10 Hal yang akan Terjadi pada Tubuh di Ruang Angkasa

10 Hal yang akan Terjadi pada Tubuh di Ruang Angkasa

Martha Grattia - detikEdu
Senin, 29 Mei 2023 15:30 WIB
Mengumpulkan Sampah di Ruang Angkasa
Foto: DW (News)
Jakarta -

Seperti yang kita ketahui bahwa manusia hidup di Bumi dengan atmosfer pelindung dan tarikan gravitasi. Tapi apa yang akan terjadi jika manusia berada di lingkungan kosmik, ruang angkasa?

Dilansir dari laman Live Science, beberapa ilmuwan menyarankan untuk mengubah DNA bagi mereka yang hendak mengunjungi planet lain untuk meningkatkan ketahanan terhadap bahayanya penerbangan luar angkasa.

Ternyata, berada di ruang angkasa merugikan kesehatan manusia. Salah satunya adalah gaya berat mikro yang mana astronot mengapung di udara. Selain itu juga ada radiasi kosmik yang tinggi hampir sama dengan kecepatan cahaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuk simak apa saja 10 hal yang akan terjadi pada tubuh di ruang angkasa:


1. Kehilangan Otot


Untuk menumbuhkan dan memelihara otot kita butuh beban. Namun di ruang angkasa, otot menerima sedikit rangsangan dan mulai melemah lalu memburuk dengan cepat. Menurut NASA, dalam waktu lima hari astronot bisa kehilangan 20% massa ototnya.


2. Pengeroposan Tulang

Tak hanya otot, tulang juga perlu menahan beban untuk mempertahankan massa dan kepadatannya. Setelah menghabiskan waktu enam bulan atau lebih di ruang angkasa, astronot bisa menderita tulang keropos dan membuat mereka rentang terhadap patah tulang dan osteoporosis.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan meta-analisis dalam jurnal Microgravity pada 2020 lalu, efek gaya berat mikro pada tulang akan bergantung pada lokasinya dalam tubuh. Misal tulang tungkai bawah dan tulang belakang lumbar bisa kehilangan 1% massa per bulan. Sedangkan tulang tengkorak dapat meningkat.

Selain itu, tidak ada gaya gravitasi yang menarik tubuh dan cairan dalam tubuh ke bawah memengaruhi pembentukan jaringan tulang. Di luar angkasa, jaringan tulang dengan cepat terdegradasi bisa melepaskan mineral ke dalam tubuh. Ini mampu meningkatkan risiko hiperkalemia dan menyebabkan gagal ginjal.


3. Masalah Penglihatan

Penglihatan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu gravitas. Gravitasi membantu menjaga posisi bola mata yang benar. Selain itu, dalam gaya berat mikro, saraf yang memanjang dari belakang mata kemudian melengkung membuat gerakan mata terganggu.


Spaceflight Associated Neuro-ocular Syndrome (SANS) atau kondisi degeneratif dapat disebabkan oleh paparan mikrogravitasi yang terlalu lama. Gejalanya berupa perataan bola mata, lesi putih pada lapisan mata paling dalam, dan jaringan lainnya.

4. Sakit Punggung


Setelah pulang dari luar angkasa, para astronot banyak mengeluh sakit pinggang. Ini karena gaya berat mikro dan pengaruhnya yang mendalam pada tulang belakang manusia.


Menurut ulasan dalam jurnal Frontiers in Physiology tahun 2023 ini menjelaskan bahwa tugas di luar angkasa yang lama dapat melemahkan otot yang menopang tulang belakang mereka. Selain itu, ini juga dapat menyebabkan degenerasi diskus intervertebralis.


Degenerasi diskus intervertebralis disebabkan juga karena kehilangan air. Hal ini karena gaya berat mikro dan fluktuasi harian yang hilang.


5. Imunitas Lebih Rendah


Adanya radiasi kosmik, gaya berat mikro, dan tekanan fisik dan mental selama perjalanan luar angkasa dapat melemahkan sistem kekebalan astronot sehingga membuatnya lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit sistemik.


Paparan gaya berat mikro yang lama dapat mengurangi jumlah serta fungsi makrofag, sejenis sel putih yang membunuh mikroba berbahaya. Selain itu, berat juga mempengaruhi metabolisme makrofag, serta hubungannya dengan sistem kekebalan tubuh lainnya.


6. Peningkatan Risiko Penggumpalan Darah


Sama halnya dengan otot, gaya tarik gravitasi memengaruhi jantung supaya kuat dan berfungsi. Seperti yang diketahui, gravitasi menarik darah dan mendorong darah ke seluruh tubuh. Namun gaya berat mikro mengambil gaya ini sehingga jantung astronot menjadi lebih kecil dari waktu ke waktu.

Tak hanya itu, gaya berat mikro juga meningkatkan risiko penggumpalan darah yang berbahaya. Sebuah studi dalam jurnal Experimental Physiology tahun 2021 lalu menyebutkan bahwa gaya berat mikro juga meningkatkan pembekuan darah.


7. Peningkatan Tingkat Peradangan


Menurut NASA, misi luar angkasa jarak jauh bisa meningkatkan keseluruhan tingkat peradangan dalam tubuh dan dikaitkan dengan penyakit jantung dan resisten insulin. Hal ini dibuktikan oleh Astronot Scott dan Mark Kelly saudara kembarnya.


Scott dikirim dalam misi luar angkasa satu tahun dan Mark tetap di Bumi. Pada Scott, tubuhnya lebih rentan terhadap peradangan dalam gaya berat mikro daripada tubuh Mark. Tim juga melihat adanya gejala aterosklerosis atau penyempitan arteri akibat penumpukan plak.


8. Kerusakan DNA


Astronot mengalami kerusakan DNA karena terpapar radiasi kosmik dan gaya berat mikro. Sinar kosmik mampu merusak untaian DNA secara langsung maupun tidak langsung. Gaya berat gravitasi juga mengganggu proses perbaikan DNA secara alami.


Selain itu kekurangan udara segar juga menambahkan efek bahaya. Bisa menyebabkan akumulasi mutasi genetik yang meningkatkan risiko kanker, dan efek kesehatan lainnya.


9. Kesehatan Usus yang Buruk


Seperti yang kita ketahui, sistem pencernaan berperan penting pada tubuh, mulai dari fungsi pencernaan, respons imun, metabolisme, dan fungsi tubuh lainnya. Astronot sendiri memiliki populasi mikroba usus yang beragam, mereka banyak menampung spesies bakteri pemicu peradangan usus.


10. Perubahan Struktur dan Aktivitas Otak


Gaya berat mikro dapat mengubah otak para astronot dalam misi ruang angkasanya yang jauh. Ini karena cairan serebrospinal yang menjadi tumpuan dan memberikan nutrisi ke otak dan sumsum belakang bergeser.

Tak hanya itu, ini juga menyebabkan berubahnya cara berbagai otak berkomunikasi satu sama lain.



Simak Video "Soyuz Sukses Meluncur Seusai Ditunda 2 Hari Karena Teknis"
[Gambas:Video 20detik]
(nwy/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia