Daging Hewan Ternak Terjangkit Wabah PMK Aman Dikonsumsi, Ini Caranya

Daging Hewan Ternak Terjangkit Wabah PMK Aman Dikonsumsi, Ini Caranya

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 12 Mei 2022 10:05 WIB
Gubernur Khofifah Sebut Kemungkinan dari Hewan Ternak Impor Ilegal dari Negara Yang Belum Bebas PMK
Peternakan sapi di Lamongan (Foto file: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Surabaya -

Hewan ternak 5 daerah di Jawa Timur terjangkiti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Polisi, Dinas Peternakan, Gubernur Jatim hingga Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo turut andil mengantisipasi agar wabah PMK tidak meluas.

Salah satunya dengan isolasi berbasis kandang, memutus pengiriman lalu lintas hewan ternak ke berbagai daerah dan memberi penyuntikan.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair), Prof Dr drh Mustofa Helmi Effendi DTAPH menegaskan bahwa daging hewan ternak yang terjangkit wabah PMK aman dikonsumsi jika sudah dimasak matang. Sebab, virus yang ada pada hewan tersebut akan mati jika sudah terkena suhu tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dimasak sampai mendidih ya aman, karena membran virusnya tipis, jadi mudah mati virusnya. Tapi memang virus ini mudah menular ke hewan," jelas Guru Besar Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat Veteriner ini, saat dihubungi detikJatim, Rabu (11/5/2022).

Dia pun menjelaskan konsep memakan suatu makanan, termasuk daging. Yakni halalan thayyiban atau halal dan baik. Dari konsep tersebut, thayyiban terbagi menjadi 3 aspek.

ADVERTISEMENT

"Pertama safe atau aman karena tidak mengandung bahan yang membahayakan. Kedua terlihat sehat dan tidak menjijikkan. Ketiga ada keuntungan atau manfaat dari makanan tersebut," ujar Prof Helmi.

Namun belakangan, sejumlah pesan berantai viral di aplikasi perpesanan. Pesan tersebut berisi ajakan tidak memakan daging sapi atau olahan daging sapi karena wabah PMK yang menyerang hewan ternak.

Prof Helmi menegaskan pernyataan tersebut tidak benar.

"Enggak benar itu," ujar Prof Helmi.

Lebih lanjut, Prof Helmi juga menjelaskan aspek kedua dari konsep mengonsumsi makanan. Yakni terlihat sehat dan tidak menjijikkan.

Hal itu ada hubungannya dengan daging/tulang/jeroan hewan yang telah terjangkit virus PMK. Sebab, ada kepala dan kaki sapi yang terlihat menjijikkan ketika terinfeksi virus tersebut.

"Ada kepala atau kaki sapi yang terlihat banyak nanah dan lepuh-lepuhnya. Itu aman dan tidak membahayakan, tapi terlihat menjijikkan. Kalau dianggap menjijikkan ya tinggalkan (Jangan dikonsumsi), tapi perkara menjijikkan atau tidak itu kan tergantung persepsi," papar alumnus The University of Edinburgh, Inggris itu.

Dia menambahkan, konsep itu juga dipakai saat memakan jeroan hewan, termasuk sapi. Jika dianggap aman, tidak menjijikkan, dan dianggap memberi manfaat, maka boleh dikonsumsi.

"Kalau di negara barat memang tidak mengonsumsi jeroan karena dianggap banyak mudharatnya (Banyak kerugian jika dikonsumsi), tapi berbeda dengan Indonesia yang konsumsi protein masyarakatnya masih sedikit, jadi ya boleh dimakan. Tapi kalau jeroannya dianggap menjijikkan ya tinggalkan," pungkasnya.



Simak Video "Sensasi Menikmati Kuliner Super Pedas di Kota Pahlawan, Surabaya"
[Gambas:Video 20detik]
(hse/fat)