Mengenal Hajar Aswad, Batu Mulia yang Diyakini dari Surga

Mengenal Hajar Aswad, Batu Mulia yang Diyakini dari Surga

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Senin, 13 Mar 2023 06:30 WIB
This picture taken on July 19, 2021 on the night before the start of the annual hajj pilgrimage, shows a view of the Hajar al-Aswad or the Black Stone, a rock set to the eastern corner of the Kaaba believed by Islamic tradition to date to the time of Adam and Eve, as labourers put on the new Kiswa, the protective cover that engulfs the shrine, made from black silk and gold thread and embroidered with Koran verses, in Saudi Arabias holy city of Mecca. - The drape which engulfs the Kaaba is formally called Kiswa and is changed every year at the culmination of the annual hajj, or pilgrimage, when the pilgrims have left Mecca to go to Arafat, the starting point of their hajj journey. (Photo by - / AFP)
Potret Hajar Aswad di salah satu sisi Ka'bah. (Foto: AFP/-)
Jakarta -

Hajar Aswad adalah salah satu objek yang berada di salah satu sudut Ka'bah. Sebuah riwayat mengatakan bahwa batu ini sebenarnya berasal dari surga dan dibawa turun ke Bumi oleh malaikat Jibril dan diterima langsung oleh Nabi Ismail AS.

Pendapat mengenai Hajar Aswad yang berasal dari surga ini turut diceritakan Ibnu Katsir dalam Qishash al-Anbiya (Kisah Para Nabi). Batu ini diperoleh ketika Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS membangun Ka'bah.

Ketika melakukan ibadah haji, umat Islam umumnya berebut untuk mencium atau sekadar menyentuh Hajar Aswad. Berikut adalah riwayat dan keterangannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rasulullah SAW Mencium Hajar Aswad

Dikutip melalui buku Haji dan Umrah Bersama M Quraish Shihab karangan Quraish Shihab, ketika Rasulullah SAW melakukan thawaf sebagai rangkaian ibadah haji beliau sambil membawa tongkat. Tongkat itu dipergunakan sebagai isyarat penghormatan ke Hajar Aswad setiap beliau melaluinya. Bentuk penghormatan ini bahkan dijelaskan melalui sebuah riwayat, yaitu:

إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَإِنِّى أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ

ADVERTISEMENT

Artinya: "Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudhorot (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu." (HR Muslim)

Namun, diberikan keterangan dari buku yang sama, ketika pelaksanaan haji wada' tidak diharuskan untuk mencium Hajar Aswad ketika terlalu ramai orang yang beribadah haji. Namun ketika terdapat kesempatan, dengan meniru contoh Rasulullah SAW kita dapat menciumnya.

Hal ini dijelaskan lantaran mencium Hajar Aswad dalam thawaf adalah sunnah, sedangkan mengganggu atau menyakiti orang lain adalah haram. Dijelaskan juga dalam buku tersebut, ketika jemaah merasa bangga dan keberhasilannya dalam mencium Hajar Aswad, boleh jadi dapat mengurangi bahkan menghilangkan nilai ibadah haji tersebut.

Tentang Hajar Aswad

Melalui buku karya M Quraish Shihab yang sama, dijelaskan bahwa Hajar Aswad merupakan sebongkah batu berbentuk telur berwarna hitam dengan panjang kurang lebih 25 cm dan lebar 17 cm. Menariknya, batu yang dilihat saat ini adalah berbeda dengan batu yang ada pada masa dulu saat diturunkan.

Hal ini terjadi karena Hajar Aswad pernah dicuri dan dibawa lari ke kota AlHasa di Bahrain. Hajar Aswad ini dibawa lari pada tahun 317 H dan dibawa pulang 22 tahun kemudian setelah ditemukan dalam kondisi rusak dengan keretakan yang membaginya menjadi tujuh bagian. Untuk menjaga bentuknya, penjaga Kakbah pun membingkai Hajar Aswad dengan perak seperti yang dapat dilihat saat ini.

Rasulullah SAW Memindahkan Hajar Aswad

Kisah ini terjadi pada tahun 606 Masehi. Ketika itu Nabi Muhammad SAW yang berusia 35 tahun memindahkan Hajar Aswad.

Hal ini dilakukan ketika telah terjadi kesepakatan untuk dilaksanakannya pemugaran Ka'bah. Pada saat pemugaran itu, Rasulullah SAW mendapatkan kehormatan untuk mengangkat dan meletakkan kembali Hajar Aswad yang sempat dipindah karena pemugaran.

Hajar Aswad yang lumayan berat, diangkat Rasulullah SAW bersama dengan para pemimpin. Sejak saat itu, kurang lebih posisi Hajar Aswad kurang lebih tidak pernah berubah hingga saat ini.

Itulah sedikit pembahasan mengenai Hajar Aswad yang merupakan batu istimewa di dalam agama Islam. Semoga dengan artikel ini dapat memotivasi kita untuk semangat agar bisa mendapatkan kesempatan ibadah haji dan bertemu dengan Hajar Aswad.n



Simak Video "Mendalami Makna Iman yang Mengagumkan"
[Gambas:Video 20detik]
(rah/rah)