Semarakkan Merdeka Belajar dengan Hardiknas 2023!

Semarakkan Merdeka Belajar dengan Hardiknas 2023!

Nanda Syafira - detikJatim
Senin, 01 Mei 2023 20:38 WIB
Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tahun bertepatan dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia. Yuk, simak serba-serbi Hardiknas 2023!
Ilustrasi/Foto: Fuad Hasim/detikcom
Surabaya -

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap 2 Mei, sebagai wujud nyata kepedulian pemerintah akan pentingnya pendidikan di negeri ini.

Peringatan ini didedikasikan untuk mengingat kembali filosofi nilai perjuangan Ki Hadjar Dewantara, dalam menegakkan fondasi pendidikan di Indonesia.

Sesuai dengan ketentuan umum sebagaimana yang dilansir dari laman BBPMP Jatim, seiring peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini, bulan Mei tahun 2023 dicanangkan sebagai bulan Merdeka Belajar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam ketentuan tersebut juga dituliskan tentang perayaan tahun ini, di mana tema Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 adalah 'Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar.

Hardiknas 2023:

1. Tujuan Hardiknas 2023

  • Memperkuat komitmen seluruh insan pendidikan akan penting dan strategisnya pendidikan bagi peradaban dan daya saing bangsa.
  • Mengingatkan kembali kepada seluruh insan pendidikan akan filosofi perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam meletakkan dasar dan arah pendidikan bangsa.
  • Meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan insan pendidikan.

Kemendikbud juga menetapkan ketentuan umum bagi pelaksanaan upacara bendera Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023, yang dilaksanakan pada 2 Mei 2023 pukul 8 pagi waktu setempat.

ADVERTISEMENT

Upacara dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku, sesuai ketetapan pemerintah tanpa mengurangi makna, semangat, dan kekhidmatan acara.

Sebagaimana yang tertera dalam 'Pedoman Pelaksanaan Upacara Bendera Hari Pendidikan Nasional 2023' yang dirilis oleh Kemendikbud, untuk pakaian yang digunakan oleh setiap peserta upacara adalah pakaian adat tradisional sesuai dengan norma kepantasan.

2. Sejarah Hardiknas

Hari Pendidikan Nasional dilatarbelakangi oleh sosok yang berkontribusi besar dalam kiprah dunia pendidikan di Indonesia. Ia yakni Ki Hadjar Dewantara.

Ki Hadjar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889. Tanggal peringatan Hardiknas ditetapkan sesuai dengan tanggal kelahiran Ki Hadjar, sebagai bentuk penghormatan atas segala jasanya.

Tak hanya semata-mata untuk mengenangnya, Hardiknas menjadi momentum untuk menumbuhkan kembali rasa patriotisme dan nasionalisme, bagi seluruh insan pendidikan.

Seperti yang dilansir detikEdu dari buku Sejarah karya Habib Mustopo dkk, Ki Hadjar Dewantara mendirikan organisasi Indische Partij bersama rekannya, Dr. Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker dengan bertujuan untuk melakukan berbagai upaya yang dapat mendorong tercapainya kemerdekaan Indonesia.

Mengutip situs Portal Informasi Pemkab Nganjuk, Ki Hadjar dikenal akan keberaniannya menentang kebijakan pendidikan yang ditetapkan pemerintah Hindia-Belanda, di mana pada saat itu hanya anak keturunan Belanda dan anak orang kaya saja yang diperbolehkan menempuh pendidikan.

Ketidaksetaraan dalam kebijakan di bidang pendidikan itu yang membuat dirinya semakin memberanikan diri, untuk mengkritik pemerintah Hindia-Belanda.

Ia harus mengalami pengasingan akibat sebuah kritik yang ia tulis melalui sebuah karya berjudul 'Als Ik een Nederlander was' (Seandainya Aku Orang Belanda). Dalam masa pengasingan itulah dirinya mendalami masalah seputar pendidikan dan pengajaran.

Pada 3 Juli 1922, Ki Hadjar kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang bernama 'National Onderwijs Institut Taman Siswa'. Berdirinya Taman Siswa, seperti yang tercantum dalam buku 'Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia 1908-1945' oleh Andriyanto, tak lain bertujuan untuk mendidik golongan muda serta menanamkan rasa nasionalisme.

Dari lembaga pendikan Taman Siswa itu, anak-anak dari setiap kalangan baik dari keluarga mampu hingga keluarga tidak mampu dapat mengenyam pendidikan.

Di Taman Siswa, Ki Hadjar menerapkan tiga semboyan dalam sistem pendidikan yang berasal dari bahasa Jawa. Semboyan tersebut secara filosofis menerangkan mengenai peranan seseorang (dalam dunia pendidikan). Berikut ini bunyi semboyan tersebut dan maknanya:

  • Ing ngarsa sung tuladha, artinya ketika di depan kita harus memberi contoh atau suri teladan bagi mereka yang berada di tengah dan belakang.
  • Ing madya mangun karsa, artinya ketika di tengah kita harus bisa memberikan semangat untuk kemajuan.
  • Tut wuri handayani, artinya ketika di belakang kita harus mampu memberikan dorongan.

Setelah masa kemerdekaan, Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan Indonesia, dengan membawa tiga semboyan tersebut yang dikenal dengan nama filosofi 'Tut Wuri Handayani' sebagai semboyan dalam pendidikan di Indonesia, hingga kini.

Ki Hadjar berpulang pada 26 April 1959. Untuk menghormati jasa-jasanya dalam dunia kependidikan di Indonesia, maka tanggal kelahirannya ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional, sesuai dengan yang tertuang dalam Keppres No 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Untuk turut memeriahkan peringatan ini, banyak sekali kegiatan positif yang dapat detikers lakukan, di antaranya:

1. Jika detikers merupakan siswa maupun bekerja dalam bidang kependidikan, dapat turut mengikuti upacara peringatan Hardiknas seperti yang digaungkan oleh Kemendikbud.

2. Memperkaya wawasan diri mengenai perjuangan Ki Hadjar Dewantara serta pejuang pendidikan lainnya, dalam hal perjuangan pemerataan pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan nasional.

3. detikers dapat melakukan serangkaian aksi nyata seperti mengajak komunitas mengajar maupun organisasi untuk menggelar aksi sukarelawan mengajar ke daerah-daerah pelosok, untuk membantu program pemerataan pendidikan ke seluruh penjuru pelosok Indonesia maupun mendukung program pemerintah, dengan menjadi sukarelawan tenaga pengajar di daerah tertinggal. Selain itu, detikers dapat membuat suatu acara webinar yang membahas seputar isu-isu dalam sektor pendidikan serta inovasinya dengan mengundang para ahli di bidang pendidikan maupun di pemerintahan untuk dapat memberikan aspirasi yang dapat menunjang kemajuan kualitas pendidikan di Indonesia.



Simak Video "Nadiem soal Pendidikan RI: Arahnya Sudah Benar, Tapi Tugas Belum Selesai"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/iwd)