Aksara Jawa atau Carakan adalah aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa. Aksara Jawa juga dikenal dengan sebutan lain, yakni Hanacaraka yang merujuk pada deretan aksara itu sendiri.
Supaya lebih memahaminya, berikut penjelasan mengenai aksara Jawa, huruf, pasangan, sandangan, lengkap beserta contohnya.
Aksara Jawa merupakan salah satu bentuk peninggalan budaya tulis masyarakat Jawa yang masih digunakan hingga saat ini. Bahkan, aksara Jawa masuk sebagai materi dalam muatan lokal Bahasa Daerah di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Aksara Jawa tidak muncul begitu saja. Terdapat mata rantai sejarah yang mengawali perkembangan aksara ini. Berbagai sumber menyebut, aksara Jawa jika ditelusuri berakar dari aksara Brahmi di India.
Kemudian berkembang menjadi aksara Pallawa lalu diteruskan ke aksara Kawi atau aksara Jawa Kuno. Aksara Kawi inilah yang menjadi pendahulu bagi aksara yang berkembang di Nusantara khususnya di tanah Jawa, salah satunya aksara Jawa.
Aksara Jawa diperkirakan digunakan masyarakat Jawa sejak abad ke-15 dalam wujud sastra maupun tulisan sehari-hari.
Aksara Jawa terdiri atas 20 huruf, mulai dari 'ha' dan berakhir dengan 'nga'. Aksara Jawa ditulis dari kiri ke kanan dan tanpa mengenal spasi.
Selain itu, aksara Jawa bersifat silabik, artinya huruf konsonan dan vokal menyatu sehingga membentuk suku kata. Misalnya ha, na, ca, ra, ka; bukan h, n, c, r, k.
Hal ini membuat sistem aksara Jawa berbeda dengan huruf latin bersistem alfabetik yang diwakili satu huruf, seperti a, b, c, d, e, dan seterusnya.
Berikut huruf dasar dalam aksara Jawa beserta bunyinya.
ꦲ | ꦤ | ꦕ | ꦫ | ꦏ |
ha | na | ca | ra | ka |
ꦢ | ꦠ | ꦱ | ꦮ | ꦭ |
da | ta | sa | wa | la |
ꦥ | ꦝ | ꦗ | ꦪ | ꦚ |
pa | dha | ja | ya | nya |
ꦩ | ꦒ | ꦧ | ꦛ | ꦔ |
ma | ga | ba | tha | nga |
Selain aksara tersebut, aksara Jawa juga dilengkapi dengan angka, yang ditulis dengan lambang seperti berikut:
꧐ | ꧑ | ꧒ | ꧓ | ꧔ | ꧕ | ꧖ | ꧗ | ꧘ | ꧙ | ꧑꧐ |
0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
Karena beberapa angka memiliki bentuk atau lambang yang sama dengan aksara Jawa, misalnya angka 1 sama dengan aksara 'ga', 7 sama dengan aksara 'la', dan 9 sama dengan aksara 'ya', maka untuk menggunakan angka di tengah kalimat membutuhkan tanda yang disebut tanda pangkat ꧇...꧇
Tanda pangkat aksara Jawa ini sebagai penanda angka dan ditulis mengapit pada aksara angka.
Contoh: 'Tanggal 15 Juni', menjadi ꦠꦁꦒꦭ꧀꧇ꦒ꧕꧇ꦗꦸꦤꦶ
Kedua puluh aksara Jawa di atas memiliki pasangannya sendiri-sendiri. Pasangan ditulis di tengah kata atau kalimat yang berfungsi untuk mematikan aksara yang diiringnya supaya menjadi konsonan.
Berikut 20 pasangan yang dimiliki masing-masing aksara.
Pasangan aksara Jawa (Foto: Buku Pepak Bahasa Jawa oleh Febyardini Dian dkk) |
Terdapat ketentuan dalam meletakkan pasangan aksara Jawa yang perlu kamu perhatikan. Untuk pasangan ca, ra, ka, da, ta, la, dha, ja, ya, ma, ga, ba, tha, nga diletakkan di bawah aksara yang dipasanginya.
Sementara pasangan ha, sa, pa, nya diletakkan sejajar di sebelah kanan aksara yang dipasanginya; sedangkan pasangan na dan wa diletakkan menggantung pada aksara yang dipasanginya.
Contoh: 'Nulisa aksara Jawa'. Huruf 'ka' pada kata aksara harus dimatikan agar menjadi konsonan, sehingga pada huruf 'sa' yang mengikutinya perlu diganti dengan pasangan.
Dengan demikian, penulisannya menjadi ꦤꦸꦭꦶꦱꦲꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ
Apabila huruf 'ka' tidak dimatikan dan 'sa' tidak diberi pasangan, maka akan berbunyi ꦤꦸꦭꦶꦱꦲꦏꦱꦫꦗꦮ atau 'nulisa akasara Jawa'.
Sandangan atau sandhangan adalah tanda diakritik yang berfungsi untuk mengubah bunyi pada huruf aksara Jawa. Terdapat empat macam sandangan, yaitu sandangan swara, sandangan sigeg, sandangan anuswara, dan pangkon.
Sandangan aksara Jawa (Foto: Buku Pepak Bahasa Jawa oleh Febyardini Dian dkk) |
1. Sandangan swara dipakai untuk mengubah bunyi vokal aksara Jawa yang semula menghasilkan suku kata terbuka [a] memerlukan sandangan agar menjadi bunyi vokal [i], [é], [e], [u], dan [o].
Berikut nama sandangan beserta bunyinya.
2. Selanjutnya sandangan sigeg yang berfungsi untuk mengubah bunyi aksara agar mendapat bunyi konsonan. Sandangan ini terdiri atas wignyan [h], layar [r], dan cecak [ng].
3. Berikutnya adalah sandangan anuswara yang digunakan untuk mengubah bunyi aksara agar muncul peluluhan bunyi konsonan [y], [r], dan [w].
4. Sementara sandangan pangku atau pangkon digunakan khusus untuk mematikan kata atau mengakhiri kalimat. Berbeda dengan pasangan yang ditulis di tengah kata atau kalimat, sandangan pangkon ini hanya digunakan di akhir kalimat.
Selain itu, sandangan pangkon digunakan untuk menghindari penulisan bertumpuk dua tingkat di akhir kalimat.
Jika sudah memahami penjelasan di atas, simak contoh kalimat dengan menggunakan pasangan, sandangan, dan pangkon untuk kamu perhatikan:
Demikian huruf dan angka aksara Jawa, pasangan, sandangan, beserta contohnya untuk kamu pelajari.