Mengenal Jangkrik Ngenthir, Tarian Sakral Khas Lereng Gunung Merapi-Merbabu

Mengenal Jangkrik Ngenthir, Tarian Sakral Khas Lereng Gunung Merapi-Merbabu

Jarmaji - detikJateng
Minggu, 29 Mei 2022 18:14 WIB
Kelompok kesenian tradisional Sri Budi Utomo, membawakan seni tari jangkrik ngenthir.
Kelompok kesenian tradisional Sri Budi Utomo, membawakan seni tari jangkrik ngenthir. (Foto: Jarmaji/detikJateng)
Boyolali -

Berbagai macam kesenian rakyat khususnya tari-tarian, hidup dan berkembang di wilayah lereng Gunung Merapi-Merbabu, Boyolali. Salah satunya seni tari jangkrik ngenthir. Di sisi lain untuk hiburan rakyat, jangkrik ngenthir juga dianggap sebagai tarian sakral.

Tarian ini juga ditampilkan pada acara Ruwat Rawat Prasasti Sarungga, di Dukuh Wonosegoro, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Rabu (25/5) lalu. Dibawakan oleh kelompok kesenian Sri Budi Utomo, dari Dukuh Sidotopo, Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo. Ada 8 orang penari, terdiri penthul tembem, dua penari sebagai lembu atau sapi dan 4 penari jaran kepang atau juga disebut jangkrikan.

"Tarian jangkrik ngenthir itu diambil dari sebuah perjalanan hidup, nek cara jowone lelakoning urip dari orang Kanung. Orang Kanung itu orang pada waktu belum mengenal peradaban maupun agama," kata Slamet Seno, sesepuh kelompok kesenian Sri Budi Utomo kepada detikJateng, Minggu (29/5/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikemukakan Slamet, tarian jangkrik ngenthir ini berkisah tentang perjalanan peradaban manusia dalam mencari sejatining urip. Karena belum mengenal peradaban atau Tuhan, sehingga kehidupan masyarakat Kanung saat itu bebas tanpa aturan.

"Seiring perjalanan waktu, mereka ingin mencari jati diri atau Tuhan. Istilahnya yang namanya orang hidup, pingin ngerti sejatine urip," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dalam perjalanannya mencari petunjuk atau wangsit, caranya pun bermacam-macam. Seperti memuja pohon besar, gunung, matahari dan ada pula yang melalui jejogetan atau tarian hingga puncaknya pikirannya kosong dan kerasukan roh leluhur atau istilahnya payah.

"Dalam keadaan payah muncullah petunjuk-petunjuk atau wangsit yang sangat bermanfaat bagi orang Kanung itu," imbuh dia.

Kelompok kesenian tradisional Sri Budi Utomo, membawakan seni tari jangkrik ngenthir.Kelompok kesenian tradisional Sri Budi Utomo, membawakan seni tari jangkrik ngenthir. Foto: Jarmaji/detikJateng

Seni tarian rakyat dengan iringan alunan bendhe dan kendang ini, diawali dengan kemunculan Penthul dan Tembem. Lalu, menggembala sapi. Kemudian Penthul dan Tembem berdialog tentang kedatangan sekelompok orang dan kemudian dijemputnya. Lalu keluarlah 4 penari jaran kembang yang dikisahkan sebagai sekelompok orang yang mencari sejating urip tersebut.

"Iya, ini termasuk tarian sakral. Untuk gerakannya ada pakemnya. Ini khas dari lereng Gunung Merapi-Merbabu, tapi setiap daerah mungkin versinya beda-beda, dengan kearifan lokal," sebut dia.

Tarian jangkrik ngenthir, lanjut Slamet, sudah dibawakan oleh kelompok kesenian Sri Budi Utomo Dukuh Sidotopo, Desa Caben Kunti sejak sebelum tahun 1980 silam. Hingga saat ini tarian yang dianggap sakral itu masih dilestarikan.

"Untuk generasi penerus yang muda-muda kita terus nyambung. Hanya karena ketenaran tari-tarian baru, ini (jangkrik ngenthir) agak kegeser. Tapi terus kita lestarikan," tandasnya.



Simak Video "Sekdes di Boyolali Diduga Lakukan Intimidasi Politik, Bawaslu Turun Tangan"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)