4 Pasangan Aksara Jawa dan Aturan Penulisannya

4 Pasangan Aksara Jawa dan Aturan Penulisannya

Anandio Januar - detikJogja
Rabu, 22 Nov 2023 11:12 WIB
Aksara Jawa
Ilustrasi Pasangan Aksara Jawa dan Aturan Penulisannya. (Foto: Dok. FBS Universitas Negeri Yogyakarta)
Jogja -

Dalam menulis Aksara Jawa dikenal juga adanya pasangan aksara Jawa. Penulisan pasangan digunakan pada satu kata, frasa atau kalimat yang terdapat dua konsonan yang bergandengan.

Dikutip dari buku 'Pedoman Penulisan Aksara Jawa' yang diterbitkan Yayasan Pustaka Nusatama bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DIY, bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang menjadi bagian dari kebudayaan nasional Indonesia. Dalam bahasa Jawa, terdapat juga aksara Jawa yang merupakan abjad-abjad dari bahasa Jawa. Berbagai perkembangan dan penyesuaian telah dilakukan dalam penulisan aksara Jawa.

Aksara Jawa terdiri dari aksara carakan, murda, suar, dan rekaan. Dari masing-masing aksara dikenal istilah pasangan. Pasangan berfungsi untuk menghubungkan suku kata tertutup konsonan dengan suku kata berikutnya, kecuali suku kata yang tertutup wignyan ( ꦃ), layar ( ꦂ ), dan cecak ( ꦁ).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengetahui cara menggunakan pasangan, berikut ini 4 pasangan aksara Jawa lengkap dengan aturan penulisannya.

4 Pasangan Aksara Jawa


1. Pasangan Aksara Carakan

Dikutip dari buku 'Pedoman Penulisan Aksara Jawa' yang diterbitkan Yayasan Pustaka Nusatama bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DIY, carakan dalam ejaan bahasa Jawa terdiri dari dua puluh aksara pokok yang sifatnya silabik atau kesukukataan. Dua puluh aksara carakan ialah sebagai berikut, Ha, Na, Ca, Ra, Ka, Da, Ta, Sa, Wa, La, Pa, Dha, Ja, Ya, Nya, Ma, Ga, Ba, Tha, Nga.

ADVERTISEMENT

Tiap aksara carakan memiliki pasangannya sendiri-sendiri. Berikut ini aturan yang berlaku dalam menulis pasangan aksara Jawa.

Aksara pasangan ha, sa, dan pa ditulis di belakang aksara konsonan akhir suku kata di depannya. Aksara pasangan di luar yang disebutkan akan ditulis di bawah aksara konsonan akhir suku kata di depannya.

Aksara ha, ca, ra, wa, dha, ya, tha, dan nga tidak diberi aksara pasangan atau tidak dapat menjadi aksara sigegan (aksara konsonan penutup suku kata). Aksara sigegan ha diganti wignyan, aksara sigegan ra diganti layar, aksara sigegan nga diganti cecak, dan hampir tidak ada suku kata yang berakhir sigegan ca, wa, dha, ya, tha.

Sebagai contoh dalam penulisan nanem nanas, yang semula ditulis nanema nanas. Huruf ma harus dimatikan agar dapat terbaca nanem. Untuk itu akan diberi pasangan pada huruf na yang ditulis di belakang aksara na.


2. Pasangan Aksara Murda

Aksara murda terdiri dari tujuh huruf, yaitu na, ka, ta, sa, pa, ga, dan ba. Aksara murda digunakan untuk menulis nama gelar dan nama diri, nama geografi, nama lembaga pemerintah, dan nama lembaga berbadan hukum.

Aksara murda jumlahnya terbatas dan tidak semua aksara carakan terdapat aksara murda. Aksara ini tidak dipakai sebagai penutup suku kata.

Dalam penulisannya dikenal juga adanya pasangan pada tiap aksaranya. Aturan yang berlaku adalah pasangan aksara murda diletakkan di depannya.

Contoh dari penulisan aksara murda misalnya ketika menulis Kali Krasak. Disebabkan Kali Krasak merupakan nama geografi, maka tepat di belakang huruf ka akan diberi pasangan dari aksara murda. Contoh lainnya yang menggunakan aksara murda seperti penulisan Tawangmangu, Nabi Nuh, Pangeran Puger, Gusti Gandakusuma, dan Bupati Banyumas.


3. Pasangan Aksara Suara

Aksara suara terdiri dari 5 huruf, yaitu a, é, i, o, dan u. Aksara suara tidak dapat dijadikan sebagai aksara pasangan sehingga aksara sigegan yang terdapat di depannya harus dimatikan dengan pangkon.

4. Pasangan Aksara Rekaan

Aksara rekaan terdiri dari 5 huruf, yakni kha, dza, fa/va, za, dan gha. Aksara ini berguna untuk menulis aksara konsonan pada kata-kata asing yang masih dipertahankan seperti aslinya.

Aturan yang berlaku dalam penulisan pasangan ini ialah masing-masing hurufnya dapat diberikan pasangan, serta dapat diberikan sandhangan. Penulisannya berada di bawah huruf yang dimaksud.

Contoh dari penulisan pasangan aksara rekaan misalnya pada kata khutbah, dzikir, ziarah, dan ghulam.

Nah, itulah 4 pasangan pada tiap aksara jawa yang dapat digunakan dalam penulisan bahasa jawa. Semoga bermanfaat, Dab!

Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.



Simak Video "Cantiknya Permainan Seni Video Mapping di Cagar Budaya Jogja"
[Gambas:Video 20detik]
(rih/apl)