Alor Bagai Surga Cantik yang Miskin Akomodasi

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 21 Agu 2015 11:19 WIB
Di perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste, ada ‘Surga di Timur Matahari’, yaitu Alor. Sayangnya, surga cantik di NTT itu miskin akomodasi.
Pulau Kefa, Alor, NTT (Dok. Ebbie Vebri Adrian)
Jakarta, CNN Indonesia -- "Di perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste, ada ‘Surga di Timur Matahari’, yaitu Alor. Banyak potensi unik yang belum terjamah banyak tangan. Sayangnya, kita terlambat memberi perhatian," ujar Bupati Alor, Amon Djobo, dalam konferensi pers di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Kamis (20/8).

Terlambatnya perhatian terhadap salah satu potensi pariwisata ini juga diakui oleh Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya. Menurutnya, salah satu masalah besar yang menghalangi majunya pariwisata di Nusa Tenggara Timur ini adalah akses.

Amon pun memaparkan bahwa penerbangan langsung dari kota-kota besar, seperti Denpasar dan Jakarta, menuju Alor hanya ada tiga kali dalam sehari. Penerbangan dari maskapai Wings dan Trigana Air tersebut hanya dapat menampung 57 dan 79 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, jika ingin melakukan perjalanan laut, waktu yang ditempuh cukup panjang, sekitar belasan jam dari Labuan Bajo.

"Tentunya, kalau dibuka rute penerbangan yang melalui Alor, akan lebih mudah akses ke sana," ujar Amon.

ADVERTISEMENT

Namun, Arief beranggapan bahwa masalah pembukaan akses tersebut sebenarnya lebih mudah diatasi jika lebih banyak turis yang ingin bertandang. Sedangkan kini, Alor baru dapat mendatangkan 11 ribu wisatawan nusantara (wisnus) dan 1.200 wisatawan mancanegara (wisman).

"Jika lebih banyak demand, tentu saya akan lebih mudah minta bantuan pemerintah dan instansi lain," kata Arief.

Arief pun sebenarnya yakin Alor dapat maju. Pasalnya, ia sendiri sudah pernah menikmati keindahan bawah laut di Alor.

"Saya pernah ke sana. Indah sekali. Sekarang saja, tempat diving di Alor itu sudah menempati posisi ketiga paling indah setelah Labuan Bajo dan Raja Ampat," kata Arief.

Belum lagi, letak Alor di antara beberapa daerah wisata, seperti Labuan Bajo dan Bali, dianggap cukup strategis. Arief pun menjelaskan salah satu strategi yang mungkin dapat diterapkan untuk memajukan Alor.

"Mungkin orang bingung saya masih promosikan Bali yang sudah ada empat juta wisman dan 16 juta wisnus, tapi itu cara bagus. Jika orang sudah ke Bali, kita bisa tawarkan mereka ke daerah sekitarnya," ucap Arief.

Cara tersebut terbukti jitu dalam pemasaran daerah Banyuwangi dan Lombok. Sejak melakukan promosi wisata paket, Banyuwangi disambangi 30 ribu wisman, sementara Lombok satu juta wisman.

"Kalau dilihat, 90 persen di antaranya itu ya dari paket wisata Bali-Banyuwangi dan Bali-Lombok," tutur Arief.

Sementara menunggu hasil promosi, Arief menyarankan agar Alor berbenah menyiapkan akomodasi di daerahnya.

Amon pun mengakui bahwa Alor masih kekurangan akomodasi. "Sampai sekarang, baru ada dua hotel bintang satu dan satu hotel bintang tiga. Ketika mulai banyak turis mancanegara datang, kita baru berpikir bangun homestay, rumah makan, hotel. Semoga semuanya bisa selesai cepat," katanya.


(mer/mer)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER