Menengok Deforestasi Mangrove di Delta Mahakam, Pintu Masuk IKN

CNN Indonesia
Jumat, 23 Sep 2022 09:34 WIB
Delta Mahakam yang sebelumnya didominasi ekosistem mangrove alami, kini lebih dari setengah telah mengalami deforestasi serius.
Potret dari udara tambak yang ditanami dengan mangrove. (CNN Indonesia/Yuda Almerio)
Samarinda, CNN Indonesia --

Mesin perahu motor berkapasitas lima orang menderu keras perlahan-lahan membelah Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, awal September ini.

Sudarmin, motoris perahu tersebut mengemudikan kendali di buritan perahu menuju Delta Mahakam yang dekat dengan Selat Makassar. Kawasan itu disebut juga sebagai sabuk hijau Kalimantan Timur.

Serupa kipas bila dilihat dari peta dan merupakan salah satu gerbang masuk menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Delta Mahakam terbentuk akibat adanya endapan. Wilayah ini punya luas sekitar 150 ribu hektare (ha) termasuk dengan kawasan perairan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daerah ini didominasi ekosistem mangrove yang tercipta secara alami. Namun, lebih setengah kawasannya telah mengalami deforestasi serius. Ihwal tersebut mengemuka dari hasil analisis perubahan tutupan lahan di Kaltim selama 2006-2016.

Laporan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutai Kartanegara pada 2003 menunjukkan 107,221 hektare daratan Delta Mahakam telah diokupasi 10.645 tambak tradisional seluas 57.912 hektare atau 54 persen dari luas daratan. Dengan rerata tambak memiliki luas 5,4 hektare.

ADVERTISEMENT

Aktivitas tambak dengan 1 persen kontribusi deforestasi di Kaltim seluas 11.046 hektare, dari beberapa penelitian didapati mengokupasi 54-70 persen luas Delta Mahakam. Mencakupi tutupan area sekitar 60.000-63.000 hektare hutan mangrove menjadi tambak.

Kekinian, upaya menjaga dan melestarikan kembali atau restorasi hutan bakau (mangrove) di Delta Mahakam dilakukan sejumlah pihak dengan melibatkan warga setempat.

"Selama beberapa tahun terakhir ini, kami selalu diedukasi tentang pentingnya menjaga mangrove di kawasan Delta Mahakam," ujar Sudarmin yang ikut di perahunya menuju Delta Mahakam, Senin (5/9).

Menuju ke Delta Mahakam perlu waktu tiga jam. Ditempuh dengan jalur darat dari Samarinda menuju Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), lantas dilanjutkan dengan menyeberangi Sungai Mahakam.

Sudarmin bercerita, dia dan juga sejumlah warga diajak untuk menjaga dan merestorasi hutan bakau di Delta Mahakam. Salah satunya, kata dia, edukasi dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) serta Biosfer Manusia (Bioma). 

Sebagai catatan, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove juga meyakini keberadaan ekosistem bakau akan membantu menyerap emisi gas rumah kaca, sehingga membantu upaya pengurangan karbon penyebab perubahan iklim.

Simbiosis Mutualisme Restorasi Mangrove dengan Warga Kampung

Skema simbiosis mutualisme dengan warga Delta Mahakam pun mengemuka untuk restorasi mangrove di sana.

Kesepakatan diraih pada 2017 lalu. Setidaknya ada empat kampung yang turut dalam agenda tersebut, mulai dari yang terdepan seperti Kampung Muara Ulu Besar dan Kecil, Kampung Muara Pegah serta Muara Kembang.

Sudarmin yang merupakan warga Kampung Muara Ulu merupakan salah satu penggeraknya.

Sudarmin sudah mengelola tambak di Muara Ulu sejak 1998. Selama itu, hutan bakau tak masuk dalam hitungan, karena pasti dibabat habis. Alasannya mengganggu tambak.

Syukurnya edukasi dari para penggiat lingkungan ini menjadi langkah awal menjaga kawasan mangrove di Delta Mahakam.

"Sampai sekarang tak ada masalah, tambak aman. Mangrove aman," imbuhnya.

Itu juga yang menjadi alasan Sudarmin menanam bakau di sekitar tambaknya. Sebab tumbuhan ini juga menjadi rumah bagi ekosistem pesisir.

"Kami harap (warga) yang lain juga bisa mengikuti," harapnya.

Baca halaman selanjutnya

Mangrove Tameng Tsunami

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER