Tidak Ada Jawaban Pasti Tentang Batasan Luar Angkasa, Kenapa Bisa?

Tidak Ada Jawaban Pasti Tentang Batasan Luar Angkasa, Kenapa Bisa?

Anisa Rizki Febriani - detikEdu
Sabtu, 25 Jun 2022 15:02 WIB
Penampakan Indonesia dari jepretan di luar angkasa. Benar-benar mind-blowing!
Teori luar angkasa. Foto: NASA
Jakarta -

Letak luar angkasa berada tepat di atas atmosfer dengan jumlah molekul yang lebih sedikit dan banyak ruang kosong di antaranya. Berbagai macam benda-benda langit dapat kita lihat di luar angkasa.

Hal pertama yang akan terlihat saat kalian menjelajahi luar angkasa yaitu planet-planet yang mengorbit matahari dengan asteroidnya masing-masing. Selain itu, kalian juga akan menemukan banyak bintang.

Untuk dapat mengarungi luar angkasa yang sangat luas, kita harus menempuh jutaan triliun mil jarak. Para astronom bisa memantau banyaknya galaksi luar angkasa yang terus bergerak ke segala arah dengan menggunakan teleskop besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai saat ini, ilmuwan belum menemukan jawaban pasti terkait batasan luar angkasa, masing-masing dari mereka memiliki jawaban berbeda. Jawaban tersebut dapat diperoleh jika kita mengarungi berbagai galaksi ke segala penjuru, namun hal itu mustahil karena akan memakan waktu yang sangat lama.

Luar Angkasa Tercipta Begitu Saja

Mengutip situs Space, luar angkasa biasa dibayangkan sebagai bola raksasa yang dipenuhi bintang, galaksi, dan berbagai objek angkasa lainnya. Namun, luar angkasa tidak memerlukan pemikiran seperti itu dalam eksistensinya.

ADVERTISEMENT

Luar angkasa tercipta begitu saja, bahkan tidak ada yang tahu pasti berapa usianya. Ahli kosmologi bahkan tidak yakin apakah alam semesta itu sangat besar atau hanya sekedar besar. Saat ini, para astronom melakukan pengamatan dan pengukuran kelengkunan alam semesta dan hasilnya menunjukkan bahwa luar angkasa hampir rata secara sempurna.

Mungkin kalian akan berpikira alam semesta tidak terbatas, namun ternyata tidak sesederhana itu. Tetapi, jika memang luar angkasa terbatas, bukan berarti luar angkasa memiliki bagian tepi atau luar, bisa jadi alam semesta memiliki permukaan tiga dimensi yang tertanam dalam konstruksi multidimensi yang lebih besar.

Dilansir dari laman Swinburne University of Technology, beberapa ilmuwan menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban yang bervariasi.

Sara Webb, Ilmuwan Swinburne University of Technology

Sara Webb mempercayai awal mula terciptanya luar angkasa dari Teori Big Bang. Berdasarkan pengamatannya selama ini, luar angkasa selalu bergerak dan meluas ke segala arah. Luar angkasa memiliki ukuran sebesar 46 miliar tahun cahaya.

Semakin meluasnya luar angkasa, maka itu menjadikan luar angkasa tidak terbatas.

Tanya Hill, Ilmuwan University of Melbourne

Tanya mengiyakan pertanyaan tersebut. Menurutnya, luar angkasa memiliki batas karena alam semesta yang kita amati sifatnya terbatas dan tidak selamanya.

Luar angkasa terus meluas hingga 46 miliar tahun cahaya. Luar angkasa yang dapat kita amati berpusat pada kita.

Lain halnya dengan luar angkasa yang diamati oleh alien dari galaksi yang jauh, mereka juga memiliki luar angkasa versinya sendiri. Meski ada tumpang tindih, pasti mereka akan melihat wilayah yang tidak dapat kita lihat, begitupun dengan kita.

Menurut Tanya, luar angkasa memiliki berbagai cara untuk bisa melengkung, namun kita hidup di wilayah dan ruang yang datar.

Kevin Orman-Rossiter, Ilmuwan University of Melbourne

Lain halnya dengan Kevin Orman, ia menilai bahwa luar angkasa tidak memiliki batas. Menurutnya luar angkasa tidak ada habisnya.

Namun, Kevin memaparkan bahwa jawaban ini dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Dibutuhkan jangka waktu yang sangat lama untuk memastikan bahwa ruang angkasa tidak memiliki batas.

Penelitian semacam itu akan sangat sulit terlaksana. Selain membutuhkan banyak waktu, tentu dana yang dibutuhkan juga tidak sedikit.

Sam Baron, Ilmuwan Australian Cathlic University

Sam Baron mengatakan luar angkasa memiliki batas. Menurutnya luar angkasa memiliki batasan dan ujungnya. Namun hal ini tetap tidak bisa dibuktikan karena lagi-lagi memerlukan penelitian yang mendalam.

Ekspansi luar angkasa sering disebut para ilmuwan sebagai energi gelap. Pada tahun 2021, mereka menemukan alam semesta tumbuh delapan puluh persen lebih cepat.

Jadi, berdasarkan pemaparan para ilmuwan dapat disimpulkan kalau jawaban dari pertanyaan tentang batasan luar angkasa tidak dapat terjawab secara pasti selama tidak ada penelitian. Sayangnya, penelitian tersebut terbilang mustahil karena membutuhkan waktu ratusan hingga jutaan tahun lamanya.



Simak Video "Sampah Luar Angkasa 2,9 Ton Bakal Jatuh ke Bumi"
[Gambas:Video 20detik]
(lus/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia