101 SCIENCE

Kenapa Luar Angkasa Tampak Hitam dan Gelap?

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Jul 2022 16:41 WIB
Meski dipenuhi bintang-bintang, luar angkasa tampak gelap dan hitam. Apa sebabnya?
Di luar bintang-bintangnya, luar angkasa tampak gelap. (Foto: Dok. NASA/ESA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dengan miliaran bintang, luar angkasa mestinya tampak terang. Namun, kenapa yang terjadi malah sebaliknya; ruang hitam gelap yang ditempeli bintang kerlap-kerlip?

Beberapa orang mungkin berpikir luar angkasa berwarna hitam karena kurangnya cahaya di ruang antar planet dan antar galaksi ini, tetapi ini bukanlah penyebabnya.

"Anda mungkin berpikir karena ada miliaran bintang di galaksi kita, miliaran galaksi di alam semesta dan benda-benda lain, seperti planet, yang memantulkan cahaya, dan ketika kita melihat ke langit pada malam hari, langit akan menjadi sangat terang," kata Tenley Hutchinson-Smith, seorang mahasiswa pascasarjana astronomi dan astrofisika di University of California, Santa Cruz (UCSC), seperti dikutip Live Science.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi sebaliknya, itu malah benar-benar gelap," tambahnya.

Hutchinson-Smith menyebut kontradiksi ini sebagai sesuatu yang dikenal dengan nama Olbers paradoks dalam fisika dan astronomi. Fenomena ini berkaitan dengan teori ekspansi ruang-waktu, yang menyebut alam semesta kita mengembang lebih cepat daripada kecepatan cahaya.

ADVERTISEMENT

Dalam teori tersebut cahaya dari galaksi yang jauh mungkin meregang dan berubah menjadi gelombang inframerah, gelombang mikro serta gelombang radio, yang tidak dapat dideteksi oleh mata manusia. Kemudian karena tidak terdeteksi, mereka tampak gelap atau hitam saat dilihat dengan mata telanjang.

Senada, Miranda Apfel, mahasiswa pascasarjana astronomi dan astrofisika di UCSC, mengatakan "Bintang memancarkan cahaya dalam semua warna, bahkan warna yang tidak terlihat oleh mata manusia, seperti ultraviolet atau inframerah".

"Jika kita bisa melihat gelombang mikro, semua ruang akan bersinar." tambahnya.

Menurut Apfel, gelombang mikro kosmik masih mengisi seluruh ruang-ruang antar planet dan antar galaksi, seperti energi cahaya dari Big Bang yang dihamburkan oleh proton dan elektron yang ada pada awal alam semesta.

Alasan lain ruang antar bintang dan antar planet tampak gelap adalah karena ruang itu hampir vakum sempurna.

Perlu diketahui, langit Bumi berwarna biru karena molekul yang membentuk atmosfer, seperti nitrogen dan oksigen, menyebarkan banyak komponen cahaya tampak dengan panjang gelombang biru dan ungu dari Matahari. Gelombang ini menyebar ke segala arah, termasuk ke mata kita.

Namun, dalam ketiadaan materi, cahaya bergerak dalam garis lurus dari sumbernya ke penerima. Kemudian dikarenakan luar angkasa adalah ruang hampa yang hampir sempurna, artinya ia memiliki partikel yang sangat sedikit atau bahkan hampir tidak ada apa pun di ruang antara bintang dan planet yang menyebarkan cahaya ke mata kita.

Meski demikian, sebuah studi pada 2021 di The Astrophysical Journal menunjukkan luar angkasa mungkin tidak sehitam yang diperkirakan para ilmuwan.

Melalui misi New Horizons NASA ke Pluto dan Sabuk Kuiper, para peneliti dapat melihat ruang angkasa tanpa gangguan cahaya dari Bumi atau Matahari. Tim menyaring gambar yang diambil oleh pesawat antariksa dan mengurangi semua cahaya dari bintang yang ada di Bima Sakti dan beberapa galaksi lain, serta cahaya apa pun yang mungkin bocor ke kamera.

Hasilnya, luar angkasa masih lebih terang dua kali lipat dari apa yang diperkirakan para ilmuwan.

[Gambas:Video CNN]

(lom/lth)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER