Sri Mulyani: Aset Virtual Sitaan Kejahatan Keuangan Naik hingga 52%
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan komitmennya untuk mengenjot kegiatan penyitaan aset virtual hasil kejahatan. Hal ini diungkapkannya saat pertemuan Financial Action Task Force (FATF) Ministerial Meeting Kamis (18/4/2024) di Washington DC Amerika Serikat.
Menurut Sri Mulyani, jumlah aset virtual sitaan yang teridentifikasi meningkat menjadi 52% dibandingkan sebelumnya hanya 10%.
"Saya sampaikan bahwa Indonesia sangat berdedikasi dalam meningkatkan kepatuhan, transparansi, dan efektivitas dalam memerangi kejahatan keuangan, khususnya dalam bidang aset virtual. Tahun 2023 lalu, jumlah aset virtual sitaan yang teridentifikasi meningkat menjadi 52% dari hanya sebesar 10% sebelumnya.," ujar Sri Mulyani dikutip dari akun Instagram Sri Mulyani @smindrawati, Jumat (19/4/2024).
Dia menegaskan Indonesia berkomitmen akan memainkan peran aktif dan konstruktif dalam upaya-upaya positif yang dilakukan FATF demi membangun masa depan sistem keuangan yang berintegritas dan bebas dari kejahatan keuangan.
FATF adalah organisasi internasional yang berfokus dalam pemberantasan pencucian uang, pendanaan terorisme, dan pendanaan proliferasi senjata pemusnah masal (AML/CFT/CPF). Adapun aset virtual yang dimaksud a.l. mata uang kripto hingga NFT.
[Gambas:Video CNBC]
Video: Sri Mulyani Jawab Isu Pengunduran Diri: Saya Bekerja!
(haa/haa)