Alasan Banyak Hantu Gentayangan saat Musim Panas di Jepang

CNN Indonesia
Sabtu, 07 Agu 2021 09:58 WIB
Setiap musim panas, kisah penampakan hantu ikut menggentayangi di Jepang.
Suasana rumah hantu drive-in di Tokyo, Jepang, yang digelar pada Agustus 2020. (AP/Eugene Hoshiko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Suhu tinggi selama Olimpiade Tokyo telah menjadi berita utama di seluruh dunia. Bahkan, tahun ini dianggap sebagai salah satu Olimpiade yang terpanas dan paling lembab dalam sejarah.

Pekan lalu, petenis nomor dua dunia saat ini, Daniil Medvedev, mengatakan panas dan kelembaban di Jepang adalah "salah satu kondisi terburuk" yang pernah dia alami, bahkan menanyakan siapa yang akan bertanggung jawab jika dia meninggal.

Di tempat lain, para atlet terlihat sibuk mendinginkan diri dengan kipas, air dingin, sampai batu es setelah bertanding.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun suhu dan kelembaban yang tinggi saat musim panas bukanlah hal yang aneh di Jepang. Musim panas di Negara Matahari Terbit terkenal lengket dan berkeringat, dan bagi banyak orang Jepang: musim hantu gentayangan.

Wisata musim panas di Jepang dimeriahkan oleh kemunculan rumah hantu, perilisan film horor sampai tur ke tempat horor. Pada dasarnya kegiatan ini ialah distraksi untuk melupakan semua tentang panas yang terik.

ADVERTISEMENT

Kemunculan matahari dan arwah

Saat suhu melonjak di Jepang, diyakini bahwa batas antara dunia orang hidup dan orang mati adalah yang paling tipis, sehingga dan yurei (roh) dapat menyeberang.

Musim panas ditandai dengan festival O-bon, yang biasanya berlangsung pada pertengahan Agustus.

"O-bon adalah festival Buddhis untuk penghormatan terhadap roh anggota keluarga dan leluhur yang telah meninggal," jelas Yoshiko Okuyama, seorang profesor Studi Jepang di Universitas Hawai'i, Hilo, seperti yang dikutip dari CNN Travel.

Menurut Okuyama, festival ini didasarkan pada kisah Buddhis di mana salah satu murid Buddha, Mokuren, mengetahui bahwa ibunya yang telah meninggal telah berakhir di neraka. Dia kemudian melakukan upacara untuk menyelamatkan jiwanya.

"Mitos Buddhis ini akhirnya berkembang menjadi tradisi urabone (O-bon) sebagai waktu untuk mengadakan upacara peringatan arwah anggota keluarga yang telah meninggal," katanya.

"Dikatakan bahwa roh kembali dari anoyo (dunia spiritual) ke konoyo (dunia orang hidup) untuk menghadiri festival bersama orang hidup."

Selama O-bon, keluarga berkumpul kembali untuk memberi penghormatan di kuburan leluhur, menyalakan api unggun, membersihkan kuburan, menari bon-odori, makan dan minum.

Diyakini bahwa jika arwah dirawat oleh keluarga, maka mereka dapat pergi dengan damai ke dunia berikutnya; sebagai imbalannya orang yang telah wafat memberikan perlindungan bagi kerabat mereka yang masih hidup.

Tapi, jika almarhum tidak dirawat, atau mereka meninggal dengan cara yang kejam, roh itu bisa kembali dengan membawa dendam.

"Bahkan arwah orang yang meninggal namun tidak bisa beristirahat dengan tenang diperkirakan akan mengunjungi kita," kata Okuyama.

"Tentu saja, tidak ada waktu yang lebih baik daripada musim panas untuk membicarakan fenomena supernatural."

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...

[Gambas:Video CNN]





Alasan Banyak Hantu Gentayangan saat Musim Panas di Jepang

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER