Krisis Monyet di Amerika, Dampaknya Bisa Sengeri Ini

Tech - Redaksi, CNBC Indonesia
09 July 2023 17:00
Ilustrasi monyet (SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images) Foto: Ilustrasi monyet (SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasokan monyet untuk bahan penelitian di Amerika Serikat (AS) dan Eropa menyusut. Akses ke hewan yang tersisa juga tidak dapat diandalkan.

Hal tersebut dilaporkan langsung oleh National Academy of Sciences, Engineering, and Medicine AS dalam sebuah laporan yang baru saja dirilis hari ini, dilansir dari Science.org, dikutip Minggu (9/7/2023).

Situasi krisis monyet untuk bahan percobaan tersebut, membahayakan bagi penelitian biomedis dan akan terus berlanjut hingga di masa mendatang.

Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) dan berdasarkan informasi dari lembaga pemerintah, Pusat Penelitian Primata Nasional, lembaga akademik, dan lebih dari 200 ilmuwan yang menggunakan primata bukan manusia, menemukan bahwa hampir dua pertiga peneliti AS telah melaporkan tantangan dalam mendapatkan monyet.

Krisis monyet yang terjadi di AS tersebut memaksa para ilmuwan untuk menggunakan hewan yang kurang ideal, dan dalam beberapa kasus, menyebabkan studi jadi terhenti. Harga monyet di AS juga meroket, menempatkan primata ini di luar jangkauan banyak peneliti.

Kurangnya populasi monyet untuk bahan penelitian di AS juga disebabkan karena pasokan monyet dari Asia mulai menyusut, sementara pusat primata domestik juga tidak mampu untuk melakukan pengembangbiakan.

Berdasarkan laporan The National Academies juga menyebut bahwa China merupakan saingan AS dalam pembelian primata bukan manusia dari Asia Tenggara.

Sebuah laporan di Eropa yang dirilis bulan lalu mencapai kesimpulan serupa. Permintaan monyet penelitian sangat tinggi di negara-negara Uni Eropa (UE) dan pasokannya sangat rendah. Sehingga Eropa tidak akan dapat memenuhi tujuannya untuk menciptakan koloni pengembangbiakan domestik yang berkelanjutan dari hewan-hewan ini.

"Penelitian primata non-manusia di Eropa akan menyusut dan bahkan berhenti di tempat-tempat tertentu. Kita bergerak ke dunia yang sangat tidak pasti," kata Kirk Leech, direktur eksekutif Asosiasi Riset Hewan Eropa.

Pentingnya Monyet Bagi Sains

AS menggunakan sekitar 70.000 monyet per tahun untuk mempelajari otak, penyakit menular, dan penuaan. Sementara di Eropa sekitar 5.000 ekor, dan Inggris sekitar tahun 2.000 ekor per tahunnya.

AS dan negara-negara lain mampu menutupi sebagian kekurangan dengan semakin banyak mencari monyet dari Asia Tenggara dan pulau Mauritius di Samudera Hindia. Tetapi permintaan pandemi melonjak, menyedot monyet untuk penelitian vaksin.

"COVID meninggalkan lemari kosong, dan kami masih berjuang untuk pulih," kata Jonah Sacha, ahli imunologi di Oregon Health & Science University yang menggunakan kera rhesus dan cynos untuk mempelajari berbagai penyakit menular.

Pada tahun 2022, Air France menjadi maskapai besar terakhir yang menolak mengangkut monyet untuk penelitian, sehingga semakin sulit membawa hewan ini ke laboratorium.

AS dan Eropa membiakkan beberapa monyet di dalam negeri, total beberapa ribu ekor, dan sebagian besar untuk peneliti akademis, tetapi fasilitas ini juga kesulitan memenuhi permintaan.

Pada tahun 2021 pemerintah AS menginvestasikan lebih dari US$ 30 juta untuk pengembangbiakan monyet di tujuh Pusat Penelitian Primata Nasionalnya. Tapi itu tidak cukup untuk mengurangi kekurangan, dan tambahan US$ 30 juta yang diminta oleh Presiden AS Joe Biden dihapuskan dari RUU pengeluaran tahun 2022.

"Ini adalah kecelakaan yang kami lihat akan datang. Sebelum pandemi, Anda bisa mendapatkannya hampir secara instan dengan harga sekitar US$ 2.000. Sekarang, dibutuhkan setidaknya satu setengah tahun, dan saya bersaing dengan orang lain yang bersedia membayar lebih dari US$ 19.000 per hewan, " ujar Sacha.

Untuk mengatasi masalah pasokan, laporan Akademi Nasional mengatakan AS harus memperluas program pemuliaan domestik dan meningkatkan koordinasi antara berbagai pemasok monyet domestik.

AS juga harus terus berinvestasi dalam model non-hewani seperti teknologi organ pada chip, yang menurut laporan terlihat lebih menjanjikan dari sebelumnya, meski belum cukup siap untuk digunakan dalam waktu dekat.


[Gambas:Video CNBC]

(cap/cap)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading