Tawuran Pelajar VS Alumni di Sukabumi Coreng Predikat Kabupaten Layak Anak

Tawuran Pelajar VS Alumni di Sukabumi Coreng Predikat Kabupaten Layak Anak

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 06 Feb 2024 13:37 WIB
Ilustrasi tawuran
Ilustrasi tawuran (Foto: Ilustrasi oleh Edi Wahyono/detikcom).
Sukabumi -

Seorang pemuda berinisial R (20) nyaris tewas dalam peristiwa tawuran antara pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan alumni SMP di Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi. Fenomena tawuran itu dinilai telah mencoreng predikat kabupaten layak anak (KLA).

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman. Dia mengaku, prihatin atas peristiwa tawuran tersebut. Menurutnya, tawuran telah berdampak buruk terhadap nama Kabupaten Sukabumi.

"Kita jelas sangat prihatin karena Kabupaten Sukabumi ini sudah jadi kabupaten layak anak atau KLA tapi masih ada terjadi hal seperti ini," kata Ade dalam sambungan telepon, Selasa (6/2/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, pihaknya juga akan menelusuri terlebih dahulu penyebab para pelajar dan alumni di tiga sekolah ini terlibat tawuran. Saat ini, kata dia, Pemda menyerahkan penanganan ke aparat kepolisian.

"Perkaranya kan sekarang lagi ditangani oleh pihak kepolisian, khususnya dari Polsek Cireunghas tapi kita juga dari pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi tengah memintai atau ditugaskan kepada pemerintah Kecamatan Cireunghas, untuk melakukan penelusuran," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Koordinasi terlebih dahulu permasalahannya seperti apa karena masih belum jelas yah. Kita tetap saja akan cepat respon. Apalagi kejadian tawuran itu terjadi di waktu luar jam sekolah atau malam hari. Seharusnya pengawasan orang tua juga menjadi perhatian," sambung Ade.

Selain berkoordinasi dengan APH, dia juga akan memerintahkan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi untuk turun tangan mengantisipasi kejadian serupa. Menurutnya, upaya pencegahan sudah sering dilakukan dengan cara memberikan arahan kepada para kepala sekolah, guru serta orangtua siswa agar melakukan pengawasan kepada para siswa atau anak-anak secara intensif.

"Kalau di sekolah memang jadi beban guru tapi kalau di luar sekolah itu sudah bukan jadi tanggung jawab guru tetapi tetap saja harus jadi pengawasan kita bersama. Iya, utamanya orangtua harus bisa melakukan pengawasan kepada anak-anaknya secara baik dan benar," tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, dua kelompok pelajar dan alumni dari tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Cireunghas dan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi terlibat tawuran. Akibatnya, seorang pemuda berinisial R (20) mengalami luka sobek di bagian kepala dan punggung hingga nyaris tewas terkena sabetan senjata tajam (sajam).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa dugaan tawuran itu terjadi pada Senin (5/2/2024) kemarin sekitar pukul 19:30 WIB di Jalan Gununggoong, Desa Cipurut. Ketiga sekolah yang terlibat tawuran yaitu sekolah negeri dan swasta asal Cireunghas dan satu sekolah swasta di Sukalarang.

Kapolsek Cireunghas Resor Sukabumi Kota Ipda Hendrayana mengatakan, kedua kelompok pelajar dan alumni itu janjian tawuran melalui WhatsApp Group (WAG) dengan membawa massa berjumlah belasan orang.

"Awalnya mereka janjian 4 VS 4 karena mereka datangnya dari kelompok sana (Sukalarang) lebih dari sekian orang, kurang lebih sembilan orang dari kelompok yang satu. Dari sini (Cireunghas) juga lebih dari sepuluh orang, tiba-tiba langsung terjadi (tawuran)," kata Hendra kepada detikJabar di Mapolsek Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Selasa (6/2/2024).

(mso/mso)