Ahli Temukan 2 Jenis Tikus Tanah yang Diyakini Hidup Tersembunyi 3 Juta Tahun

Ahli Temukan 2 Jenis Tikus Tanah yang Diyakini Hidup Tersembunyi 3 Juta Tahun

Novia Aisyah - detikEdu
Senin, 14 Agu 2023 06:30 WIB
Tikus Tanah yang Diyakini Hidup Tersembunyi 3 Juta Tahun
Foto: University of Plymouth
Jakarta -

Ilmuwan menemukan dua jenis tikus tanah yang diyakini hidup tersembunyi di pegunungan Turki bagian timur selama 3 juta tahun.

Tikus tanah ini berjenis Talpa hakkariensis dan Talpa davidiana tatvanensis. Mereka tergolong kelompok mamalia bawah tanah dan pemakan invertebrata yang ditemukan di seluruh Eropa dan Asia Barat.

Para peneliti menggunakan teknologi DNA mutakhir dan telah memastikan bahwa jenis-jenis tikus tanah yang baru tersebut secara biologis berbeda dari yang lain dalam kelompoknya. Keduanya menghuni daerah pegunungan di Turki timur, dan mampu bertahan hidup pada suhu hingga 50°C pada musim panas dan terkubur di bawah salju setebal dua meter di musim dingin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi yang diterbitkan dalam Zoological Journal of the Linnean Society ini dilakukan oleh para peneliti dari Ondokuz Mayıs University (Turki), Indiana University (USA), dan University of Plymouth (UK).

Penulis senior David Bilton, Profesor Biologi Perairan di University of Plymouth yang pernah mengidentifikasi hampir 80 spesies hewan baru terutama serangga, mengatakan bahwa penemuan baru ini penting karena sejumlah alasan.

ADVERTISEMENT

"Sangat jarang menemukan spesies mamalia baru saat ini," kata dia, dikutip dari EurekAlert!

"Hanya ada sekitar 6.500 spesies mamalia yang telah diidentifikasi di seluruh dunia dan sebagai perbandingan, ada sekitar 400.000 spesies kumbang yang diketahui, dengan perkiraan 1-2 juta di Bumi," jelasnya.

"Secara sepintas, tikus tanah yang baru kami identifikasi dalam penelitian ini tampak mirip dengan spesies lain karena hidup di bawah tanah menimbulkan kendala serius pada evolusi ukuran dan bentuk tubuhnya. Ini karena pilihan makanan yang tersedia untuk mereka sangat terbatas," ungkap Bilton.

Spesies Tikus Tanah Baru

Penelitian pihaknya menyoroti bagaimana manusia dapat meremehkan sifat sebenarnya dari keanekaragaman hayati bahkan dalam kelompok seperti mamalia. Dia mengatakan, kebanyakan orang akan berasumsi sudah mengetahui semua spesies yang berbagi planet dengan manusia.

Penemuan ini menyimpulkan bahwa jumlah tikus tanah Eurasia yang diketahui telah meningkat dari 16 menjadi 18 dan masing-masing memiliki karakteristik genetik dan fisik yang berbeda.

Untuk mengidentifikasi temuan terbaru ini, para peneliti mempelajari ukuran dan bentuk berbagai struktur tubuh tikus tanah menggunakan analisis matematis lanjutan. Ini juga memungkinkan mereka memasukkan spesimen yang dikumpulkan pada abad ke-19, yang masih tersedia dalam koleksi museum.

Analisis DNA tikus tanah sekaligus dengan perbandingan terperinci mereka dengan spesies yang diketahui, nantinya akan memastikan kekhasannya.

Hasilnya, Talpa hakkariensis yang ditemukan di wilayah Hakkari di tenggara Turki, diidentifikasi sebagai spesies tikus tanah baru yang sangat khas baik dari segi morfologi maupun DNA-nya. Sementara, Talpa davidiana tatvanensis yang ditemukan di dekat Bitlis di tenggara Turki, juga teridentifikasi berbeda secara morfologi, tetapi diklasifikasikan sebagai subspesies dari Talpa davidiana.

Talpa davidiana pertama kali diidentifikasi pada tahun 1884. Jenis ini terdaftar sebagai data yang kurang oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

"Kami tidak ada keraguan bahwa analisis lebih lanjut akan mengungkapkan keragaman tambahan dan lebih banyak spesies tikus tanah yang belum ditemukan di wilayah ini dan sekitarnya," kata Profesor Bilton.

Menurutnya, di tengah meningkatnya seruan untuk melestarikan keanekaragaman hayati global dan ingin melindungi spesies, maka orang perlu tahu bahwa mereka ada sejak awal.

"Melalui penelitian ini, kami telah menguak sesuatu dari kantong keanekaragaman hayati yang tersembunyi dan mengetahui lebih banyak tentang spesies yang hidup di dalamnya daripada sebelumnya," kata Bilton.

"Ini akan sangat penting bagi para ahli konservasi dan masyarakat secara keseluruhan, ketika mempertimbangkan cara terbaik untuk mengelolanya," demikian Bilton.



Simak Video "Pekan Keanekaragaman Hayati Nusantara, Lestarikan Hayati Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]
(nah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia