Arkeolog Duga Manusia Purba Tamasya Dekat Badak, dari Jejak Kaki 300 Ribu Tahun Ini

Arkeolog Duga Manusia Purba Tamasya Dekat Badak, dari Jejak Kaki 300 Ribu Tahun Ini

Martha Grattia - detikEdu
Minggu, 21 Mei 2023 07:00 WIB
Tiga jejak manusia purba di Jerman
Foto: University of Tübingen via Live Science
Jakarta -

Pada zaman sekarang, beraktivitas di dekat badak atau gajah yang sedang minum di danau merupakan hal yang tampak ganjil atau bahkan tidak mungkin. Namun, tidak demikian halnya dengan manusia purba.

Para peneliti mengungkapkan salah satu bukti bahwa manusia purba beraktivitas berdampingan dengan hewan-hewan berukuran besar. Bukti tersebut terungkap melalui tiga jejak kaki langka berusia 300 ribu tahun di situs fosil paleolitik bawah (berusia sekitar 3 juta hingga 300 ribu tahun lalu) di Jerman barat laut.

Terungkap dari sana, Homo heidelbergensis, spesies manusia yang hidup sekitar 700 ribu-200 ribu tahun lalu, hidup berdampingan dengan gajah dan badak prasejarah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jejak Anak-anak Terbilang Langka

Sebuah studi dalam jurnal Scientific Reports yang terbit 2018 lalu juga mencatat adanya hubungan antara manusia dan binatang prasejarah di Ethiopia pada 700.000 tahun yang lalu. Ini merupakan bukti jejak kaki pertama H heidelbergensis dari Jerman dan hanya tercatat ada empat jejak kaki mereka di seluruh dunia.

Sementara, pada tiga jejak kaki yang ditemukan di Jerman, satu jejak kaki jelas milik orang dewasa. Sementara, jejak kaki yang lainnya jauh lebih kecil.

ADVERTISEMENT

"Karena ada dua jejak kaki individu muda, maka ini menjadi bukti keberadaan anak-anak di tempat tersebut," kata arkeolog Universitas Tubingen, Flavio Altamura dikutip dari Live Science.

Penemuan keberadaan anak-anak pada situs prasejarah sangatlah langka. Maka, penemuan ini adalah hal yang luar biasa karena memberi petunjuk bagaimana kehidupan anak-anak 300.000 tahun yang lalu.

Altamura mengatakan sebagian besar bukti awal peradaban manusia didapat dari peralatan rumah tangga, sisa-sisa manusia, tulang hewan.

"Anda harus mencari tulang anak-anak yang sangat langka. Sangat sulit juga untuk mengaitkan alat-alat manusia purba dan sisa makanan mereka dengan aktivitas anak-anak. Maka dari itu, sangat sulit untuk mengungkap sesuatu tentang kebiasaan mereka dan kehidupan macam apa yang mereka lakukan," jelasnya.

Penemuan ini dituangkan ke dalam jurnal Quaternary Science Reviews. Jejak kaki ini menunjukkan bahwa manusia Homo heidelbergensis tinggal di tepi danau kuno berdampingan dengan Palaeoloxodon antiquus atau gajah prasejarah yang memiliki gading lurus mencapai 13 ton.

Tak hanya itu, para peneliti juga menemukan jejak badak yang diidentifikasi sebagai Stephanorhinus Kirch Bergensis.

Belajar Bertahan di Alam Liar sejak Dini

Altamura mengungkapkan bahwa kemungkinan para manusia purba itu meninggalkan jejak saat tamasya kecil.

"Kami menduga bahwa sekelompok kecil hominin juga terdiri dari anak-anak sedang berjalan di antara gajah dan spesies lain di tepi danau purba yang berlumpur, mungkin mencari dan mengumpulkan makanan, atau mandi, atau sekadar bermain di sana," papar Altamura.

Jejak kaki ini, bukanlah jejak kaki tertua dari anak-anak H Heidelbergensis yang ditemukan di antara jejak kaki binatang.

Sebelumnya jejak serupa pernah ditemukan sekitar tahun 2013 dan 2015 di Ethiopia. Jejak kaki yang ditemukan berusia 700.000 tahun dan terdapat 11 jejak kaki orang dewasa dan anak-anak yang berusia sekitar 12 bulan. Ini pun menunjukkan bahwa anak-anak hadir di samping orang tua mereka saat peralatan manusia purba dibuat dan hewan disembelih.

"Ini menunjukkan bahwa anak-anak sudah membantu orang dewasa dan belajar dari mereka sejak masih usia dini agar bisa bertahan di alam liar," kata Altamura yang juga ikut dalam penelitian fosil tahun 2018 itu.



Simak Video "Mengenal Cara Manusia Purba Bali Bertahan Hidup dari Zaman ke Zaman"
[Gambas:Video 20detik]
(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia