Blak-blakan Kolektor Tali Pocong Selasa Kliwon di Tulungagung

Jatim Flashback

Blak-blakan Kolektor Tali Pocong Selasa Kliwon di Tulungagung

Suki Nurhalim - detikJatim
Sabtu, 18 Feb 2023 11:10 WIB
hobi aneh warga tulungagung
Sutarji menunjukkan koleksi tali pocong Selasa Kliwon/Foto: Adhar Muttaqin
Surabaya -

Di Tulungagung ada kolektor tali pocong. Yang dikoleksi khusus tali pocong orang yang meninggal pada Hari Selasa Kliwon.

Ia yakni Sutarji warga Desa Aryojeding, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung. Namanya cukup dikenal, terlebih rumahnya merangkap museum pribadi.

Kesan mistis dan horor langsung terasa saat detikJatim mendatangi rumah Sutarji pada November 2021. Ada sebuah keranda yang digantung di atas jembatan depan rumah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat memasuki rumah Sutarji, tampak berjajar benda-benda kuno. Namun yang paling aneh yakni keberadaan koleksi tali pocong.

"Tali pocong orang sini semua. Tali pocong itu hanya dari orang yang meninggal pada Hari Selasa Kliwon," kata Sutarji, Sabtu (20/11/2021).

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, tali pocong orang yang meninggal pada Hari Selasa Kliwon rawan dicuri orang. Sebab banyak orang yang percaya, tali pocong tersebut memiliki kekuatan mistis.

Maka dari itu, keluarga duka harus menjaga kuburan orang yang meninggal pada Hari Selasa Kliwon selama 40 hari. Itu dilakukan agar tali pocong tidak dicuri.

Dalam situasi seperti itu, biasanya Sutarji muncul. Ia menawarkan solusi bagi keluarga duka yang sekaligus bisa memenuhi hobinya mengoleksi tali pocong.

"Biasanya saya jika ada orang meninggal, saya berada di liang lahat untuk membantu menata mayat. Terus tali pocongnya saya ambil, tapi keluarga tahu semua, jadi tidak mencuri. Ini boleh saya bawa pulang, kalau memang boleh ya saya bawa," ujarnya.

Dengan begitu, menurut Sutarji, pihak keluarga tidak perlu lagi menjaga kuburan agar tidak ada pencurian tali pocong. Semacam win win solution.

"Karena untuk jaga kuburan itu, kadang keluarga harus bayar ke orang Rp 600 ribu atau Rp 1 juta. Sekarang enggak perlu lagi, karena tali pocongnya sudah saya ambil," imbuhnya.

Koleksi tali pocong disimpan di almari yang ada di museum pribadinya. Sutarji tidak memanfaatkan tali tersebut untuk hal yang aneh-aneh. Bahkan masyarakat yang berkunjung dapat melihatnya langsung.

Benda aneh lain yang banyak dijumpai adalah keranda mayat. Sutarji mengaku memiliki koleksi 5 keranda mayat. Sebagian didapatkan dari wilayah Tulungagung dan ada satu keranda mayat didapat dari Kecamatan Wlingi, Blitar.

Keranda mayat dipajang terpisah. Mulai di depan pintu masuk, di dalam pendapa depan kamar dan di depan musala.

Sutarji mengkoleksi keranda mayat bukan tanpa alasan. Menurutnya, dengan melihat keranda mayat, dia selalu ingat dengan Tuhan dan kematian.

"Setiap melihat keranda mayat, kemudian melihat makam ibu, ingat Tuhan. Itu di depan pintu juga ada nisan dari makam ibu saya, yang di kuburan saya ganti yang baru," ujarnya.

Mengoleksi keranda mayat merupakan salah satu jalannya untuk bertaubat dari kenakalan yang pernah dilakukan. "Kebetulan saya dulu adalah pembalap, kemudian ingin taubat, salah satunya ya lewat keranda mayat itu," tutup Sutarji.

Jatim Flashback adalah rubrik spesial detikJatim yang mengulas peristiwa-peristiwa di Jawa Timur serta menjadi perhatian besar pada masa lalu. Jatim Flashback diharapkan bisa memutar kembali memori pembaca setia detikJatim. Jatim Flashback tayang setiap hari Sabtu. Ingin mencari artikel-artikel lain di rubrik Jatim Flashback? Klik di sini.



Simak Video "Museum Ini Pamerkan Tali Pocong hingga Keranda Mayat, Berani Mampir?"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/iwd)