Astronot NASA Menangis Lihat Bumi dari Luar Angkasa, Kenapa?

Tech - Tim Redaksi, CNBC Indonesia
01 May 2023 17:55
Italia dan Pulau Sisilia (9/6/2019). (Johnson/Nasa)

Stasiun Luar Angkasa Internasional sedang mengorbit 255 mil di atas Laut Mediterania ketika seorang awak Ekspedisi 59 yang mencari di barat laut mengambil foto Italia dan pulau Sisilia ini. Foto: Italia dan Pulau Sisilia (9/6/2019). (Johnson/Nasa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang astronot NASA mengungkapkan hal menyedihkan saat dirinya melihat bumi dari luar angkasa.

Beberapa waktu lalu, Megan McArthur yang merupakan astronaut NASA bahkan sampai menangis melihat Bumi dari stasiun antariksa Internasional Space Station (ISS).

Hal ini dikarenakan efek perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi di planet Bumi membuat McArthur sedih karena adanya kebakaran di beberapa wilayah di Bumi.

Salah satu kebakaran hutan yang terlihat adalah di wilayah Amerika Selatan. Ia menyampaikan testimoninya dalam sebuah wawancara dengan Insider.

"Kami sangat sedih melihat kebakaran di sebagian besar Bumi, bukan hanya Amerika Serikat," ujar McArthur, dikutip dari Insider, Senin (1/5/2023).

Sebenarnya, dia mengatakan para ilmuwan telah memperingatkan kebakaran hutan itu. Untuk menyelesaikan persoalan ini, McArthur menyebut membutuhkan kerja sama dari seluruh komunitas global.

"Selama bertahun-tahun para ilmuwan dunia telah membunyikan bel alarm ini. Ini adalah peringatan bagi seluruh komunitas global. Butuh seluruh komunitas global untuk mengatasi tantangan ini," jelasnya.

Kebakaran hutan ini terjadi beberapa waktu lalu dan terlihat dari citra satelit berbentuk awan asap. Daerah yang mengalaminya tidak hanya AS, namun juga di Siberia, Yunani, Spanyol hingga Pacific Northwest.

Turki dikabarkan cukup terpukul karena bencana kebakaran itu. AS juga disebut melakukan upaya merekrut petugas kebakaran dengan jumlah cukup.

Sementara itu, hutan hujan di Brazil mengalami ancaman deforestasi. Simon Evans dari Carbon Brief mengatakan kejadian tersebut telah berlangsung dalam beberapa waktu terakhir.

Sebagai informasi, deforestasi dilakukan agar lahan dapat digunakan sebagai misalnya pertanian, peternakan, bahkan kawasan tinggal atau perkotaan.

Kejadian di Brasil dijalankan kolonialis sebagai cara membuka lahan untuk menanam tanaman komersial seperti karet, gula, dan tembakau.

Ini dipercepat dalam paruh terakhir abad 20 yakni sebagai lahan peternakan sapi, perkebunan tanaman skala industri. Misalnya adalah kedelai, kelapa sawit dan penebangan.

Parahnya, terlihat dari foto udara, lahan terus berkurang dari waktu ke waktu. Amazon jadi lebih banyak melepaskan CO2 daripada menyerapnya dalam 10 terakhir.

Ancaman lainnya adalah 40% hutan juga berubah menjadi sabana kering. Ini terjadi jika hutan turun karena perubahan iklim. Sabana berada di wilayah dengan iklim sedang dan curah hujan lebih sedikit.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Gara-Gara Ini, Astronot AS Bikin Heboh Indonesia & Dunia


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading