Kisah Radijah di Usia Senja dan Becak Motornya

Serba-serbi Warga

Kisah Radijah di Usia Senja dan Becak Motornya

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Rabu, 02 Nov 2022 04:00 WIB
Radijah dan becak motor andalannya dalam mencari nafkah.
Radijah dan becak motor andalannya dalam mencari nafkah. (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Suasana pagi di wilayah eks Kawedanan Karangampel, Kabupaten Indramayu, cukup ramai. Hilir mudik kendaraan dari roda empat sampai kendaraan roda tiga ramai melintasi persimpangan jalan utama tersebut, termasuk para tukang becak motor alias mang cator.

Selain sibuk membawa penumpang atau barang, sebagian tukang becak motor pun mangkal di tepi tepi jalan simpang tiga Karangampel. Sembari menunggu penumpang, mata mereka juga sesekali mencari orang yang butuh tumpangan.

DetikJabar mendekati dan berbincang dengan salah seorang tukang becak motor (cator) di area tersebut, Radijah (50) namanya. Warga Desa Karangampel Lor, Kecamatan Karangampel Indramayu itu mengaku sejak pagi belum mendapatkan satu penumpang yang menyewa jasanya. Tapi ia tetap setia menunggu penumpang di tempat mangkalnya itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya kalau saya seringnya mangkal di sini, berangkat jam 7, kadang pulang sore atau sampai malam biar dapat uang untuk di bawa pulang. Biasanya sore ramai penumpang, orang turun dari bus," kata Radijah saat ditemui detikJabar, Selasa (01/11/2022).

Bagi Radijah, jadi tukang becak sudah ia lakoni sekira 20 tahun lalu. Ia dan si roda tiga ontelnya rutin mencari penghasilan tambahan sebelum masa panen padi di sawah.

ADVERTISEMENT

"Narik becak sudah lama, ada 20 tahunan lah, tadinya jadi kernet tapi dilarang keluarga, akhirnya pilih narik becak ini," tutur Radijah.

Seiring waktu berjalan, usia Radijah semakin bertambah. Ia mengaku tenaganya untuk menggowes becak tidak sekuat dulu.

Namun, tekadnya memilih beraktivitas sebagai tukang becak cukup kuat. Sebab, ia ingin usia senjanya tetap diisi dengan kegiatan dan mendapat penghasilan tambahan.

"Kalau anak cuma satu dan sudah berkeluarga. Cucunya udah punya 5. Jadi lumayan aja ada aktivitas dan dapat hasil dari narik becak ini," ungkapnya.

Memang, penghasilan jadi tukang becak motor seperti Radijah tidak terlalu banyak. Namun, upah yang diterimanya bisa ia nikmati dengan keluarga.

"Penghasilan tidak menentu, rata-rata per hari sekira 50 ribu," ujar jelas Radijah.

Meski hanya aktivitas tambahan, namun, ia tetap optimal dalam mencari calon penumpang. Jarak tempuh yang jauh pun ia sanggupi agar bisa membawa uang sepulangnya.

"Kadang dapat penumpang diantar ke Jatibarang. Bahkan sampai Arjawinangun, Gegesik, Cirebon," katanya.

"Namun ketika sepi, biasanya ada bongkar-muat tepung atau semen di kios-kios terdekat. Lumayan aja hasilnya," lanjut Radijah.

Perjalanannya sebagai tukang becak motor tidak selalu manis. Radijah juga sempat kehilangan cator kesayangannya ketika mengikuti kegiatan di Cirebon.

"Ini cator kedua, yang pertamanya sudah hilang pas saya ikut Kliwonan, terpaksa naik elf pulangnya," bebernya.

Pengalaman itu tidak menyurutkan Radijah untuk tetap beraktivitas. Ia pun terpaksa menambah modal sekitar 6 juta rupiah untuk membeli becak motor yang baru.

"5 jutaan untuk modifikasi bagian depan becak, pokoknya bersih bisa sampai Rp 6 juta sudah termasuk mesin motor," lanjut Radijah.

Beruntungnya, selama menggunakan cator, Radijah tidak pernah oleng atau terjatuh. Sebab, selain mengutamakan keselamatan, juga perlu adanya keseimbangan saat memacu si roda tiganya itu.

"Ya kayak biasa aja, kaya nyetir mobil, tidak perlu pakai tenaga ekstra. Asal hati-hati aja," pungkas Radijah.

(orb/orb)