LIPUTAN KHUSUS

Jet Tempur RI Buatan 'Sendiri' Mengangkasa 9 Tahun Lagi

Anggi Kusumadewi, Resty Armenia, Prima Gumilang | CNN Indonesia
Rabu, 02 Mar 2016 09:03 WIB
Tak lebih dari 10 negara di muka bumi ini yang sungguh-sungguh bisa membuat pesawat tempur. Indonesia kini hendak masuk jajaran elite negara-negara itu.
Foto: Dok. PT Dirgantara Indonesia
Jakarta, CNN Indonesia -- “Tak banyak negara yang bisa membuat pesawat, dan tak lebih dari 10 negara yang bisa membuat pesawat tempur.”

Ucapan itu keluar dari mulut Wakil Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Republik Indonesia, Eris Herryanto. Mantan penerbang TNI Angkatan Udara yang pernah menjabat Panglima Komando Pertahanan Udara Indonesia dan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI itu lantas menyebutkan nama sejumlah negara.

“Amerika Serikat, Brasil, konsorsium Eropa (Jerman, Inggris, Italia, Spanyol), Perancis, Rusia, Swedia, China –bekerja sama dengan Pakistan,” kata Eris saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Selasa (9/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jepang, sebentar lagi,” imbuh Eris. Baru 28 Januari lalu Negeri Sakura memamerkan perdana pesawat tempur siluman X-2 karya mereka sendiri yang diuji terbang bulan Februari dan diuji lanjutan pada Maret.

Kini Indonesia hendak masuk deretan negara elite pembuat pesawat tempur tersebut. Tak tanggung-tanggung, Indonesia bekerja sama dengan Korea Selatan akan menciptakan jet tempur generasi 4,5 dengan kemampuan hampir setara dengan pesawat tempur siluman (stealth fighter) generasi 5.

ADVERTISEMENT

Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KF-X/IF-X) direncanakan bakal menandingi kehebatan Dassault Rafale produksi Perancis, Eurofighter Typhoon buatan konsorsium Eropa, F/A-18 Super Hornet dan F-16 Fighting Falcon asal AS, serta Sukhoi Su-30 buatan Rusia.
Jakarta dan Seoul menandatangani kontrak cost share agreement atau kesepakatan berbagi biaya untuk mewujudkan KF-X/IF-X yang ditargetkan mengudara sembilan tahun lagi. (Simak Fokus: JET SILUMAN 'BUATAN' INDONESIA)

Kolaborasi antarpemerintah kedua negara diperkuat dengan kerja sama konkret melalui skema business to business antara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan Korea Aerospace Industries (KAI) yang menyertakan kesepakatan transfer teknologi.

“Mulai tahun ini sampai 2019, kami buat prototipe bersama Korea. Lalu akan kami uji terbang di Korea dan Indonesia karena kedua negara punya kondisi alam dan geografis yang berbeda. Tahun 2020 mulai produksi, tahun 2025 pesawat beroperasi,” kata Direktur Utama PTDI Budi Santoso di markas PTDI, Bandung, Jawa Barat.
Dalam pembuatan prototipe pesawat tempur multiperan itu, menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan Anne Kusmayati, PTDI akan membuat sayap, penguat di bagian bawah sayap, dan ekor.

Nantinya untuk tiap pesawat tempur K-FX/I-FX yang diproduksi, PTDI akan tetap membuat komponen-komponen tersebut. Itu sebabnya untuk menunjang penggarapan, PTDI membuat hanggar composing.

Untuk merealisasikan pesawat tempur idaman kedua negara, Indonesia menyumbang 20 persen pembiayaan, sedangkan 80 persen anggaran berasal dari Korea Selatan. Format international joint development ini dipilih untuk mengurangi risiko finansial maupun pengembangan proyek.

Pengerjaan jet tempur KF-X/IF-X akan dipusatkan di Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan, Korea Selatan –kota yang menjadi lokasi markas dan pabrik utama Korea Aerospace Industries.

Sebanyak 200 insinyur Indonesia secara bertahap berangkat ke Sacheon selama satu-dua tahun ini. Mula-mula mereka akan merancang desain pesawat. Para insinyur itu juga akan ikut mendesain seluruh komponen pesawat.

Dari total pekerja kedua negara yang terlibat pembuatan KF-X/IF-X, 30 persen lebih berasal dari Indonesia dan mayoritas sisanya dari Korea Selatan. Ini pula alasan pembuatan pesawat dipusatkan di Sacheon, bukan di Indonesia.

Proporsi 30 persen lebih insinyur Indonesia yang terlibat pengerjaan KF-X/IF-X itu sesungguhnya bertambah dari jumlah semula sebanyak 20 persen. Penambahan pekerja Indonesia itu terjadi seiring berjalannya waktu penggarapan.

“Itu menandakan insinyur Indonesia diperhitungkan Korea. Bahkan ada paket pekerjaan yang satu teknologinya hanya dimiliki orang Indonesia. Dia doktor dari ITB (Institut Teknologi Bandung), satu-satunya yang memiliki kemampuan inlight design. Jadi Korea tak memandang enteng Indonesia,” kata Anne.

Harus berhasil

Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sama-sama bertekad menyukseskan program pembuatan jet tempur KF-X/IF-X ini. Masing-masing negara punya kepentingan atas proyek yang diinisasi oleh Korea Selatan itu.

“Indonesia memang harus buat pesawat tempur karena Indonesia ini negara besar, nomor tiga terbesar di dunia dengan daratan dan lautan begitu luasnya. Tentu harus punya kemampuan laut dan udara yang andal. Harus,” kata Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu saat menghadiri penandatanganan kontrak kerja sama Indonesia-Korea Selatan di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, 7 Januari.

“Kalau tak dimulai dari sekarang, kapan lagi Indonesia bisa membuat (pesawat tempur). Kalau membeli, semua bisa. Kalau membuat kan tidak semua bisa,” ujar Ryamizard yang bulan Maret dijadwalkan ke Rusia untuk menandatangani kontrak pembelian Sukhoi Su-35 sebagai bagian dari modernisasi armada Angkatan Udara RI.

Ryamizard menargetkan memiliki sedikitnya dua skuadron KF-X/IF-X untuk memenuhi kebutuhan TNI AU. Satu skuadron bisa terdiri dari 12 sampai 24 pesawat. Total sekitar 50 unit pesawat yang diincar Indonesia.

“Pesawat kesatu dan kedua dibuat di Korea Selatan. Selanjutnya pembuatan pesawat ketiga akan dilakukan di Indonesia, dengan pengerjaan melibatkan 80 persen orang Indonesia,” kata Ryamizard.

Miniatur pesawat tempur KF-X/IF-X yang sedang dikembangkan Korea Selatan dan Indonesia. (CNN Indonesia/Prima Gumilang)
Korea Selatan sebagai pihak yang menginisiasi proyek tersebut gembira dengan kerja sama antara negaranya dan Indonesia. Korsel pertama kali mengumumkan rencana mereka membuat pesawat tempur Maret 2001, saat Presiden Kim Dae-jung berpidato pada upacara kelulusan Akademi Angkatan Udara Korea.

“Ini titik awal kerja sama ilmuwan Indonesia dan Korea Selatan. Saya bertanggung jawab penuh dan optimistis proyek ini akan sukses,” kata Kepala Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan, Chang Myoung-jin.

Demi keberhasilan KF-X/IF-X, Korea Selatan mengeluarkan anggaran tak sedikit, bahkan termasuk yang terbesar sepanjang sejarah Negeri Ginseng.

“Proyek ini menghabiskan biaya paling besar. Kami tak membatasi kapasitas kami demi kesuksesan KF-X/IF-X,” ujar Chang.

Dana yang digelontorkan Indonesia untuk KF-X/IF-X, Rp18 triliun atau setara 1,65 triliun Won (US$1,3 miliar), ialah 20 persen dari total anggaran 8,6 triliun Won untuk pembuatan prototipe pesawat.

Sama seperti Korea Selatan, Indonesia rela merogoh kocek untuk mengegolkan KF-X/IF-X. Mengambil alokasi anggaran Kementerian Pertahanan, Indonesia menyuntikkan 20 persen dana dari total biaya yang dibutuhkan untuk tiap tahap pembuatan KF-X/IF-X.

“Untuk tahap EMD (engineering manufacturing development) saat ini dibutuhkan sedikitnya 8,3 triliun Won,” kata Anne.

[Gambas:Video CNN]

Kerja sama KF-X/IF-X antara Korea Selatan dan Indonesia yang dimulai tahun 2009 pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Lee Myung-bak ini sesungguhnya sempat tertunda.

Klik laman berikutnya untuk mengetahui detail cerita soal hambatan yang membayangi proyek KF-X/IF-X.

Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Sempat Tertunda

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER