Seperti Apa dan di Mana Ujung Tata Surya? NASA Ungkap Hal Ini

Seperti Apa dan di Mana Ujung Tata Surya? NASA Ungkap Hal Ini

Nur Wasilatus Sholeha - detikEdu
Senin, 22 Apr 2024 10:00 WIB
An illustration of the planets of our solar system.
Foto: iStockphoto/ChrisGorgio/Ilustrasi tata surya
Jakarta -

Masih menjadi pertanyaan: seperti apa dan di mana ujung tata surya? Pertanyaan ini mungkin bisa muncul ketika kita mempelajari bahwa tata surya itu sangat luas dengan beberapa planet, jutaan asteroid, dan banyaknya benda langit lainnya.

Meskipun begitu, pertanyaan ini tidak dapat dijawab secara pasti. Namun, bisa dijawab tergantung siapa yang menjawab dan bagaimana mereka mendefinisikan tata surya.

Menurut NASA, ujung tata surya tidak hanya satu, tetapi ada tiga yang berpotensi batas dari tata surya, yaitu Sabuk Kuiper, Heliopause, dan Awan Oort. Dari ketiga tersebut, beberapa peneliti mempercayai salah satu kemudian peneliti lain tidak, begitu seterusnya dan menjadi perdebatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sabuk Kuiper

Beberapa astronom berpendapat bahwa ujung tata surya adalah Sabuk Kuiper karena sabuk tersebut merupakan tepi tempat piringan protoplanet Matahari berada. Piringan protoplanet adalah cincin gas dan debu yang berputar kemudian menjadi planet, bulan, dan asteroid.

Menurut NASA, Sabuk Kuiper membentang 30 sampai 50 unit astronomi (AU) dari Matahari. 1 AU adalah jarak antara Bumi dan Matahari. Menurut ahli, wilayah Sabuk Kuiper dipenuhi asteroid dan planet kerdil seperti Pluto.

ADVERTISEMENT

Seorang peneliti di Laboratorium Nasional Los Alamos di New Mexico, Dan Reisenfeld, mengatakan bahwa jika seseorang mendefinisikan tata surya hanya sebagai Matahari dan benda-benda planetnya, maka tepi Sabuk Kuiper dapat dianggap tepi tata surya.

Meski begitu, terdapat juga yang tidak setuju seperti Mike Brown, astronom dari Caltech, "Itu tidak benar. Segala sesuatunya telah banyak berpindah, sebagian besar ke arah luar, sejak planet-planet terbentuk."

Menurutnya, jika hipotesis "Planet Sembilan" memang ada maka kemungkinan ujung tata surya terletak di luar Sabuk Kuiper.

Selain itu, pernah terdapat penemuan belasan objek di luar Sabuk Kuiper pada Oktober 2023, yang menandakan bahwa ujung tata surya lebih jauh lagi dari Sabuk Kuiper.

Heliopause

Heliopause adalah tempat yang memiliki pengaruh langsung dari Matahari sudah terlalu lemah untuk menolak aliran radiasi dari antarbintang dan entitas kosmik lainnya di Bima Sakti.

"Karena plasma di dalam heliopause berasal dari Matahari, dan plasma di luar heliopause berasal dari antarbintang, beberapa orang menganggap heliopause sebagai batas tata surya," kata Reisenfeld.

Akibatnya, ruang di luar heliopause juga sering disebut sebagai ruang antarbintang. Hal ini ditandai ketika dua pesawat Voyager di tahun 2012 dan 2018 melewati heliopause, maka pesawat tersebut mendeteksi adanya perubahan pada jenis dan tingkat magnetis serta radiasinya.

"Hal itu menandakan mereka telah melintasi semacam perbatasan," timpal Brown.

Namun, menggunakan heliopause sebagai batas tata surya membuat segalanya menjadi lebih rumit. Sebab, ini membentang setidaknya 350 AU dari Matahari ke arah yang berlawanan.

Kata peneliti, hal ini juga berbeda dengan pemikiran para ahli tentang sistem planet.

Awan Oort

Awan Oort membentang 100.000 AU dari Matahari. Reisenfeld mengatakan bahwa, orang-orang yang mendefinisikan tata surya adalah sesuatu yang terikat oleh gravitasi ke Matahari, maka akan beranggapan Awan Oort adalah ujung tata surya.

Astronom di Laboratorium Astrofisika Bordeaux Prancis, Sean Raymond, mengaku tidak mengerti bagaimana orang menganggap tepi tata surya selain Awan Oort karena ujung tata surya berarti ujung dari tempat sesuatu dapat mengorbit Matahari.

Meskipun demikian, beberapa peneliti tidak menyetujuinya karena Awan Oort terletak di ruang antarbintang sehingga berada di luar tata surya, walaupun terikat dengan bintang asal kita.



Simak Video "Keseruan Ekshibisi 'Kingdom of the Planet of the Apes'"
[Gambas:Video 20detik]
(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia