Dongeng Anak: Cerita 'Kancil dan Buaya' Beserta Pesan Moralnya

Dongeng Anak: Cerita 'Kancil dan Buaya' Beserta Pesan Moralnya

Azkia Nurfajrina - detikEdu
Senin, 06 Nov 2023 14:45 WIB
7 Dongeng Sebelum Tidur Penuh Makna, Cerita Kancil dan Buaya Salah Satunya
Foto: Getty Images/eyesfoto
Jakarta -

Cerita Kancil dan Buaya merupakan salah satu karya dongeng binatang atau fabel. Dongeng ini disebutkan memiliki pesan moral yang bagus, terlebih bagi pendidikan anak-anak.

Dikutip dari buku Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia oleh Agus Trianto, fabel adalah dongeng binatang yang mengandung pesan moral tentang perbuatan baik dan buruk.

Di dalam fabel, tokoh atau pemeran dongengnya adalah para binatang, seperti kancil, buaya, kelinci, hingga rubah. Seluruh jenis binatang di dalam fabel berperilaku selayaknya manusia. Ini agar bisa menggambarkan pendidikan watak dan budi pekerti manusia lebih mudah, sehingga pesan moral yang disampaikan dapat dipahami dengan baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di antara karya fabel yang paling populer, salah satunya adalah kisah Kancil dan Buaya. Seperti apa ceritanya? Apakah pesan moral yang diajarkan melalui dongeng tersebut?

Simak kisah Kancil dan Raja Buaya yang dinukil dari buku Cerita Rakyat dari Lebak oleh Endang Firdaus pada uraian berikut!

ADVERTISEMENT

Cerita Kancil dan Buaya

Pada suatu hari, seekor kancil melompat-lompat dengan riang di tebing sungai. Dari kejauhan, raja buaya yang melihat itu bertanya, "Wah, kau tampak gembira sekali! Apakah kau tidak takut padaku, kancil?"

"Kenapa aku harus takut?" ujar kancil dengan tenang. "Kalian, para buaya kan jumlahnya tak banyak, tak seperti kami para kancil. Jumlah kami bagaikan bintang di langit," lanjutnya.

"Enak saja kau bicara!" bentak raja buaya.

"Ayo kita buktikan!" kata kancil.

"Baik!" sahut raja buaya.

"Besok, aku akan datang membawa semua kancil. Kau juga harus membawa semua buaya. Kancil atau buaya yang paling banyak jumlahnya. Bagaimana?" sambung kancil.

Raja buaya setuju. Ia pun pergi untuk mengumpulkan semua buaya. Sementara itu, kancil berlari ke sana kemari tiada henti di tebing sungai hingga matahari terbenam. Sampai waktu subuh datang, kancil tetap berlari ke sana kemari di tebing itu.

Saat matahari berada tepat di atas kepala. Raja buaya datang bersama semua buaya, dan sungai pun dipenuhi oleh kawanan buaya.

"Kau terlambat, Pak Buaya," ucap kancil dari tebing sungai. "Pagi-pagi sekali para kancil telah datang ke sini. Karena kesal menunggu kalian yang tak juga datang, mereka pun pulang," tambah kancil.

"Huh!" sentak raja buaya. "Bilang saja mereka tak datang karena akut pada kami!" sambungnya.

"Naiklah ke tebing ini!" sahut kancil. "Kau akan menemukan banyak sekali tapak kaki kancil," lanjutnya.

Raja buaya naik ke tebing itu. Ia menemukan banyak sekali tapak kaki kancil di tempat itu. Ucapnya lemah, "Ya, para kancil telah datang ke sini. Jumlah kalian banyak sekali! Kami, para buaya, mengaku kalah. Kami tidak akan mengganggu para kancil lagi."

"Tapi aku belum puas, Pak Buaya!" ujar kancil. "Bagaimana kalau kita melakukan pertandingan tarik tambang satu lawan satu untuk membuktikan siapa yang paling kuat?" tanya kancil.

"Baik!" jawab raja buaya.

"Tunggu di sini," kata kancil. "Aku akan mencari tali rotan yang kuat agar tak putus saat ditarik," tambahnya.

Kancil pun pergi, ditemuinya raja kera. Ucap kancil, "Teman, aku tahu para kera bermusuhan dengan para buaya. Maukah kau membantuku untuk membuat mereka malu?"

"Ya, aku mau!" sahut raja kera.

Kancil memberitahu rencananya. Lalu, ia kembali ke sungai dengan tali rotan yang panjang. Ujarnya pada raja buaya, "Pak Buaya, kau peganglah ujung tali rotan ini, dan aku memegang ujung yang satunya. Aku akan berdiri jauh dari sini agar tak terpeleset lumpur di tebing itu. Bila kau berhasil menarikku masuk ke dalam sungai, kaulah pemenangnya."

"Hohoho! Dengan sekali tarik saja, kau akan terjerumus!" ucap raja buaya dengan sombong.

"Buktikanlah!" kata kancil.

Pertandingan pun dimulai. Raja buaya siap menarik tali. "Tarik!" seru kancil.

Raja buaya menarik tali rotan sekuat tenaga. Raja buaya kaget karena mengira dengan sekali tarik saja kancil akan terjerumus ke dalam sungai. Dilihatnya tali menegang.

"Ayo, tarik!" seru kancil. "Mana tenagamu!" lanjutnya.

"Gila! Besar sekali tenaga binatang itu!" keluh raja buaya, sambil menarik tali rotan itu kuat-kuat.

Akhirnya, ia tidak kuat lagi menarik tali rotan itu. Napasnya sesak dan tenaganya lenyap. Kancil mendatangi raja buaya dan bertanya, "Mengapa tidak ditarik?"
Raja buaya tak menjawab. Napasnya terengah.

"Apakah kau mau istirahat dulu lalu meneruskan pertandingan?" tanya kancil lagi.

Raja buaya tidak menjawab juga.

"Pak Buaya, mengapa kau diam saja? Kau tuli? Atau kau menyerah dan mengakui bahwa kami, para kancil, lebih banyak dan lebih kuat? Kalau benar begitu, tenggelamlah agar kau tidak malu."

Perlahan raja buaya menenggelamkan dirinya ke dalam air, lalu lenyap dari pandangan.
Kancil pun menemui raja kera. Dengan penuh sukacita, raja kera melompat-lompat. la senang karena musuhnya kalah. Lalu dilepasnya ujung tali rotan yang diikatnya di batang pohon kelapa.

Pesan Moral Cerita Kancil dan Buaya

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah Kancil dan Buaya adalah bahwa kecerdasan berpikir akan lebih unggul daripada menggunakan kecerdasan fisik (kekuatan) saja.

Di sini, sosok kancil berpikir dengan cerdik untuk menghadapi buaya yang punya kekuatan lebih besar darinya. Ia mencari cara cermat yang efektif untuk mengalahkan buaya tanpa harus mengeluarkan tenaga ekstra.

Dengan bekerja cerdik, kancil dapat lepas dari kesulitan yang dihadapinya dalam melawan buaya. Sehingga bisa membuatnya bertahan hidup dan membawanya kepada kemenangan.

Ini sebagaimana pepatah "work smarter not harder" yang artinya 'bekerjalah lebih cerdas bukan lebih keras'. Meski bekerja keras adalah kunci menuju kesuksesan, tapi bukan berarti harus bekerja dengan menyulitkan diri. Kerja cerdas memungkinkan seseorang lebih efisien serta lebih produktif.

Itu dia cerita Kancil dan Buaya yang termasuk jenis fabel populer beserta pesan moral yang dikandungnya. Jadi, sekarang kamu sudah tahu pelajaran di balik dongeng tersebut bukan?



Simak Video "Cerita Pemudik Naik Pikap, Rela Himpitan dengan Burung Peliharaan"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia