Cegah Risiko Kanker Paru dengan Deteksi Dini

Mayapada Hospital | CNN Indonesia
Selasa, 19 Apr 2022 17:23 WIB
Sejumlah dokter ahli di Mayapada Hospital menyarankan setiap orang berisiko untuk melakukan deteksi dini demi mengurangi potensi penyakit kanker paru.
Ilustrasi kanker paru. (Foto: Sutopo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Deteksi dini dinilai sangat penting untuk menurunkan risiko kematian yang ditimbulkan oleh kanker paru. Sejumlah dokter ahli di Mayapada Hospital menyarankan setiap orang berisiko untuk melakukan deteksi dini demi mengurangi potensi penyakit kanker paru.

Sebagaimana diketahui, paru-paru adalah organ vital yang mengatur pernapasan setiap orang. Oleh karena itu, penting sekali menjaga kesehatan paru-paru.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang terkena kanker paru. Faktor risiko terbanyak adalah merokok. Hal ini termasuk perokok pasif atau orang yang sering menghirup asap rokok padahal tidak merokok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, kanker paru banyak dijumpai pada pria di Indonesia. Kendati begitu, tidak menutup kemungkinan juga kanker paru dapat dialami oleh perempuan.

Selain asap rokok, orang yang sering terpapar dan menghirup zat kimia di tempat kerjanya juga berisiko kanker paru. Kemudian, faktor risiko lain adalah riwayat keluarga dengan kanker paru, mutasi gen, serta paparan asap atau polusi dan logam berat, pernah menjalani radioterapi, serta penurunan daya tahan tubuh.

ADVERTISEMENT

Dr. Bambang Susilo Simon, Sp.P, FCCP, FAPSR, FISR Dokter Spesialis Paru Mayapada Hospital Surabaya, menegaskan pentingnya melakukan deteksi dini kanker paru.

Pasalnya, kanker paru sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul ketika tumor sudah cukup besar atau kanker telah menyebar ke jaringan dan organ sekitar. Gejala kanker paru antara lain batuk yang tak kunjung sembuh, batuk berdarah, sesak nafas, nyeri dada, kesulitan bernafas dan menelan, turun berat badan tanpa sebab yang jelas.

Pada banyak kasus, pasien kanker paru datang setelah penyakitnya berada pada stadium lanjut, sehingga meningkatkan risiko kematian.

Bambang meyakinkan bahwa semakin awal kanker paru dideteksi, keberhasilan pengobatan semakin tinggi.

"Kanker paru stadium awal umumnya tanpa gejala, sehingga penderita sering kali datang berobat dalam kondisi stadium lanjut. Akibatnya pengobatannya akan lebih sulit dan kompleks. Penting untuk melakukan deteksi dini kanker paru sehingga keberhasilan terapi juga akan lebih baik," katanya.

Deteksi dini kanker paru adalah proses pemeriksaan kesehatan pada orang sehat dengan faktor risiko kanker yang tinggi. Deteksi dini atau pemeriksaan sebelum timbul gejala telah terbukti menurunkan tingkat kematian akibat kanker.

Pemeriksaan direkomendasikan mulai usia 40 tahun. Dr. R. Semuel W. Manangka, Sp.Rad Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), menyebutkan bahwa deteksi dini kanker paru dapat dilakukan dengan Low Dose CT Scan (LDCT).

Pemeriksaan LDCT dinilai lebih unggul dari pemeriksaan ronsen dada biasa. Pemeriksaan dengan LDCT dapat mendeteksi kanker paru bahkan pada stadium awal. Deteksi dini dengan LDCT, lanjut Samuel, terbukti menurunkan tingkat kematian akibat kanker paru pada perokok berat. Jika terdeteksi sejak dini, maka tingkat keberhasilan terapi tentunya akan semakin tinggi.

"Deteksi dini kanker paru dilakukan dengan pemeriksaan non invasif yaitu pemeriksaan LDCT atau Low Dose CT Scan," katanya.

Di antara beberapa keunggulan pemeriksaan LDCT yakni non invasif, tidak menimbulkan nyeri, dan waktu relatif cepat, yakni kurang dari 15 menit.

Hal senada dikemukakan oleh Dr. Arif Riswahyudi Hanafi, SpP (K), Spesialis Paru Konsultan Onkologi Paru dan Pernapasan Mayapada Hospital Kuningan.

Arif mengatakan bahwa gejala kanker paru dapat berbeda-beda setiap orang tergantung kondisi klinis dan stadium kanker. Oleh karena itu, pemeriksaan dini dengan LDCT menjadi hal yang penting.

"Pada stadium awal, kanker paru dapat tidak memberikan gejala apapun. Oleh karena itu perlu pemeriksaan deteksi dini kanker paru dengan Low Dose CT Scan," katanya.

Jika pada deteksi dini ditemukan kelainan, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Mayapada Hospital mempunyai tim dokter ahli Spesialis Bedah dan Paru Onkologi Konsultan berpengalaman yang berkolaborasi melalui tumor board agar penanganan kasus pasien dapat dilakukan secara komprehensif sesuai dengan kondisi pasien.

Selain itu, Mayapada Hospital juga memiliki kamar operasi bertekanan negatif. Tindakan pembedahan dengan kamar operasi tekanan negatif memberikan jaminan keamanan di tengah pandemi.

Dr. Eric Daniel Tenda, SpPD, FINASIM, DIC., PhD Intervensi Pulmonologi Dokter Spesialis Penyakit Dalam Intervesi Pulmonologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, menyebutkan terdapat beberapa penanganan kanker paru. Di antaranya yaitu dengan kemoterapi, radioterapi, targeted therapy, imunoterapi, dan operasi termasuk minimal invasif.

"Penggunaan berbagai modalitas diagnostik di bidang interventional pulmonology secara bersamaan akan meningkatkan kemampuan dalam mendiagnosis nodul paru yang letaknya perifer. Interventional bronchoscopy berperan penting dalam tatalaksana pasien kanker paru bahkan dapat memperbaiki keadaan umum pasien, sehingga kemoterapi maupun terapi radiasi lebih lanjut dapat diberikan secara terencana dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi," katanya.

Dr. med. Achmad Faisal, SpBTKV, FEACTS Dokter Spesialis Bedah Thoraks Kardiovaskular Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), menyebutkan bahwa pada stadium awal kanker, tindakan operasi akan cukup untuk menyembuhkan kanker paru.

"Tujuan operasi adalah untuk mengangkat tumor, jaringan paru-paru di sekitarnya, dan kelenjar getah bening (kelenjar yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh) di daerah tersebut. Tindakan operasi saja mungkin cukup untuk menyembuhkan kanker paru yang terdeteksi pada tahap awal," tuturnya.

Dr. Ratnawati Soediro, SpOnk.Rad. Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, menambahkan radioterapi yang dilengkapi dengan teknologi Active Breathing Coordination memungkinkan terapi radiasi yang lebih optimal pada organ bergerak yaitu paru-paru.

Tanpa Riwayat Rokok

Mayapada Hospital Surabaya baru baru ini menangani pasien kanker paru wanita usia 70 tahun yang datang dengan keluhan batuk dan sesak nafas yang tak kunjung membaik tanpa riwayat merokok.

dr. Bambang Susilo Simon, SpP, FCCP, FAPSR, FISR yang menangani pasien segera melakukan pemeriksaan yaitu rontgen paru dan CT Scan paru dengan kontras. Dari hasil pemeriksaan ditemukan tumor yang letaknya di paru sebelah kanan serta adanya efusi pleura kanan (cairan di rongga pleura kanan).

Selanjutnya dilakukan evakuasi/pungsi cairan pleura kanan (efusi pleura kanan) dan dilakukan tindakan bronkoskopi untuk memastikan diagnosa PA (Patologi Anatomi) dari tumor paru tersebut.

Bronkoskopi adalah prosedur yang dilakukan untuk melihat ke dalam organ saluran nafas/bronchus di dalam paru-paru dengan memasukan alat serupa selang fleksibel dengan lampu dan kamera di ujungnya.

Bronkoskopi digunakan untuk mendapatkan sampel lendir atau jaringan paru untuk biopsi, untuk menghilangkan benda asing atau penyumbatan lain pada saluran paru-paru, atau untuk memberikan terapi pengobatan untuk masalah pada paru-paru.

Dari hasil biopsi dan CT Scan paru diketahui diagnosa pasien adalah kanker paru jenis Non Small Cell Lung Cancer - Adenocarcinoma stadium 4.

Adenocarcinoma paru adalah jenis kanker paru primer yang paling banyak terjadi dan merupakan jenis kanker paru yang paling sering dialami oleh pasien wanita Asia yang tidak merokok.

Penanganan kanker paru termasuk adenocarcinoma tergantung pada stadium, lokasi kanker, dan kondisi pasien secara keseluruhan. Pada pasien ini, terapi awal yang dilakukan adalah kemoterapi untuk mencegah semakin menyebarnya sel kanker sambil menunggu hasil pemeriksaan analisa genetik dari sel kanker paru ini, di mana nantinya jenis obat yang digunakan akan disesuaikan dengan hasil pemeriksaan ini.

Mayapada Hospital Surabaya memiliki Oncology Center yaitu layanan untuk penanganan berbagai jenis kanker yang komprehesif, mulai dari deteksi dini, diagnosa, pembedahan, dan kemoterapi.

Mereka yang merasa memiliki salah satu di antara faktor risiko kanker paru seperti disebutkan sebelumnya, dapat berkonsultasi dengan tim dokter Mayapada Hospital dari berbagai spesialisasi di https://mayapadahospital.com/askdoctor.

Dengan melakukan konsultasi dan deteksi dini, maka risiko fatal kanker paru-paru dapat dikurangi.

(rea/rea)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER