Asal Tari Legong serta Sejarah, Makna, dan Busananya

Asal Tari Legong serta Sejarah, Makna, dan Busananya

Alia Yassinta Echa Putri - detikBali
Rabu, 13 Sep 2023 13:03 WIB
Jadwal Pesta Kesenian Bali (PKB) hari ini Rabu 14 Juni 2022, di antaranya ada pementasan Tari Legong hingga Barong Ket.
Tari Legong. Foto: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali
Jakarta -

Tari Legong dari Bali adalah karya seni dengan gerakan feminim dan fleksibel, yang telah ada sepanjang sejarah masyarakat Pulau Dewata. Tarian ini awalnya untuk konsumsi kalangan kerajaan dan hanya dipentaskan di puri.

Dikutip dari tulisan Perkembangan Tari Legong Keraton Gaya Peliatan Tahun 1928-1954 karya Rizki Prihartiningrum, di awal abad ke-19 tari Legong mulai diajarkan pada masyarakat. Penari dan pengajar mementaskan tarian ini di desa tempatnya tinggal.

Makna Tari Legong

Legong berasal dari kata leg yang artinya lentur dan elastis, serta gong yaitu gamelan. Jika digabungkan, makna legong adalah gerakan lentur yang dilakukan berdasarkan irama gamelan. Gerak tari Legong diakui sangat dinamis dan teratur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizki dalam artikelnya yang dimuat di AVATARA e-Journal Pendidikan Sejarah menyatakan tari Legong adalah pertunjukan sakral. Tarian dipentaskan di pura untuk mengiringi upacara Hindu. Tari Legong juga digunakan untuk menghibur kalangan kerajaan.

Seiring waktu setelah diajarkan pada masyarakat, tari Legong mengalami banyak modifikasi. Namun ciri khas gerak tari yang halus dan indah terus dipertahankan. Tidak heran jika tari Legong mendapat sambutan hangat masyarakat dalam dan luar negeri.

ADVERTISEMENT

Rizki menulis, pada tahun 1931 tari Legong menjadi daya tarik atau komoditas yang laku di pasaran sektor pariwisata. Berbagai objek wisata mementaskan tari Legong sebagai hiburan para turis dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Bali.

Tari Legong Keraton kini telah dikemas menjadi salah satu hiburan di Bali. Karya seni ini mempertahankan nama aslinya untuk mengingat sejarah tari Legong. Tentunya dengan menambahkan detail gerakan sebagai ciri khas.

Asal dan Sejarah Tari Legong

Dalam tulisan berjudul Sejarah Tari Legong di Bali dari Ida Bagus Surya Peredantha, tari Legong awalnya adalah perwujudan para bidadari. Sosok bidadari ini dilihat I Dewa Agung Made Karna, Raja Sukawati yang hidup pada tahun 1775-1825 M, saat sedang semedi.

Ketika itu, Raja Sukawati sedang bertapa di Pura Jogan Agung desa Ketewel. Sang Raja kemudian memerintahkan bendesa Ketewel membuat 9 topeng dengan ekspresi sesuai yang dilihat pada para bidadari. Gerakan 9 bidadari tersebut ditata menjadi tarian yang saat ini dikenal sebagai Sang Hyang Legong.

Tari Legong kemudian banyak diajarkan pada warga di luar tembok keraton. Guru-guru tari Legong juga banyak bermunculan khususnya dari desa Bedulu, Saba, Klandis, Sukawati, dan Peliatan. Mereka menambahkan gerakan tertentu yang menjadi ciri khas tari Legong.

Selain gerakan, jumlah penari dan cerita yang ditampilkan juga mengalami modifikasi. Misalnya tari Legong Keraton yang tidak lagi menggunakan 9 penari. Tarian ini melibatkan tiga penari perempuan berusia 10-12 tahun.

Sementara Tari Legong Jempyaning Ulangun melibatkan 7 penari. Dalam tulisan karya Ida Ayu Wimba Ruspawati, kreasi tari Legong ini bermakna kesetiaan. Tari Legong ini mengambil cerita Raden Inu Kertapati dan Candra Kirana.

Lakon Tari Legong

Salah satu lakon tari Legong, dalam hal ini adalah tari Legong Keraton, mengambil cerita Lasem. Kisah ini menceritakan cinta tak bersambut Prabu Lasem pada Putri Rankesari. Cerita ini bagian dari kisah Malat.

Selain Lasem, beberapa lakon tari Legong lainnya adalah:

  • Kuntir dan Jobog (kisah Subali Sugriwa)
  • Legod Bawa (kisah Brahma Wisnu tatkala mencari ujung dan pangkal Lingganya Siwa)
  • Kuntul (kisah burung bangau)
  • Sudarsana (semacam Calonarang)
  • Palayon
  • Chandrakanta (kisah bulan dan bintang)
  • Semarandana (kisah asmara Betara Ratih dan Betara Semara).

Busana Tari Legong

Pakaian yang digunakan dalam tari Legong biasanya memiliki detail yang menjadi ciri tiap karya modifiaksi. Namun secara umum, busana tari Legong Dikutip dari situs ISI Denpasar adalah:

1. Gelungan

Gelungan atau hiasan kepala tari Legong yang terbuat dari janur berhiaskan bunga dan daun puring. Bunga dan daun puring tersebut ditata membentuk gelungan yang dihiasi plendo dipotong-potong berbentuk uang kepeng. Lalu, diberi warna merah, hijau, dan putih dan dipadukan dengan bunga-bungaan sebagai hiasan kepala penari.

2. Kain songket

Kain Songket merupakan nama jenis kain tradisional Bali. Kain ini ditenun dengan menggunakan benang berwarna, benang perak, dan benang emas. Kain ini dililitkan pada pinggul penari kemudian diikat stagen agar tidak lepas.

3. Kain selendang kuning

Kain selendang kuning digunakan untuk membungkus pinggang penari hingga di atas lutut disebut kain kancan. Kain kancan merupakan sebuah kain tenunan tradisional bali yang menggunakan benang warna kuning. Kain ini ditenun seperti songket.

4. Selendang warna warni

Selendang warna-warni digunakan sebagai hiasan selendang yang dililitkan di pinggang penari. Selendang ini terbuat dari kain satin berwarna-warni. Selendang ini digunakan secara bergantian dengan selendang kuning.

5. Stagen

Stagen atau penutup pinggang digunakan di pinggang hingga ke dada. Stagen adalah sabuk tradisional Bali. Sabuk ini memiliki warna merah atau pink. Panjang dari stagen sekitar 9 meter.

6. Gelang

Gelang sebagai hiasan tangan terbuat dari perak yang berwarna putih. Gelang ini berbentuk bulat berhiaskan ukiran tradisional bali dengan berat 25 gram.

7. Kain penutup dada

Kain ini memiliki ukuran 2 meter x 0,5 meter. Kain ini digunakan untuk menutup bagian dada penari.

Tata Rias Tari Legong

Tata rias tari Legong mengalami perkembangan zaman. Dahulu tari ini hanya menggunakan pensil alis, bedak, merah pipi, dan sebagainya.

Namun, saat ini tata rias untuk tari Legong menggunakan bedak berwarna terang, merah pipi, karakter alis yang halus, eye shadow berwarna biru, dan memakai lipstik berwarna merah.

Itulah tadi penjelasan mengenai asal tari Legong, pengertian, lakon, dan busananya. Semoga detikers berkesempatan melihat indahnya tari Legong ya.



Simak Video "Melihat Efek Karya Seni Terhadap Otak Secara Langsung"
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)