Macam-macam Pakaian Adat Tradisional Suku di Aceh, Sudah Tahu?

Macam-macam Pakaian Adat Tradisional Suku di Aceh, Sudah Tahu?

Vania Dinda Azura - detikSumut
Kamis, 07 Des 2023 06:30 WIB
Pakaian pengantin adat Aceh. detikcom/dikhy sasra
Foto: dikhy sasra
Banda Aceh -

Pakaian adat tradisional merupakan unsur dari kebudayaan nasional dan juga termasuk sebagai kekayaan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Tentunya pakaian adat ini memiliki berbagai macam fungsi sesuai dengan pesan-pesan dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Provinsi Aceh memiliki beberapa kelompok suku atau etnis sehingga memiliki berbagai macam pakaian adat. Mulai dari etnis Aceh, Gayo, Alas Aneuk Jamee, Tamiang, hingga kluet memiliki pakaian adat dan juga istiadat masing-masing.

Berikut ini detikSumut sajikan informasi selengkapnya tentang macam-macam pakaian adat tradisional beragam suku di Aceh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakaian Adat Tradisional Suku di Aceh

1. Ulee Balang

Dikutip dari buku Ensiklopedi Pakaian Nusantara: Aceh hingga D.I Yogyakarta, Ulee Balang merupakan pakaian adat tradisional dari suku Aceh, biasanya digunakan oleh para raja dan juga keluarga kerajaan. Kata Ulee Balang berasal dari bahasa Melayu hulubalang. Hulubalang adalah golongan bangsawan dalam masyarakat Aceh yang memimpin sebuah kenegerian dan diberi gelar Teuku untuk laki-laki dan Cut untuk perempuan.

ADVERTISEMENT

Pakaian upacara adat gaya Aceh Besar memiliki tata warna dan corak-corak sulaman benang emas yang khas. Sulaman ini khusus pada latar hitam untuk baje meukasah (jas), sarung songket pinggang pria (ija lamgupap), dan sarung songket Wanita (ija pinggang).

Pakaian adat suku Aceh untuk pria disebut dengan Linto Baro, sedangkan pakaian adat untuk perempuan disebut dengan Daro Baro.

2. Kerawang Gayo

Dilansir dari Jurnal Motif Kerawang Gayo Pada Busana Adat Pengantin di Aceh Tengah karya Ferawati, Kerawang Gayo merupakan pakaian adat tradisional dari suku Gayo. Penyebutan ini sesuai dengan Qanun atau Undang-undang Kabupaten Aceh Tengah No.9 Tahun 2002. Tidak hanya itu, motif yang melekat pada pakaian adat ini juga disebut dengan Kerawang Gayo.

Pakaian adat kerawang Gayo wajib dikenakan dalam acara adat masyarakat, antara lain sebagai busana pengantin dalam upacara kerje mungerje (pernikahan adat Gayo), upacara menyambut tamu, upacara petaweren (tepung tawar).

Ciri khas busana adat Gayo terletak pada warna, bentuk motif, dan warna kain latar. Motif yang disulamkan antara lain: emun berangkat (awan berarak), pucuk ni tuis (pucuk rebung), puter tali (pilin berganda), tapak seleman (tapak nabi Sulaiman), peger (pagar), dan ulen (bulan). Motif hias Kerawang Gayo dijahitkan dengan warna benang putih, merah, kuning, dan hijau pada latar warna hitam, kuning, merah, atau putih.

3. Mesikhat

Dilansir dari Jurnal Sejarah dan Tradisi Budaya Masyarakat Alas di Kabupaten Aceh Tenggara, pakaian adat suku Alas disebut dengan Mesikhat. Meshikat merupakan kebanggaan suku Alas dan biasanya digunakan pada acara-acara tertentu seperti pernikahan, khitanan, penyambutan tamu, dan untuk acara besar lainnya.

Motif dari pakaian adat dan ukiran dari Mesikhat diberi lima warna berimbang pada alas hitam, disulam dengan benang atau diukir dengan cat warna hijau untuk melambangkan kesuburan, warna kuning untuk melambangkan kejayaan, warna putih untuk melambangkan kesucian, dan warna merah untuk melambangkan keberanian.

Nah itu dia macam-macam jenis pakaian adat tradisional suku di Aceh. Semoga artikel ini bermanfaat, ya, detikers!

Artikel ini ditulis oleh Vania Dinda Azura, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom



Simak Video "2 Jenazah Ditemukan Seusai Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Laut Aceh"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)