Sejarah dan Makna Hajar Aswad, Batu di Sudut Ka'bah yang Dimuliakan Allah

Sejarah dan Makna Hajar Aswad, Batu di Sudut Ka'bah yang Dimuliakan Allah

Berliana Intan Maharani - detikHikmah
Selasa, 13 Jun 2023 10:15 WIB
Hajar Ismail dan Hajar Aswad kembali dibuka.
Foto: Dok. Haramain Sharifain/Twitter @hsharifain
Jakarta -

Hajar aswad mempunyai makna penting bagi pelaksanaan ibadah umrah dan haji karena menjadi tempat permulaan dan berakhirnya tawaf. Hampir seluruh umat muslim yang beribadah ke Tanah Suci pasti memiliki keinginan menyentuh atau mencium Hajar Aswad.

Mengutip dari buku Ensiklopedia Fikih Indonesia karya Ahmad Sarwat, hajar aswad maknanya adalah batu hitam. Batu tersebut berada di salah satu sudut Ka'bah, tepatnya di sebelah tenggara.

Hajar aswad berbentuk seperti telur dengan warna hitam kemerah-merahan. Di dalamnya terdapat titik-titik merah campur kuning sebanyak 30 buah dan dibingkai dengan perak setebal 10 cm buatan Abdullah bin Zubair, seorang sahabat Rasulullah SAW.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hajar aswad bukanlah batu biasa atau sembarang batu. Keberadaannya mengandung sejarah dan makna yang luar biasa. Lantas seperti apa sejarahnya?

ADVERTISEMENT

Sejarah Hajar Aswad

Dikemukakan dalam buku Sejarah Ka'bah karya Prof. Dr. Ali Husni Al-Kharbuthli, Hajar Aswad adalah batu terakhir yang digunakan Nabi Ibrahim untuk menyempurnakan bangunan Ka'bah. Konon, batu tersebut merupakan pemberian dari malaikat Jibril AS.

Dalam sejarahnya, Imam Ath-Thabari menyebutkan kala itu Nabi Ismail ingin menyempurnakan Ka'bah dengan sebuah benda, tetapi Nabi Ibrahim berkata, "Jangan! Carilah batu seperti yang aku perintahkan."

Nabi Ismail pun pergi mencari batu. Namun, ketika ia kembali ternyata Nabi Ibrahim sudah meletakkan sebuah batu hitam. Nabi Ismail kemudian bertanya, "Wahai ayah, dari manakah engkau mendapatkan batu itu?"

Nabi Ibrahim menjawab, "Yang membawa batu ini adalah dia yang tidak dapat menunggumu, yaitu Jibril. Ia membawanya dari langit."

Muslim H. Nasution menyebutkan dalam buku Tapak Sejarah Seputar Makkah-Madinah, bahwa batu Hajar Aswad bukanlah batu yang berasal dari bumi, melainkan batu yang sengaja dibawa oleh malaikat Jibril dari surga. Hal ini bersandar pada riwayat hadits Rasulullah SAW yang menyatakan:

أَلْحَجَرُ يَاقُوْتَةٌ مِنْ يَوَاقِتِ الْجَنَّةِ رواه الترمذى

Artinya: "Hajar Aswad adalah batu dari batu-batuan surga." (HR At-Tirmidzi).

Sementara dalam riwayat lain dikatakan bahwa pada awalnya batu Hajar Aswad berwarna putih. Akan tetapi, lama-kelamaan warnanya berubah menjadi hitam kemerah-merahan sehingga dinamakan sebagai Hajar Aswad yang berarti 'batu hitam'.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya menjadi hitam akibat dosa-dosa Bani Adam." (HR Tirmidzi).

Makna Hajar Aswad bagi Umat Islam

Makna Hajar Aswad hakikatnya dapat diketahui dari keutamaan-keutamaan yang melekat di dalamnya. Dilansir dari buku Sejarah Hajar Aswad & Maqam Ibrahim karya Prof. Dr. Said Muhammad Bakdasy, berikut di antara makna Hajar Aswad bagi umat Islam:

1. Tangan Kanan Allah di Muka Bumi

Hajar Aswad dipercayai sebagai tangan kanan Allah SWT di muka bumi yang bisa disalami oleh hamba-Nya. Keagungan Hajar Aswad ini disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Rasulullah SAW pernah berkata:

الله فِي الْأَرْضِ الحجر يمين الله الْحَجَرُ

"Hajar Aswad adalah tangan kanan Allah di bumi." (HR Dailami).

2. Bagian dari Batu Yaqut Surga

Hajar Aswad bukanlah sekadar batu pada umumnya, melainkan diyakini sebagai bagian dari batu yaqut surga.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim merupakan dua batu yakut yang menjadi bagian dari batu yakut surga. Jika saja Allah tidak menghapus cahayanya, maka kedua batu itu akan menerangi Timur dan Barat." (HR at-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban).

3. Batu yang Pernah Dicium Rasulullah SAW

Hajar Aswad menyimpan keistimewaan di dalamnya, sebab Rasulullah SAW pernah menciumnya ketika tawaf di Baitullah dan diikuti oleh para sahabat. Dalam sebuah riwayat Umar bin Khattab berkata:

إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَإِنِّى أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ

Artinya: "Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudharat (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu." (HR Muslim).

4. Menjadi Saksi di Hari Kiamat

Sebuah riwayat juga menyebutkan bahwa hajar Aswad kelak akan menjadi saksi di hari kiamat. Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya Hajar Aswad memiliki lidah dan bibir yang dapat memberikan kesaksian terhadap orang yang mencium atau menyentuhnya pada hari Kiamat dengan jujur." (Shahih Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Sunan Ibnu Majah).

Itulah sejarah dan makna Hajar Aswad sebagai batu yang berada di sudut Ka'bah dan diyakini berasal dari surga. Wallahu 'alam.



Simak Video "Terungkap Warna Asli Hajar Aswad"
[Gambas:Video 20detik]
(lus/lus)