Himpunan Pramuwisata NTT Keberatan Tiket Masuk TN Komodo Naik

Dika Kardi | CNN Indonesia
Kamis, 30 Jun 2022 00:40 WIB
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia NTT meminta pemerintah melibatkan mereka dalam pengkajian pariwisata ke TN Komodo.
Wisatawan melihat komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Nusa Tenggara Timur (NTT) Agust Bataona menyatakan pihaknya keberatan atas naiknya harga tiket masuk Taman Nasional Komodo.

"Kami berkeberatan bila diberlakukan tiket masuk ke kawasan konservasi KNP menjadi Rp 3,75 juta per satu orang untuk periode satu tahun atau Rp 15 juta per empat orang untuk satu periode satu tahun," kata Agust kepada CNNIndonesia.com, Selasa (28/6).

Menurutnya, kenaikan harga tiket dan sistem keanggotaan (membership) untuk masuk ke kawasan wisata konservasi tersebut tidak realistis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak wajar, apalagi harga tiket tersebut dalam sistem membership," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, mayoritas wisatawan hanya berkunjung sekali seumur hidup ke TN Komodo. Ia menilai, tidaklah mungkin wisatawan berkunjung kembali dalam kurun waktu tahun yang sama.

"Amat mungkin bila seseorang atau sekelompok orang itu adalah para peneliti, penulis, pembuat film dokumenter, dapat kembali lagi dalam kurun tahun yang sama," kata Agust.

Pemberlakuan kenaikan tiket masuk yang menurut pihaknya sangat mahal, kata Agust, bisa membuat kondisi pariwisata NTT khususnya Flores yang kini perlahan-lahan mulai bangkit dari keterpurukan akan kembali terpuruk.

Ia menyebut para pelaku pariwisata dan para calon wisatawan kini dikacaukan dengan pemberlakuan harga tiket masuk tersebut.

"Secara pasti, akan banyak yang membatalkan kedatangan, dan pihak calon wisatawan akan meminta kembalikan deposit pembayarannya," kata Agust.

"Demikian pula terhadap strategi sales, promotion, dan marketingnya," imbuhnya.

Oleh sebab itu, pihaknya meminta pemerintah agar mengkaji ulang kebijakan tersebut, sehingga memperoleh angka yang realistis dan masuk akal.

"Sehingga bisa naik sedikit, jangan sampai drastis, sangat mahal," kata dia.

Selain itu, ia juga meminta para pelaku pariwisata dilibatkan dalam proses pengkajian ulang.

"Pemberlakuannya harus dibedakan antara harga tiket buat wisatawan domestik dan wisatawan asing. Sistem pembayarannya berlaku hanya untuk satu hari kunjungan, bukan setahun," tegasnya.

Pembatasan Kunjungan Wisatawan

Kendati demikian, Agust menyatakan setuju dengan kebijakan pemerintah dalam membatasi jumlah wisatawan yang berkunjung ke TNKomodo.

"Setuju bila dilaksanakan pengaturan pengunjung dengan sistem pembatasan atau kuota pengunjung guna mengurangi dampak negatif kegiatan wisata alam terhadap kelestarian populasi komodo dan satwa lainnya," tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga turut mendukung penerapan kebijakan kuota pengunjung dengan sistem digitalisasi atau pemesanan tiket secara daring.

Sebelumnya, Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Balai Taman Nasional Komodo(BTNK)menetapkan harga masuk wisatawan ke TN Komodo menjadi Rp3,75 juta per orang untuk periode satu tahun.

"Biaya yang akan diberlakukan sebesar Rp3.750.000 per orang per tahun, akan dilakukan secara kolektif untuk maksimal kurang lebih empat orang dalam satu biaya konservasi tersebut," kata Koordinator Pelaksana Program Penguatan Fungsi TNK Carolina Noge di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (27/6).

Perhitungan kenaikan harga tiket tersebut diambil dari pertimbangan biaya konservasi akibat hilangnya nilai jasa ekosistem karena lonjakan kunjungan wisatawan ke TN Komodo.

Berdasarkan hitungan dan rekomendasi hasil kajian, katanya, biaya konservasi sebagai kompensasi dari setiap adanya kunjungan berkisar antara Rp2.943.730 hingga Rp5.887.459. 

(lna/kid)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER