Bukan di Darat, Hutan Terbesar di Dunia Ternyata Ada di Laut

Bukan di Darat, Hutan Terbesar di Dunia Ternyata Ada di Laut

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 14 Mar 2023 08:30 WIB
A man dives near an old oil platform during a dive organized by the Chelonia Dive Center in Los Organos in northern Peru, Friday, Dec. 31, 2021. (AP Photo/Rodrigo Abd)
Foto: AP/Rodrigo Abd/ilustrasi bawah laut
Jakarta -

Tahukah detikers apa hutan terbesar di dunia? Mungkin beberapa akan menjawab Amazon atau hutan di Kalimantan. Tapi faktanya bukan itu, lo.

Memang Amazon dan Kalimantan memiliki hutan hujan terbesar yang paling terkenal di dunia. Bahkan, Hutan Boreal di Kanada terbentang luas dari Rusia hingga Kanada.

Namun, siapa sangka bila hutan terbesar di dunia tak ada di daratan melainkan lautan. Kok bisa?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ya, hutan terbesar di dunia dikenal sebagai hutan laut yang terletak di dua tempat. Pertama di lepas pantai selatan Afrika yang bernama Great African Sea Forest dan satunya lagi berada di Australia yang bernama Great Southern Reef.

Sebenarnya apa sih hutan laut ini? Berikut penjelasannya.

ADVERTISEMENT

Apa Itu Hutan Laut?

Dikutip melalui laman Clean Wave Foundation, hutan pada dasarnya adalah sebuah ekosistem di mana berbagai spesies pohon yang sangat mendominasi. Tetapi, hutan lebih dari itu. Ekosistem ini adalah sebuah tempat hidup banyak makhluk hidup lain yang saling berkaitan satu sama lain. Sehingga timbul sebuah struktur atau ekosistem yang lebih kompleks.

Hutan dengan pepohonan yang besar akan menawarkan lebih banyak perlindungan untuk banyak spesies baik tanaman maupun hewan. Semakin besar dan kompleks struktur mereka, akan semakin banyak spesies yang hidup berdampingan.

Namun hutan ternyata tidak hanya ada di darat, di laut juga ada hutan yang bahkan lebih besar. Struktur yang dibentuk oleh hutan bawah laut pada dasarnya berfungsi sebagai tempat berlindung lebih banyak organisme laut.

Seperti adanya berbagai rumput laut, jenis dari alga yang juga tumbuh dengan menangkap energi matahari dan juga melakukan proses fotosintesis.

Para peneliti pernah melakukan pemodelan dan mengungkap bahwa hutan laut di seluruh dunia mencakup 6 juta hingga 7,2 juta kilometer persegi atau hampir empat kali lipat luas Indonesia. Namun, hutan-hutan tersebut letaknya menyebar di berbagai wilayah.

Adapun dua hutan laut terbesar di dunia, pertama di lepas pantai selatan Afrika yang bernama Great African Sea Forest (GASF) dan satunya lagi berada di Australia yang bernama Great Southern Reef (GSR). Yuk kenal lebih jauh tentang keduanya!

Great African Sea Forest (GASF)

Dikutip dari laman Sea Change Project, Great African Sea Forest (GASF) adalah satu-satunya hutan rumput laut dan bambu yang ada di bumi. Dua 'pohon' yang mendominasi GASF adalah bambu laut Ecklonia maxima dan rumput laut kipas angin Laminaria pallida.

Hutan yang penuh dengan keanekaragaman hayati ini terletak di pantai Cape Town dan membentang ke utara lebih dari 1000 km ke Namibia, Afrika.

Pada dasarnya, hutan laut yang ada di bumi cukup banyak seperti di laut Inggris, Amerika Barat, Jepang, dan Arctic. Namun, sayangnya hutan-hutan tersebut kini menyusut, bergeser bahkan hilang.

Berbeda dengan hutan lainnya, GASF dinilai sangat produktif dan tumbuh tiap tahunnya. Dengan melimpahnya rumput laut, ada beberapa alasan mengapa GASF sangatlah penting, seperti:

- Rumput laut menyediakan perlindungan, tempat tinggal dan makanan bagi ribuan spesies. Bahkan sejumlah besar spesies di wilayah tersebut, belum dideskripsikan.

- Rumput laut membantu regenerasi laut dan menjadi ekosistem kunci untuk regenerasi di berbagai lautan dunia.

- Rumput laut mengurangi CO2 dalam air: Karbon yang diserap oleh hutan GASF sebanding dengan gabungan hutan bakau, rawa asin, dan padang lamun. Mengurangi jumlah CO2 dalam air juga mengurangi pengasaman laut lokal membuat hutan laut menjadi tempat perlindungan bagi kehidupan laut.

- Hutan Laut menjadi peran penting dalam kestabilan iklim: Saat lautan menghangat, GASF bisa mengubah distribusinya dengan kecepatan yang cepat dan dinilai tumbuh dengan baik.

Tingkat pertumbuhan yang cepat juga dapat menarik karbon dalam jumlah besar dari air laut dan atmosfer. Dengan demikian, hutan ini bisa berperan aktif dalam mitigasi perubahan iklim.

Sayangnya GASF tetap memiliki ancaman seperti penangkapan ikan yang berlebihan, kurangnya pengetahuan dan kesadaran, polusi plastik, eksplorasi pertambangan hingga tantangan iklim.

Meski begitu bila detikers ingin melihat keindahan GASF, detikers bisa menyaksikannya dalam film dokumenter My Octopus Teacher yang tayang di Netflix.

Great Southern Reef (GSR)

Hutan laut terbesar kedua bernama Great Southern Reef (GSR) yang berada di garis pantai selatan Australia. Tepatnya, memiliki luas 71.000 kilometer persegi dari New South Wales di sekitar garis pantai selatan Australia hingga Kalbarri di Australia Barat.

Ciri utama hutan ini adalah memiliki banyak rumput laut dengan berbagai rangkaian terumbu karangnya. Tak berbeda jauh dengan GASF, GSR juga menjadi hutan rumput yang produktif dan tempat tinggal berbagai hewan laut.

Bahkan ada satu spesies yang hidup hanya di daerah GSR, contohnya naga laut kurus (Phyllopteryx taeniolatus) dan tidak ditemukan di tempat lain di Bumi.

Sayangnya, rumput laut di GSR ikut terdampak fenomena gelombang panas laut pada tahun 2011 silam. Hasilnya diketahui, area hutan rumput laut menyusut hingga 43% pada tahun 2015.

Bahkan hingga akhir 2015, hampir lima tahun setelah gelombang panas, tidak ada indikasi bahwa hutan rumput laut pulih.

Terletak di Samudra Hindia, laut di GSR mengalami tingkat pemanasan laut yang tinggi bahkan sebesar 0,65 derajat celcius selama 50 tahun terakhir.

Pemanasan ini dapat menghancurkan ekosistem yang terbentuk di hutan bawah laut GSF di masa mendatang.



Simak Video "Hutan Amazon Dilanda Kekeringan Akibat Perubahan Iklim"
[Gambas:Video 20detik]
(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia