Film Hantu Lokal Indonesia di Mata Internasional

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Jumat, 04 Mar 2016 11:40 WIB
Tak sekadar ditonton, Tuyul: Part 1 juga diapresiasi dan diganjar Winter Film Awards kategori Film Terbaik di New York, AS.
Ilustrasi horor (CNN Indonesia Free Watermarks/Dhio Faiz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya orang-orang tertentu yang mengetahui keberadaan kuntilanak, pocong, tuyul atau genderuwo. Namun berkat film, awam pun mendapatkan bayangan tentang wujud makhluk halus atau hantu tersebut—berdasarkan imajinasi sineas, tentu saja.

Dari tahun ke tahun, film yang "dibintangi" hantu nyaris tak pernah absen dari layar lebar maupun layar kaca. Ada yang benar-benar horor, ada pula yang bernuansa komedi atau romansa. Kini, peminatnya tak sebatas di Indonesia, juga di berbagai negara.

Menurut Gandhi Fernando, pemain dan produser film Tuyul: Part 1, pencinta film di Amerika Serikat, Meksiko, hingga Puerto Rico, ternyata sangat menggemari kisah horor Indonesia. Unsur etnik dan budaya yang khas menjadikannya berdaya tarik tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak sekadar ditonton, Tuyul: Part 1 juga diapresiasi dengan sangat baik. Terbukti, si Tuyul diganjar Winter Film Awards kategori Film Terbaik dalam perhelatan di New York, Amerika Serikat, pada akhir Februari 2016. Hal ini tentu saja amat membanggakan!

"Jarang kan film horor yang menggunakan budaya dan etnik dari negaranya sendiri?" kata Gandhi ketika ditemui di kawasan Jakarta Pusat, pada Kamis (3/3). "Padahal hal itu bisa sangat menarik kalau diangkat ke layar lebar," kata pria keturunan India-Manado.

ADVERTISEMENT

"Di Amerika Serikat kan kalau buat film horor paling ya remake atau membuat ulang. Mereka banyak mengambil kisah seram dari Asia." ujarnya seraya mencontohkan The Eye dan The Ring, film horor Asia yang digarap ulang oleh sutradara Barat.

Saat Tuyul: Part 1 diputar di bioskop di New York dan Puerto Rico, sekitar 600 orang rela memadati bioskop untuk menontonnya. Gandhi pun berharap, masyarakat Indonesia tak lagi memandang sebelah mata film horor lokal. Toh ada juga yang berkualitas.

Gandhi menyadari, memang masih banyak film horor Indonesia lain yang tak bertanggung jawab, atau dengan kata lain dibuat asal-asalan. Bukannya mengedapankan sinematografi mumpuni dan unsur seram, tapi malah mengumbar tampilan seksi aktrisnya. 

"Semoga film horor lokal [yang berkualitas] enggak dipandang sebelah mata," kata Gandhi penuh harap. "Semoga ke depannya, tak ada lagi film horor yang tak bertanggung jawab, karena itu bisa merusak citra film horor Indonesia."

(vga/vga)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER