- 1. Tidak Boleh Keramas Saat Kajeng Kliwon atau Jumat Kliwon
- 2. Tidak Boleh Duduk di Atas Bantal
- 3. Tidak Boleh Makan Semangka Bersamaan dengan Gula Merah
- 4. Larangan Mengenakan Baju Merah atau Hijau di Gunung Agung
- 5. Jangan Membawa Daging Sapi di Gunung Agung
- 6. Larangan Mengucapkan Kata \
- 7. Larangan Menyentuh Ayam yang Sedang Kejang
- 8. Larangan Keluyuran pada Jam 12 Siang dan 6 Sore
- 9. Larangan Pasangan yang Melewati Bunut Bolong
- 10. Larangan Menggunakan atau Membawa Emas ke Puncak Gunung Agung
Mitos merupakan kumpulan cerita tradisional yang diceritakan secara turun temurun. Banyak daerah di Indonesia memiliki mitos dan larangan yang masih dipercayai oleh sebagian masyarakat.
Pulau Bali, selain kaya akan keindahan alam, juga memiliki keunikan budaya dan mitos atau larangan. Mitos dan larangan ini diterapkan hingga di era modern.
Baca juga: Macam-macam Mitos tentang Gerhana Matahari |
Jika detikers berencana untuk berlibur ke Bali, maka wajib mengetahui berbagai mitos dan larangan di Bali. Berikut ini, detikBali memberikan informasi mengenai 10 mitos dan larangan yang masih dipercayai masyarakat Bali.
1. Tidak Boleh Keramas Saat Kajeng Kliwon atau Jumat Kliwon
Masyarakat Bali percaya keramas saat Kajeng Kliwon atau Jumat Kliwon dapat membuat rambut rontok. Selain itu, jika keramas saat Kajeng Kliwon, akan mempermudah seseorang untuk dirasuki atau disakiti ilmu hitam yang dikenal dengan ilmu Leak.
2. Tidak Boleh Duduk di Atas Bantal
Mitos selanjutnya adalah larangan duduk di atas bantal. Sebenarnya mitos ini bukan hanya ada di Bali, melainkan juga ada di berbagai daerah di Indonesia.
Pada dasarnya mitos ini sebagai peringatan orang tua kepada anak-anaknya agar tidak menduduki bantal karena tidak etis. Bantal seharusnya menjadi tempat untuk kepala saat tidur, bukan untuk diduduki. Karena itu, muncul mitos jika duduk di atas bantal bisa membuat pantat bisulan.
3. Tidak Boleh Makan Semangka Bersamaan dengan Gula Merah
Terdapat mitos mengenai larangan memakan semangka bersamaan dengan gula merah di Bali. Hal ini dipercaya dapat mengganggu pencernaan jika dikonsumsi secara bersamaan dan dapat memicu racun dalam tubuh yang kemudian menyebabkan kematian.
4. Larangan Mengenakan Baju Merah atau Hijau di Gunung Agung
Larangan mengenakan baju hijau di pantai selatan Pulau Jawa juga berlaku bagi pendaki Gunung Agung. Keyakinan masyarakat, gunung dan laut merupakan pasangan. Penunggu Gunung Agung menyukai warna merah, sedangkan penunggu laut menyukai warna hijau.
5. Jangan Membawa Daging Sapi di Gunung Agung
Sapi adalah binatang suci bagi agama Hindu dan dipercayai sebagai kendaraan Dewa Siwa. Membawa daging sapi ke Gunung Agung dipercaya dapat membuat marah penunggu gunung.
Pendaki yang nekat membawa daging sapi ke Gunung Agung dipercaya akan mendapatkan nasib sial dalam pendakiannya.
6. Larangan Mengucapkan Kata "Capek" atau "Kenyel" dalam Bahasa Bali
Mitos ini berlaku untuk orang-orang yang berkunjung ke Pura Lempuyang Luhur. Umat yang datang ke Pura Lempuyang Luhur harus menaklukkan 1.700 anak sehingga akan terasa lelah.
Meski begitu, Anda tidak boleh mengucapkan kata "kenyel" yang berarti "capek" dalam bahasa Indonesia karena dipercayai akan membuat perjalanan semakin berat.
7. Larangan Menyentuh Ayam yang Sedang Kejang
Masyarakat Bali percaya jika menyentuh ayam sedang kejang atau hendak mati akan menimbulkan penyakit buyutan. Penyakit ini dapat membuat gemetar saat melakukan sesuatu.
8. Larangan Keluyuran pada Jam 12 Siang dan 6 Sore
Masyarakat Bali menganggap jam 12 siang dan 6 sore merupakan waktu makhluk halus berkeliaran.
9. Larangan Pasangan yang Melewati Bunut Bolong
Masyarakat Bali percaya pasangan yang melewati pohon bunut bolong akan berpisah. Pasangan yang masih berpacaran akan putus, dan yang sudah menikah akan bercerai.
10. Larangan Menggunakan atau Membawa Emas ke Puncak Gunung Agung
Masyarakat Bali percaya pendaki yang akan naik ke puncak Gunung Agung tidak diperkenankan menggunakan atau membawa emas. Gunung Agung, dalam alam yang tidak nyata, dipercayai sebagai emas.
Artikel ini ditulis oleh Husna Putri Maharani, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Mitos atau Fakta: Minum Soda Campur Garam Bantu Atasi Masuk Angin"
[Gambas:Video 20detik]
(hsa/gsp)