentang brankas istana yang besarnya 1x2x1 meter. Pada saat itu kepala rumah
tangga istananya bernama Wak Molan (1889-1945) adalah orang kepercayaan Sultan
Syarif Kasim II dan yang memegang kunci brankas. Sepanjang hidup, Wak Molan tak
pernah menceritakan kepada siapa pun, termasuk istri dan anak-anak, tentang apa
isi brankas. Sampai sekarang, tak ada yang tahu apa isi brankas dan tak ada
yang bisa membukanya.
h.
Meriam Buntung
Cerita menarik lain adalah tentang meriam sepanjang 1,5 meter yang pernah dicuri pada tahun 1960. Si pencuri tidak bisa mencurinya secara utuh, maka si pencuri memotong meriam jadi dua bagian, lalu mencuri bagian moncongnya saja dan meninggalkan bagian pangkalnya. Itu sebabnya dulu meriam ini dikenal dengan sebutan “Meriam Buntung”. Menurut cerita, moncong meriam ditemukan dalam sebuah kapal yang akan ke Singapura. Kapal yang membawanya tenggelam di Teluk Salak, sedangkan moncong meriam dapat diselamatkan dan dikembalikan ke Istana.
3. Taman Yang Indah
Begitupun di area luar Istana Siak, meskipun berada di area taman yang sudah tertata baik nan indah, namun tidak merubah barang – barang yang bersejarah, yang sudah ada sejak dahulu. Jalan-jalan mengelilingi kawasan tersebut sangat menyenangkan, menyajikan sebuah sensasi mundur beberapa ratus tahun ke belakang, namun dalam suasana yang sangat nyaman. Pusat pemerintahan kabupaten Siak ada di dua kecamatan ini. Kedua kecamatan ini dihubungkan oleh Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL). Jembatan ini juga menjadi satu di antara ikon di Kabupaten Siak selain Istana Siak.
Disamping itu, di Kecamatan Siak terdapat sejumlah taman yang eksotik. Hampir di setiap tepian sungai Siak terdapat taman yang indah. Fasilitasnya lengkap dan ramah untuk semua wisatawan. Siak juga disebut juga sebagai kota taman. Suasana kota menjadi sejuk dan indah karena keberadaan taman-taman tersebut. Taman-taman tersebut bisa pilihan berwisata ke Siak. Sedikitnya ada enam taman utama di dalam Kota Siak Sri Indrapura, sebagai berikut:
a. Taman
Tengku Syarifah Aminah
Taman Tengku Syarifah Aminah ini berada di Jalan Sultan
Ismail, kelurahan Kampung Dalam, kecamatan Siak. Merupakan taman favorit bagi
anak-anak di kota Siak Sri Indrapura. Keberadaan taman menjadi tujuan saat
berlibur dan juga menjadi tempat untuk berinteraksi serta melakukan kegiatan
sosial lainnya. Taman yang paling disukai masyarakat adalah taman Tengku
Syarifah Aminah.
b. Taman
Sri Bijuangsa
Anak-anak berlarian di koridor taman Sri Bijuangsa, di
tepian Sungai Siak, Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Siak, Siak Sri
Indrapura. Taman ini terasa lebih hidup pada malam hari karena bermandikan
cahaya. Di sepanjang tepian Sungai Siak, konsep water front city berpadu dengan
taman-taman yang indah dan sejuk. Satu spot taman yang juga digandrungi warga
Siak adalah Taman Sri Bijuangsa. Berada di depan klenteng Hock Siu Kiong,
Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Siak.
c. Taman
Kota Sultan Yahya
Taman Kota Sultan Yahya berada di jantung kota Sik Sri
Indrapura. Tepatnya di samping balai Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten
Siak. Nama taman ini didedikasikan kepada Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar
Syah (mangkat 1784)merupakan sultan keenam dalam turutan sultan-sultan Kerajaan
Siak Sri Indrapura. Taman kota ini memberi kesan keindahan kepada setiap
pengunjung yang datang ke kota Siak Sri Indrapura. Terlebih dalam perjalanan
menuju Istana Siak pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan taman yang
membentang di tepian Jalan Hangtuah dan Sultan Syarif Ali.
d. Taman
Syech Abdurrahman
Taman Syech Abdurrahman merupakan taman yang berada di
tepian Sungai Siak di jalan Indragiri, kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan
Siak. Taman ini sering juga disebut turap tinggi karena di sana terdapat
pembangunan turap yang tinggi. Namun di atasnya terdapat tempat duduk. Tulisan
Taman Syech Abdurrahman menyala di atas turap tinggi itu di malam hari. Di
taman ini juga terdapat makam Syech Abdurrahman. Di taman ini juga terdapat
pohon-pohon rindang. Eksotisme dari taman ini terlihat ketika hari mulai senja.
Cahaya lampu yang cantik membuat suasana semakin manis.
e. Taman
Tengku Mahratu
Taman Tengku Mahratu terletak di tepian Sungai Siak persis
berada di depan Istana Siak. Taman Tengku Mahratu merupakan ruang publik yang
paling ramai, terlebih di akhir pekan. Taman ini mempunyai banyak fasilitas,
yaitu panggung untuk menampilkan berbagai pertunjukan. Lapangan yang dikeramik
sering digunakan sebagai tempat bermain skuter dan separu roda bagi anak-anak.
Di taman ini juga terdapat tugu kesultanan Siak, serta air mancur bergoyang.
Taman Tengku Mahratu juga telah menjadi arena pertunjukan, konser musik,
perkumpulan dan lain-lain.
f. Taman
Tengku Agung atau RTH Siak Lawo
Taman Tengku Agung atau RTH Siak Lawo menjadi pilihan utama
warga luar kota untuk berwisata. Taman Tengku Agung sangat luas, terdapat
banyak fasilitas dan dekat dengan masjid raya kota Siak Sri Indrapura. Taman
ini berada di bawah jembatan Tengku Agung Sultana Latifah, di jalan Panglima
Jimbam, kelurahan Kampung Rempak, kecamatan Siak.
Akhir dari perjalanan
berkunjung, penulis mendapatkan cerita dari petugas pemandu Istana Siak, konon Sultan Syarif Kasim II sebagai raja terakhir
tidak mempunyai keturunan dan kerajaan atau kesultanannya diserahkan ke Negara
Kesatuan Republik Indonesia secara penuh. Disisi yang lain Sultan Syarif Kasim II masih mempunyai adik
laki-laki yang menikah dengan orang eropa dan mempunyai keturunan yang sampai
saat ini tinggal di Singapura.
Pesan bagi wisatawan atau pengunjung yang akan kesana jaga
asset negara baik berupa barang milik negara maupun barang milik daerah,
lebih-lebih barang peninggalan yang bersejarah. Jangan lupa untuk mengabadikan
momen berharga saat berada di objek wisata Istana Siak. Terakhir jangan sampai
merusak atau mencurat-coret barang bersejarah. Selamat Berkunjung.
Penulis :
Tim Bidang KIHI Kanwil RSK
Referensi :
1. https://travel.tempo.co/read/1589561/jalan-jalan-ke-istana-siak-sri-indrapura-riau-yang-dibangun-arsitek-jerman [diakses
pada tanggal 14/03/2023]
2. https://mediacenter.siakkab.go.id/istana-siak/
[diakses pada tanggal 14/03/2023]
3. https://pekanbaru.tribunnews.com/2022/12/23/ini-6-taman-yang-wajib-dikunjungi-di-kota-siak-sri-indrapura-riau
[diakses pada tanggal 14/03/2023]