Cara Menulis dan Membaca Aksara Jawa

Cara Menulis dan Membaca Aksara Jawa

Nadza Qur’rotun A - detikJatim
Kamis, 07 Sep 2023 16:35 WIB
hanacaraka
Ilustrasi Aksara Jawa/Foto: Istimewa/Dok. Dwi Cahyono
Surabaya -

Indonesia kaya akan aksara dari berbagai daerah. Zaman dulu nenek moyang kita tidak hanya menggunakan aksara Latin, tetapi juga aksara daerah sebagai sarana komunikasi tertulis.

Masyarakat Jawa juga telah mengenal aksara sejak dulu kala. Bahkan, masyarakat Jawa telah memiliki tradisi tulis sejak tahun 700 Masehi. Aksara ini kemudian dikenal dengan sebutan Aksara Jawa atau Aksara Caraka.

Aksara Jawa.Aksara Jawa. Foto: FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Dilansir dari berbagai sumber, huruf dasar Aksara Jawa terdiri dari 20 aksara yaitu ha-na-ca-ra-ka da-ta-sa-wa-la pa-dha-ja-ya-nya ma-ga-ba-tha-nga. Aksara pada gambar di atas disebut aksara nglegena 'telanjang' karena belum punya sandhangan atau yang membuatnya bisa mempunyai bunyi vokal lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk membuat Aksara Jawa mempunyai bunyi dengan vokal lain, maka diperlukan semacam simbol tambahan yang disebut sandhangan. Aksara Jawa memiliki sistem silabis, yang mana untuk aksara mati perlu ditambahkan semacam simbol lain yang disebut sandhangan.

Aksara JawaAksara Jawa Foto: FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Simbol tambahan Aksara Jawa dikenal sebagai sandhangan. Sandhangan memiliki fungsi mengubah nada dari huruf vokal dalam Aksara Jawa.

ADVERTISEMENT
Aksara JawaAksara Jawa Foto: FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Pada gambar di atas, terdapat beberapa simbol tambahan yang merupakan perwujudan dari pasangan aksara Jawa. Penggunaan pasangan ini pada umumnya dimanfaatkan sebagai penyusun tulisan atau kalimat yang memiliki akhiran non-vokal, juga dikenal sebagai "mematikan huruf".

Ketepatan menulis dan menempatkan aksara pasangan ini sangat penting untuk memastikan kelancaran pembacaan dan interpretasi. Sebab, posisi penulisan yang salah dapat mengakibatkan kesulitan dalam pembacaan serta pemahaman terhadap teks.

Aksara JawaAksara Jawa Foto: FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Gambar di atas merupakan sedikit contoh singkat mengenai penulisan pasangan aksara jawa. Yang pertama pada tulisan "Kraton Jogjakarta", jika ditulis tanpa menggunakan pasangan akan berbunyi "Katonagakarta".

Pada baris kedua "Usamah bin Ladhen". Jika ditulis tanpa menggunakan pasangan akan berbunyi "Usamah Binadhena". Baris ketiga "Kitab Negara Kertagama", jika ditulis tanpa pasangan akan berbunyi "Kitabegarakertagama".

Baris keempat "Universitas Brawijaya", jika tanpa pasangan akan berbunyi "Universitasawijaya". Baris kelima "Ubet Kurniawan", jika ditulis tanpa pasangan akan berbunyi "Ubetaniyawana".

Aksara JawaAksara Jawa Foto: FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Dalam aksara Jawa juga dikenal dengan yang namanya aksara Swara. Aksara Swara merupakan simbol yang digunakan untuk menulis huruf vokal dalam huruf Latin, atau bisa juga diterapkan untuk menuliskan kata-kata dari bahasa asing dengan lebih tepat dalam pelafalan.

Sebagai contoh, ketika kita menuliskan kata "Amerika", dalam aksara Jawa tidak dapat langsung dibaca seperti demikian. Kalimat dasar dari "Amerika" adalah "Hamerika" karena huruf "ha" mendapat penambahan aksara Swara "a", sehingga dapat dilafalkan sebagai "Amerika".

Aksara JawaAksara Jawa Foto: FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Aksara Rekan dalam aksara Jawa merupakan simbol tambahan yang digunakan sebagai pengubah atau pengalih bunyi dari suatu kata. Penggunaannya dengan menambahkan tanda baca atau tanda sandhangan khusus.

Aksara Rekan berfungsi menghasilkan variasi pelafalan dan mengubah pengucapan vokal dalam kata yang ditulis. Serta memberikan nuansa dan kejelasan dalam penulisan teks aksara Jawa, seperti contoh pelafalan F, KH, DZ dalam bahasa Arab, serta dalam bahasa asing lainnya.

Aksara JawaAksara Jawa Foto: FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Aksara Murda dalam konsep hanacaraka adalah perwujudan dari huruf besar atau kapital. Fungsinya hampir sama dengan penggunaan huruf kapital pada umumnya. Aksara ini juga umum digunakan untuk memulai paragraf atau kata dalam teks.

Aksara JawaAksara Jawa Foto: FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Aksara Jawa juga memiliki sistem numerik atau angka, seperti dicontohkan pada gambar di atas.

Aksara JawaAksara Jawa Foto: FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Seperti aksara-aksara lainnya, aksara Jawa juga memiliki tanda baca sendiri untuk memudahkan dalam penulisan maupun pembacaannya. Tanda baca aksara Jawa merupakan suatu hal yang dibutuhkan sebagai pemberitahuan selayaknya tanda baca bahasa Latin pada umumnya.

Artikel ini ditulis oleh Nadza Qur'rotun A'ini, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.



Simak Video "Kurma Episode 19: Kurma Spesial: Jalan-jalan Berburu Takjil di Karang Menjangan Surabaya"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/sun)